Jelajahi Surga Wisata Ternate

landmark Kota Ternate (rri.co.id)

Dari sekian banyak tempat yang pernah saya singgahi, Ternate sangat berkesan di hati. Saya bersyukur pernah tinggal empat tahun di Ternate. Kota yang hanya butuh dua jam untuk mengelilinginya. Kecil-kecil cabe rawit, kata pepatah. Ya, meskipun kota kecil, perputaran uang di Ternate selama saya tinggal di sana, menurut harian Bisnis Indonesia, menduduki posisi kedua di Indonesia.

Sebelum ibu kota provinsi Maluku Utara pindah ke Sofifi, Ternate menjadi pusat pemerintahan. Seluruh masyarakat Maluku Utara harus ke Ternate untuk menyelesaikan urusan pemerintahan, ekonomi, pendidikan, bahkan kesehatan. Waktu sedang antre di klinik dokter anak, saya berkenalan dengan seorang ibu yang akan mengimunisasi bayinya. Dia sengaja menyeberang dari Tidore ke Ternate demi pelayanan kesehatan yang diyakininya jauh lebih baik.

Surga Wisata Ternate

Kesan pertama menginjakkan kaki di Bandara Sultan Baabullah, rasanya seperti bukan berada di bandara. Saya merasa seperti di terminal bis Jombor, Yogyakarta. Terminal bis kecil yang sepi. Etapi itu tahun 2004, sekarang pasti sudah ramai dan bagus kondisinya.

Kota Ternate merupakan tempat wisata yang komplit menurut saya. Kota ini dikelilingi gunung, danau, dan pantai. Travelling ke Ternate ibarat sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Ada apa saja di Ternate?

1. Wisata Alam

  • Batu Angus
Pada abad ke-17, Gunung Gamalama meletus hebat hingga aliran lava bekas letusannya menjadi hamparan batu yang tampak seperti hangus terbakar. Masyarakat setempat menyebutnya batu angus karena lava-lava beku ini berwarna hitam kelam.

dok.tribudiarto
Sekilas gundukan batu ini biasa saja. Namun, jika melihatnya lebih dekat, gundukan batu ini menyerupai stalagmit. Kita bisa menikmati birunya laut saat duduk di atas gundukannya.
Akses ke Batu Angus pun mudah. Angkot lewat di depannya. Kita juga bisa naik ojek atau taksi. Hamparan batu ini membentang dari kaki Gunung Gamalama hingga ke pantai. Kalau ingin mengeksplorasi lebih banyak, kita bisa masuk ke bagian dalamnya.

  • Pantai Sulamadaha
Pantai Sulamadaha ini biasanya menjadi pantai tujuan pikinik keluarga kami. Aksesnya mudah dan sudah termasuk komplit fasilitasnya. Pasirnya hitam berpadu dengan air laut yang jernih dan bergradasi biru.

dok.tribudiarto
Dulu belum sekeren sekarang pengelolaan pantainya. Belum ada snorkeling, wisata bawah laut, dan lain-lain. Eh, sekarang waktu saya lihat foto-foto teman yang berkunjung ke sana, duh, mupeng banget!
Pantai ini luar biasa cantik dan keren. Nggak kalah deh sama wisata pantai populer lain di dalam dan luar negeri.

  • Pantai Jikomalamo
Pantai Jikomalamo adalah pantai kecil. Dengan garis pantai sepanjang kurang lebih 100 meter, kita serasa ada di pantai pribadi. Pantai ini sangat khas dengan pasir putih, anginnya sejuk, dan desiran ombaknya lembut. Jadi, sangat aman untuk berenang di tepi pantai, diving, snorkeling, atau duduk santai di atas pasir sambil ngemil pisang goreng cocol sambal dan es teh atau es jeruk.


dok. Meifrianadewi
Akses ke Pantai Jikomalamo harus menggunakan perahu. Dulu kami naik perahu dari Pantai Sulamadaha. Jarak yang kami tempuh dari Pantai Sulamadaha sekira 2 km. Sekarang, kita bisa menyewa kapal dari Hol Sulamadaha. Biayanya Rp 200 ribu – Rp 250 ribu. Ini masih bisa ditawar lho. Catet! ;)

Fasilitas di Pantai Jikomalamo tidak selengkap di Pantai Sulamadaha. Namun, kecantikan pantainya membuat kita memaklumi apa pun yang belum ada di pantai ini. Hihihi..

  • Danau Tolire
Danau Tolire terletak sekitar 18 km dari pusat kota Ternate. Danau ini terbentuk pasca letusan Gunung Gamalama pada abad ke-17. Dari letusan itu muncul dua danau, Danau Tolire Jaha dan Danau Tolire Kecil.

dok.tribudiarto
Penduduk setempat meyakini ada buaya putih besar yang hidup di danau ini. Si buaya akan muncul di waktu tertentu. Ah, saya lupa kapan persisnya.

Selain mitos buaya putih, hal unik lain adalah kebiasaan melempar kerikil ke tengah danau. Orang-orang percaya kerikil itu akan lenyap di tengah danau. Padahal kan seharusnya hukum gravitasi menarik si kerikil jatuh ke danau.

Karena dianggap ajaib, kerikil-kerikil pun dikomersilkan. Saya pernah iseng mencari kerikil di sekitar danau. Ajaib! Tidak ada kerikil. Usut punya usut, ada anak-anak pengumpul kerikil yang akan menjual si kerikil pada sore hari. Mengingat anak-anak penjual kerikil, saya jadi teringat Mail di serial Upin Ipin.

  • Telaga Nita
Telaga Nita dikenal juga dengan Telaga Biru. Pasti sudah tahu alasannya disebut Telaga Biru. Yup, karena air telaganya berwarna biru. Telaga Biru ini terletak di samping timur Pantai Sulamadaha. Nama Nita merupakan nama Permaisuri Sultan Mudaffar Sjah, Boki Nita Budhi Susanti. Untuk mengakses tempat ini, kita harus naik kapal motor lebih dulu.

dok.natsabitah

2. WISATA SEJARAH

  • Kedaton Ternate
Kedaton Ternate merupakan salah satu objek wisata yang biasanya menjadi daftar wajib kunjung bagi wisatawan yang singgah ke Pulau Umagapi ini. Apalagi, kabar tentang kesaktian mahkota sultan sudah tersiar sampai mancanegara. Menurut cerita Jou Ou Kolano (bahasa Ternatenya Sultan), mahkota ini punya rambut yang bisa terus tumbuh. Mistis banget ya?

(dok.malututoday)
Foto ini adalah bagian depan Kedaton Ternate. Balkon Kedaton menjadi tempat Sultan Ternate menyapa para pengikutnya di acara-acara adat. Hati saya merinding waktu melihat pengikut Sultan menyemut di lapangan bawah dan menjawab sapaan beliau.

2. Berbagai benteng peninggalan Portugis dan Belanda Tolukko

Ada banyak benteng peninggalan Portugis dan Belanda di Ternate. Kebetulan selama di Ternate saya hanya mengunjungi dua benteng, Oranje dan Tolukko. Ngakunya suka sejarah, empat tahun di Ternate hanya dua benteng yang dikunjungi. Duh..

dok.kamerabudaya
Benteng Tolukku merupakan benteng yang dibangun Portugis pada tahun 1540. Benteng ini terletak di Kelurahan Sangaji, Ternate Utara. Konon salah satu lorong benteng ini menjadi tempat melarikan diri tentara Portugis yang langsung tembus ke pantai. Sejak pemugaran benteng tahun 1996, lorong tersebut ditutup selamanya demi alasan keamanan.

3. Wisata Kuliner

Habis piknik, terbitlah lapar. Ada kuliner apa aja di Ternate? Banyak, tapi saya baru mencicipi sebagian saja. Rasanya enak dan ngangeni. Berikut ini saya bagikan ceritanya.


cakalangfufu (dok.tribudiarto)
Ini menu wajib orang Ternate. Ikan cakalang/tongkol asap bisa langsung dinikmati usai diasap. Cukup dikucuri jeruk nipis/jeruk ikan ditemani nasi hangat atau sagu ditambah dabu-dabu mentah. Cakalang fufu pun bisa diolah menjadi cakalang rica-rica.



dok.Luqmanhakimarifin
  • Ikan bakar colo-colo
Ikan bakar tanpa banyak bumbu disantap dengan dabu-dabu mentah. Dabu-dabu ini nama lain sambal. Irisan cabe rawit, irisan bawang merah, irisan tomat, daun kemangi, air jeruk, sedikit minyak, dan sedikit garam.

  • Popeda dan ikan kuah kuning
Popeda ini tepung sagu yang direndam sebelumnya kemudian digulung-gulung gitu pakai garpu. Orang Ternate menyantapnya langsung pakai tangan. Untuk yang belum terbiasa, popedanya meleset terus saat dipegang.

  • makanan kobong/makanan kebun
Makanan kebun bisa dijumpai di berbagai kesempatan bahkan saat acara pernikahan. Makanan kebun ini terdiri atas pisang rebus, singkong rebus, dan ubi rebus yang dikukus dengan santan. Keduanya disajikan bersama ulak-ulak. Ini kalau di Bandung serupa karedok. Bedanya sausnya berbahan dasar kacang kenari.

  • pisang goreng mulut bebek cocol sambal

pisang mulut bebek (dok.kamerabudaya)

Pisang ini bentuknya memang mirip paruh bebek. Pisang jenis ini di Ternate dianggap sebagai pisang kasta tinggi di antara pisang-pisang lainnya. Pisang mulut bebek dipilih yang belum matang betul lalu digoreng tanpa tepung. Masyarakat Ternate menyantapnya bersama sambal, bisa sambal tomat atau sambal terasi.

  • Sarabba
Air jahe + gula merah + susu lalu ditaburi kenari cincang. Dinikmati panas-panas. Kalau tidak dikasih susu, namanya guraka.

  • Gohu ikan
Ini serupa dengan sashimi dari Jepang. Ikan segar dikucuri jeruk nipis ditambah dabu-dabu mentah lalu ditaburi kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar. Rasanya manis, gurih, dan asam. Ingin mencoba membuatnya sendiri? Pastikan ikan benar-benar segar ya.

---
Sempurnanya keanekaragaman wisata di Ternate membuat kota ini layak dinobatkan sebagai surga wisata. Akses ke Ternate pun semakin mudah karena kini sudah banyak maskapai yang menetapkan jadwal penerbangan ke kota ini. Kini, agar lebih praktis, kita bisa mengecek harga tiket sekaligus melakukan pemesanan tiket pesawat secara online.


































Kesetaraan Gender Wujudkan Indonesia Bebas Stunting


www.siswiyantisugi.com
dr.Widyawati, MKM (dok. Ncie Hani)


Hari gini masih ada patriarki? ke laut aja...


Patriarki sekilas dianggap bukan masalah besar karena sudah menjadi bagian keseharian masyarakat. Ketika ayah diposisikan sebagai 'raja kecil' di rumah, ibu dan anak-anak menjadi pelayannya. Sebenarnya sih, kalau di kisah raja-raja, ibu berperan sebagai permaisuri. Namun, tidak di negeri ini. Kuatnya tradisi patriarki di kultur masyarakat kita menempatkan ibu dan anak perempuan sebagai kelompok tak berdaya; sebagai subordinat dalam keluarga.



Hari ini, 22 Desember 2018, bertepatan ngan perayaan Hari Ibu, Kemenkes mengundang blogger kesehatan untuk berbagi informasi seputar kondisi terkini kesehatan masyarakat Indonesia. Acara ini bertema Dengan Kesetaraan Gender Wujudkan Kesehatan Keluarga.

Tema yang amat menarik mengingat parameter kemajuan suatu masyarakat adalah kesadaran adanya kesetaraan gender dalam kehidupan mereka. Apakah parameter itu sudah dimiliki negeri dengan 250 juta jiwa ini? Jawabannya ternyata belum.

Di negeri ini, masih banyak dijumpai kesenjangan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam menikmati hasil pembangunan. Perempuan masih terbelenggu kekuasaan patriarki termasuk dalam pelayanan kesehatan.

Tingginya kasus stunting, kematian ibu, dan bayi di Indonesia mencerminkan masih jauhnya negeri ini dari pencapaian kesetaraan menikmati kesehatan dalam kehidupan. Mengapa perempuan yang menjadi korban? Karena mereka seringkali takpunya otoritas atas tubuhnya, atas masa depannya, bahkan atas apa yang dipikirkannya. 

Perempuan takpunya otoritas atas tubuhnya ketika ia tak diberi kesempatan untuk merawat diri saat hamil. Perempuan takpunya otoritas atas masa depannya ketika orangtua memaksa ia menikah di usia masih sangat muda padahal ia masih ingin sekolah. Bahkan untuk berpikir tentang cita-citanya pun, perempuan takberani melakukannya. Ia takut terhadap kultur patriarki yang mengikatnya begitu erat.

Dalam kesempatan gathering ini, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, drg. Juanita P.F., M.KM., memaparkan prevalensi perkawianan pertama perempuan pada usia anak. Pada rentang waktu 2008 -  2016, usia perkawinan dialami anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Apakah anak-anak perempuan bisa menolak? Mereka tak berdaya. Padahal akibat dari perkawinan di bawah umur, kekerasan fisik dan atau seksual amat rentan terjadi. Apakah ibu-ibu cilik yang dipaksa menikah ini paham bagaimana ia harus merawat janinnya, merawat bayinya saat lahir, mengatasi baby blues, dan mendidik anak-anaknya? 

Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ia harus kuat fisik dan mental. Ia pun harus berwawasan baik agar dapat mendidik anak-anaknya dengan benar. Baik saja tidak cukup, ia harus tahu nutrisi yang tepat agar janinnya terjaga, bayi yang lahir sehat, dan dididik dengan benar.

Apa yang bisa dilakukan dinas kesehatan untuk mengatasi ini? Dinkes mengupayakan pelayanan kesehatan responsif gender dalam Program Indonsia Sehat melalui pendekatan keluarga.

Ada tiga program yang dilakukan:
1. program gizi, kesehatan ibu, dan anak
2. pengendalian penyakit menular dan              tidak menular
3. perilaku dan kesehatan lingkungan

www.siswiyantisugi.com
dok.Kemenkes RI

Ketiga program ini menjawab atau berusaha keras mencegah terulangnya kasus stunting yang disebabkan oleh gizi buruk akibat ketidaktahuan ibu mengenai nutrisi yang harus dikonsumsinya selama hamil.

baca juga Optimis Cegah dan Atasi Stunting

Faktor lain disebabkan infeksi pada ibu akibat ketidaktahuan tentang penyakit menular dan tidak menular. Faktor ketiga adalah buruknya sanitasi akibat minimnya pemahaman perilaku dan kesehatan lingkungan.

Perempuan sebagai ibu tidak bisa berjalan sendirian menjaga kesehatan diri dan janinnya selama hamil. Harus ada dukungan penuh dari suami agar terpenuhi kebutuhan nutrisi dan psikologisnya demi masa depan anak yang bebas dari stunting.

Selalu ada foto bersama di akhir acara 



Wisuda STTB XIII, Indonesia Sambutlah Kami

Ada haru menyeruak setiap kali melihat prosesi wisuda. Saya kembali teringat lima belas tahun lalu menjalani prosesi itu. Mengenakan toga dan tersenyum bahagia saat tali topi wisuda dipindahkan dari kanan ke kiri sebagai simbol kami sudah menjadi sarjana.

Ada lega sekaligus khawatir yang dirasakan saat itu. Lega karena tunai sudah perjuangan selama kurang lebih lima tahun. Namun demikian, kekhawatiran tentang masa depan pun muncul. Apakah saya akan segera mendapat pekerjaan? Apakah mudah mendapat pekerjaan? Dan rentetan pertanyaan apakah menari-nari di pikiran saya.
wisudawan-wisudawati STTB XIII (dok. rachmi)
Mungkin kekhawatiran itu juga dirasakan sebagian wisudawan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung pada hari Sabtu, 8 Desember 2018 kemarin. Kekhawatiran itu memang tidak tampak. Yang terlihat adalah keharuan dan kebahagiaan di antara mereka. Rangkaian bunga, boneka, peluk, dan cium mengekspresikan betapa hari itu adalah hari penuh kelegaan bagi wisudawan dan orangtua mereka, pun pasangan mereka.

Pada kesempatan berbahagia itu, saya hadir bersama teman-teman blogger untuk menjadi saksi diwisudanya 183 wisudawan dari Sekolah TInggi Teknologi Bandung (STTB). Bertempat Harris Hotel Convention Centre, perhelatan Wisuda XIII STTB diselenggarakan. Acara dibuka dengan hymne STTB kemudian dilanjutkan penyajian kesenian daerah, tari jaipong. Semua penarinya berhijab dan pakaiannya pun menyesuaikan. Usai tari jaipong, hadirin diminta berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan mengheningkan cipta dan mars STTB.
dok.rachmi
Sambutan dari Ketua STTB, Bapak Muchammad Naseer, S.Kom., M.T., menjadi acara selanjutnya setelah mars STTB dikumandangkan. Bapak Nasheer mengucapkan selamat dan mengimbau para wisudawan agar terus berkibar di masyarakat dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk banyak orang. Dari pengalaman selama ini, lulusan STTB hanya membutuhkan waktu tunggu 45 hari untuk mendapat pekerjaan. Ini merupakan komitmen STTB terhadap lulusannya agar bisa segera bekerja. Hal itu ditandai dengan adanya career centre yang bisa diakses mahasiswanya. Selain itu, STTB juga bekerja sama dengan banyak pihak dalam penyediaan lapangan pekerjaan.


dok. rachmi
Dalam sambutannya, Bapak Nasheer menyampaikan ada 106 wisudawan dari Fakultas Teknik dan 77 wisudawan dari Fakultas Informatika. Sejak berdiri tahun 1991, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung sudah meluluskan 1355 mahasiswanya. Pada tahun 2018 ini, ada 1250 mahasiswa yang menuntut ilmu di STTB dengan rincian 75% mahasiswa berasal dari Jawa Barat dan 25% mahasiswa lain berasal dari Pulau Jawa lain, Sumatera, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Papua, Malaysia, dan Timor Leste.

Pada kesempatan berbahagia itu pula, Bapak Nasheer selaku Ketua STTB menginformasikan bahwa pada tahun 2022 STTB akan berubah menjadi universitas. Perubahan status yang akan membuat STTB lebih maju dan berkembang di dunia pendidikan.

Kini, tibalah kami pada acara puncak. Acara yang sangat ditunggu para wisudawan dan orangtua serta pendamping mereka yang lainnya. Pemindahan tali di topi wisudawan sebagai simbol kelulusan dan resminya gelar sarjana mereka sandang di belakang nama masing-masing.

dok. rachmi
Satu per satu nama wisudawan dipanggil ke panggung untuk menerima ijazah dan ucapan selamat dari senat STTB. Diiringi nyanyian paduan suara, para wisudawan menaiki panggung dengan wajah sumringah. Dari 183 orang wisudawan, Srikanti Astuti dari program studi Teknik Industri dan Iin Indriyana dari program studi Informatika meraih gelar wisudawan terbaik.
Selain memilih wisudawan terbaik, pada Wisuda XIII kali ini, rapat senat mengumumkan nama-nama wisudawan yang mendapat predikat skripsi terbaik. Nama-nama itu adalah

Skripsi Terbaik Program Studi Informatika

1. Enung Siti Lasmanah, S.Kom.
2. Muhammad Faqih, S. Kom.
3. Reza Aldian Hidayat, S. Kom
4. Yuda R. Bagaskara, S. Kom

Skripsi Terbaik Program Studi Teknik Industri

1. Dede Nuraeni, S.T.
Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik dengan Kombinasi Algoritma Craft & ARC (Study Kasus PT Pabrik Mesin )

2. Fitri Kurniawati, S.T.
Perancangan Manufacturing dengan Metode Valsat pada Proses Produksi Excavator di PT Pindad (Persero)

3. Inggi Sri Astuti, S. T.
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Multiitem Menggunakan Lagrange Multiplier/Studi Kasus CV Trojika Indonesia

4. Srikanti Astuti, S. T.
Redesain Kursi Penumpang Bus Trans Metro Bandung (TMB) dengan metode quality Function Deployment

Skripsi-skripsi terbaik ini diharapkan bisa menjadi pijakan awal bagi para penulisnya untuk lebih mengabdikan ilmunya dan peduli pada kebutuhan masyarakat. Setelah pengumuman judul-judul skripsi terbaik, pihak STTB menandatangani MOU dengan beberapa instansi, di antaranya adalah PT. Pos, Universitas Islam Majapahit, Bank Sampah, dan Bersinar.

www.siswiyantisugi.com
penandatanganan MoU (dok. Rachmi)
MoU antara STTB dan PT Pos berupa pengiriman logistik untuk kerja praktik dan informasi lowongan kerja. Sementara, MoU antara STTB dan Bank Sampah adalah pelatihan pengelolaan sampah dan hasil kelola sampah itu diharapkan bisa membantu mahasiswa membiayai kuliahnya.

orasi ilmiah (dok. rachmi)
Rangkaian acara wisuda Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) yang dimulai pukul 09.00 berjalan lancar. Selain penandatanganan MoU, ada orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Cyrille SCHWOB, APAC Head of Research & Technology Development at Airbus yang berkantor di Singapura. Orasi ilmiah dalam bahasa Inggris yang intinya menekankan agar para wisudawan siap meniti karier sebagai tenaga ahli di era industri 4.0.

Selamat datang di dunia nyata para wisudawan. Indonesia, sambutlah anak-anak bangsa ini. Dukung terus perjuangan mereka agar bisa turut membangun negeri ini menjadi lebih maju dan sejahtera.


Akses Mudah Modal Usaha di Cekaja.com


entrepreneur concept with business elements drawn on blackboard
Menjadi wirausaha adalah cita-cita saya sejak kuliah. Terlebih saat saya membaca buku-buku Robert T. Kiyosaki. Bukunya yang membahas bebas finansial sangat mengena di hati. Saya pun berandai-andai bisa menjadi sosok bebas finansial. Robert T. Kiyosaki menginspirasi impian kehidupan saya di usia tua. Sementara, cara mendapatkan modal untuk merealisasikan impian itu belum terpikir. Saya bahkan belum memikirkan cara mendapat modal usaha di Kota Bandung setelah saya pindah kembali ke kota ini. Saat itu, saya masih terpesona dengan berbagai kisah sukses para pengusaha di dalam dan luar negeri. Kisah-kisah mereka memberi saya gambaran proses perjalanan usaha itu dirintis lalu dikembangkan.

Saya masih ingat ucapan Bob Sadino (alm),”Menjadi pengusaha itu ga perlu banyak teori. Langsung buka usaha aja.”

Langsung buka usaha aja. Pesan itu saya catat dalam hati. Karenanya, sejak usia belia, saya sudah menjual jasa memfotokopikan buku-buku teks pelajaran. Waktu itu, saya belum paham tentang UU Hak Cipta. Jadi, ya santai saja menerima pesanan fotokopi buku-buku. Kebetulan di rumah ada mesin fotokopi. Saya tinggal bawa buku-buku yang akan difotokopi lalu saya serahkan kepada bapak saya. Saya pesan buku-buku itu harus selesai tanggal sekian. Pada tanggal yang sudah diminta, saya ambil buku-bukunya. Saya terima uang dari teman-teman dan menggunakannya untuk apa saja, yang penting tidak melanggar aturan.

Bagaimana dengan modal? Waktu itu, modalnya dari bapak. Tenaganya juga bapak yang mengerjakan. Bagaimana dengan bagi hasil? Bapak tidak pernah meminta uang hasil penjualan fotokopinya. Mungkin bapak pikir hasil penjualan itu untuk tambahan uang saku atau untuk saya tabung. Yaa..sebagian kecil saya tabung, sebagian besar untuk jajan. Duh, masa remaja yang boros. Semoga peribahasa buah jatuh takjauh dari pohonnya tidak dialami anak-anak saya khusus pengalaman ini.hehehe...

Selepas SMA, usaha jasa fotokopi berhenti. Alasan utamanya karena saya melanjutkan kuliah ke luar kota. Di bangku kuliah, saya ganti bidang usaha. Saya berjualan kaos kaki. Kebetulan harga kaos kaki di Bandung di masa itu masih jauh lebih murah dibandingkan di Yogyakarta. Saya pun semangat menjualnya. Saya juga punya reseller, yaitu adik-adik angkatan. Konsumen kami bertambah dari waktu ke waktu. Ibu menemani saya sekaligus membayar semua kaos kaki yang saya beli. Dan seperti bapak, ibu tidak meminta laporan penjualan apalagi bagi hasil. Mungkin yang dipikirkan ibu sama seperti bapak. Saya bisa menggunakan uang hasil penjualan kaos kaki untuk tambahan uang jajan dan tabungan, mengingat di Yogyakarta saya takpunya sanak saudara. Sebenarnya sih hidup saya tidak merana. Ada teman-teman kost dan teman-teman kuliah sebagai saudara saya selama tinggal di kota ini.

Modal dari ibu menjadi modal utama saya berjualan kaos kaki angin-anginan selama dua tahun. Pada tahun ketiga, saya menyadari usaha kaos kaki ini prospektif. Saya pun bertekad mengurus usaha ini dengan sungguh-sungguh. Saat niat itu terpatri, Tuhan memberi saya pelajaran pertama menjadi pedagang. Seorang teman mengajak saya bekerja sama menyediakan kaos kaki sebagai properti untuk sanggar teater yang dikelolanya. Saya selalu menyempatkan diri pulang ke Bandung setiap memesan kaos kaki. Saya mengecek langsung kondisi kaos kaki agar tepat sesuai pesanan. Pemesanan pertama dan kedua lancar jaya. Kami sama-sama untung dan bahagia.

Pada pemesanan ketiga, saya tidak sempat mengeceknya. Kondisi kaos kaki jauh dari warna yang dipesan. Modal saya pun musnah karena teman saya tidak mau membelinya. Inilah bisnis. Saya pun harus memutar otak agar kaos kaki ini terjual demi kembalinya modal. Untunglah ada teman lain yang mau membelinya. Ia menawar dengan harga sangat murah. Yah, daripada tidak menghasilkan sama sekali, saya terima tawarannya. Bener-bener jual rugi.


menghitung modal (pixabay.com)


Selepas kaos kaki yang merugi, setahun saya vakum. Setelah menikah, saya ingin buka usaha kembali. Modalnya tentu tidak minta orangtua lagi. Saya dan suami memutuskan merintis usaha susu kedelai dengan sisa modal kaos kaki. Kami bahu-membahu menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Setahun berjalan, usaha kami menunjukkan perkembangan memuaskan. Terlebih saat kami mempromosikan produk susu kedelai ini di media sosial. Pesanan meningkat sehingga kami membutuhkan tambahan karyawan untuk membantu produksi.

Kami pun memerlukan kendaraan yang bisa digunakan untuk mendistribusikan susu kedelai ke pelanggan-pelanggan yang lokasinya jauh. Meskipun kami sudah bekerja sama dengan salah satu layanan food delivery, sebagian pelanggan tetap kami adalah minimarket dan warung makan. Jadi, kami tetap harus mendistribusikannya sendiri.

Agar lebih efektif, kami membutuhkan tambahan modal berupa kendaraan. Sayangnya, dana yang ada belum cukup untuk membayar uang muka kendaraan. Pelanggan memang bertambah, jangkauan pasar memang makin luas, biaya produksi otomatis meningkat. Namun, dana yang ada sudah diatur untuk pos produksi susu kedelai dan pos-pos lain.

Terbersit lah pikiran mengajukan modal ke bank. Namun, nihilnya pengalaman dan informasi yang simpang siur tentang sulitnya mengajukan pinjaman modal ke bank membuat kami maju mundur. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di tengah kebingungan itu, saat sedang berselancar di internet, saya menemukan laman yang memberikan informasi cukup memadai seputar pinjaman modal usaha.

Aha! Ini yang saya cari. Kumpulan informasi komplit tentang pinjaman modal usaha. Di https://www.cekaja.com/small-business-banking ada kalkulator penghitungan cicilan berdasarkan bunga, jangka waktu peminjaman, dan jumlah pinjaman yang diajukan. Selain itu, ada informasi berbagai jenis pinjaman yang ditawarkan untuk usaha mikro serta tata cara mengajukan pinjaman. Informasi ini sangat membantu banyak wirausaha.