Meriahnya Jalan Asia Afrika Pada Perayaan HUT Bandung Ke-207

dok.pribadi

Apa sih yang nggak menarik dari Bandung? Nama Bandung sudah menjadi label tentang segala sesuatu yang dianggap keren, gaul, cool, dll.

Apa sih yang tidak menarik dari ibu kota provinsi Jawa Barat ini? Predikat Parijs van Java melekat padanya sejak zaman kolonial Belanda. Belum lagi sebutan Bandung Kota Kembang, Bandung pusat fashion, Bandung gudangnya kuliner, bahkan ada yang menyebut Bandung sebagai tempat berkumpul gadis-gadis cantik yang bening dan bersih kulitnya. Semua yang keren tampaknya dilekatkan di kota dengan penduduk sekira 2,5 juta jiwa ini.

Kini, dengan tagline Bandung Juara, kota ini makin menginspirasi warganya untuk semakin kreatif. Beragam acara menarik mewarnai aktivitas kotanya. Mulai dari seni budaya hingga teknologi. Semua ada, tinggal pilih yang cocok dengan minat kita. Wali Kota Bandung beserta jajarannya semaksimal mungkin berusaha membahagiakan warganya dengan berbagai kegiatan selain pembangunan enam ratus taman yang tersebar di berbagai lokasi strategis di wilayah Kota Bandung.

Di ulang tahunnya yang ke-207, acara  takkalah menarik digelar Pemkot Bandung bekerja sama dengan Daihatsu. Acaranya adalah Botram with Daihatsu. Kerja sama ini dilakukan bertepatan juga dengan perayaan 110 tahun Daihatsu. Sesuai dengan usia Daihatsu, pengisi acaranya pun 110 mobil Grandmax yang disulap menjadi mobil toko di acara tersebut.

dok.panitia Botram with Daihatsu
Botram adalah akronim dari Bandung Oto Trade Market. Apa sih isi acaranya? Dalam konferensi pers yang diadakan Pemkot Bandung 18 September 2017 lalu, acara HUT Banudng ke-207 ini akan dimeriahkan oleh 110 mobil toko di sepanjang jalan Asia Afrika. Mobil toko? Apaan tuh? Mobil toko ini mulanya –mungkin- terinspirasi food truck yang sudah populer sebelumnya di Amerika. Di Indonesia, mobil toko atau moko tidak hanya dipakai untuk berjualan makanan, tetapi juga berjualan pakaian, buku, perabotan, dan sebagainya. Intinya, si moko ini dimaksimalkan pemanfaatannya oleh si empunya. 

Botram sendiri kalau dalam bahasa Sunda artinya makan bersama-sama. Biasanya yang ikut botram membawa makanan dari rumah masing-masing. Setelah itu, mereka akan salign bertukar makanan saat waktu makan tiba. Guyub rukun alias silih asah,silih asih, dan silih asuh tecermin dalam kegiatan botram itu. Nah, mungkin itu juga salah satu alasan pemilihan nama acara Bandung Oto Trade Market yang disingkat menjadi Botram. Pas dengan makna asli botram karena di acara Botram with Daihatsu, ada banyak moko yang berjualan makanan sehingga acara botram pasti dijumpai di sepanjang jalan Asia Afrika selama acara.

Dalam konferensi pers itu pula, dijelaskan bahwa kegiatan Botram with Daihatsu adalah upaya Pemkot Bandung untuk memberi kemudahan bagi UKM dalam menangkap peluang untuk perkembangan usaha mereka. Sementara itu, kegiatan serupa sudah 3 kali diikuti Grand Max moko 3 acara besar di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Jika di tiga acara sebelumnya, moko yang diundang hanya 40 unit, di perayaan hari jadi Kota Bandung ini, moko yang ikut ada 110 unit. Mantap banget kan? Kebayang serunya.

moko yang hadir di acara konferensi pers Botram with Daihatsu (dok. pribadi )
 Acara ini diselenggarakan selama dua hari, yakni 23 – 24 September 2017. Pada hari Sabtu, 23 September 2017, kita bisa mengunjungi Botram with Daihatsu pada pukul 18.00 -  23.00. Pada hari Minggunya, 24 September 2017, kita bisa mengajak keluarga dan handai taulan ke Botram with Daihatsu sekalian jalan pagi mulai pukul 06.00 hingga pukul 11.00. Waktunya memang tidak panjang, tapi memuaskan jika kita memanfaatkan waktu berkunjung itu semaksimal mungkin. Yah, bisa saja window shopping sambil icip-icip beragam menu makanan yang ditawarkan di kanan dan kiri jalan Asia Afrika.
salah satu moko yang selalu ramai (dok.pribadi)

Walikota Bandung membuka acara Botram with Daihatsu (dok. pribadi)
aya datang ke acara pada Sabtu malam, sekira pukul 19.00 WIB. Saya menyusuri jalan legendaris ini mulai dari perempatan lampu merah Hassaram. Beramai-ramai bersama keluarga, saya melewati Kantor Pos Bandung, BRI Tower yang berseberangan dengan Alun-Alun Bandung, Gedung Merdeka hingga Hotel Grand Preanger. Perjalanan sejauh itu tidak terasa lelah karena banyak moko menarik di kanan-kiri jalan. Belum lagi aksi pengisi acara di panggung. Semua serba menarik perhatian dan bikin betah.
salah satu pengisi acara (dok.pribadi)

Namun, tak ada gading yang tak retak. Banyak moko yang tidak memasang lampu pada mobil mereka. Moko-moko yang gelap itu bagi saya kurang menarik untuk disinggahi. Salah satu moko yang saya cari karena menjual menu favorit saya pun ternyata tidak memasang lampu. Saya skip aja deh mokonya. Moko gelap bikin ilfil. Hehehe...

3 dari 110 moko di Botram with Daihatsu (dok.pribadi)
Moko-moko tanpa lampu itu ada di jalan Asia Afrika yang sebelum lokasi panggung Botram with Daihatsu. Berbeda dengan saya, pengunjung lain sih banyak yang singgah di moko-moko tanpa lampu itu. Semakin jauh berjalan, semakin banyak moko dijumpai. Dan yang penting, moko-moko itu berlampu. Mokonya jadi kelihatan kerennya. 
Mangkok Manis yang selalu ramai (dok.pribadi)
Lautan pengunjung membuat Botram with Daihatsu terasa sekali kemeriahannya. Kalau dilihat padatnya jalan Asia Afrika di Sabtu malam dan Minggu pagi, target 5000 visitor sepertinya tercapai atau mungkin terlampaui. 
Habis lelah, terbitlah bahagia. Habis bahagia datanglah kesukesan. Maju terus Kota Bandung. Bandung Juara!