Road Map Saya di Tahun 2021

road map tahun 2021
dok. Pixabay.com

Sepenting apa road map atau peta perjalanan dalam kehidupan kita? Menurut saya, road map amat penting. Ia semacam garis besar gambaran yang menjadi petunjuk mau ngapain dan akan ke mana di hari ini dan hari-hari mendatang.

Akhir tahun menjadi waktu yang paling pas untuk memetakan ulang road map kehidupan. Selain itu, mengevaluasi kembali perjalanan yang sudah dilakukan ratusan hari sebelumnya. 

Ini menjadi sesi yang menyenangkan sekaligus mencubit kesadaran saya. Mengapa? Karena banyak kesalahan juga kekeliruan akibat kemalasan yang saya lakukan kemarin-kemarin. Konsekuensinya tentu menggagalkan banyak rencana dan impian akibat kebanyakan mager alias malas gerak.

Tahun 2021 ini, saya bertekad meminimalisasi kebiasaan mager tersebut. Pelan tapi pasti, harus dibuang juga sih. Akan tetapi, mengingat mager juga manusiawi, saya kira tak apa lah sesekali mager. Dengan syarat, setelah semua agenda prioritas tuntas dikerjakan. 

Mager saya biasanya terjebak di ponsel. Awalnya merespons pesan-pesan pekerjaan lalu menyelesaikan tugas blog dan medsos. Nah, jebakan mulai muncul ketika sudah chit-chat dengan teman-teman dilanjutkan baca-baca postingan yang sebenernya ngga terlalu urgent. Tau-tau sudah dua jam lebih. Kesadaran yang tidak berdaya ketika sadar ini jebakan, tapi tetep dikerjakan. 

Belajar dari kesalahan mager yang terlalu banyak, saya pun melakukan SWOT personal. Saya mengukur Strength, Weakness, Opportunity, dan Threats. SWOT analisis ini saya lakukan untuk mengukur peluang saya di tahun 2021.  SWOT dengan pisau analisis karakter saya, kemampuan yang saya punya, pengalaman yang ada, dan peluang pekerjaan yang bisa saya lakukan. 

Becermin dari serangan Covid 19 pada tahun 2020 yang baru saja kita tinggalkan, banyak sekali hikmah yang saya dapat dari masa pandemi. Saya yakin setiap orang di dunia ini punya kesan dan hikmah berbeda-beda dari kehidupan yang dijalani semasa Covid 19 meluluhlantakkan kebiasaan dan kenyamanan manusia di bumi ini.

Satu hal yang saya catat di dalam hati dari pandemi adalah kita harus punya soft skill yang tidak terpengaruh kondisi apa pun. Apa itu? Dari pengalaman pribadi dan berbagai informasi yang saya akses di beragam sumber, saya menyimpulkan kemampuan digital marketing bisa menjadi jawabannya.

Mengapa digital marketing? Ini tentu berhubungan dengan gelombang industri 4.0 yang sekarang menjadi bagian kehidupan kita. Internet of things, artificial intelligence, dan big data sebagai panglima era ini. Dan kita, tentu tak bisa hanya menonton belaka. Ini yang menjadi dasar saya menentukan road map di tahun 2021.

Apa yang bisa saya lakukan berdasarkan tiga hal penting dari industri 4.0? Meskipun banyak orang bilang tahun 2021 ini akan menjadi tahun dimulainya society 5.0, saya kira kondisi itu masih butuh waktu. Sekarang saya fokus dan terus menggali peluang dari tiga unsur industry 4.0. 

Sebagai pegiat literasi digital, sebagai blogger, dan micro influencer, saya mulai berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk memperluas jangkauan? Tentu saya tidak bisa tetap ada di posisi pekerja. Setelah tiga tahun beraktivitas di dunia digital sebagai pekerja, saya merasa ini waktunya saya menjadi konseptor atau bekerja di balik layar. 

Road Map Saya di 2021

Dari beragam peristiwa yang saya alami dan lihat juga baca, saya mengamati dan memahami pergerakan ekonomi, budaya, sosial, dan politik masyarakat. Apa yang bisa dilakukan di kondisi ini? Apa yang harus dipahami agar tidak terseret badai dan luluh lantak? Jawabannya adalah beradaptasi.

1. Fokus belajar marketing analisis

Hasil pengamatan dan perenungan kemudian membuat saya memutuskan untuk fokus belajar marketing analisis. Mengapa marketing analisis? Jawabannya simple saja : setiap sisi kehidupan manusia sebenarnya tidak bisa lepas dari aspek pemasaran. Apa pun, bahkan ketika kita bicara tentang agama dan keyakinan. 


Marketing analisis
dok.articles.bplans.com


Pemasaran berhubungan dengan branding. Ini yang menjadi isu seksi di masyarakat kita. Branding perusahaan, branding produk, bahkan personal branding. Semua lekat dengan pemasaran. Agar tepat sasaran, analisisnya harus tokcer. 

Belajarnya di mana? Sama siapa? Nah, saya masih mencari tempat dan guru yang tepat. Sejauh ini, saya masih belajar dari masternya marketing : Hermawan Kertajaya dan Philip Kottler. Pemikiran duo pakar maketing ini selalu up to date dan menjadi rujukan banyak perusahaan. Saya berharap bisa belajar lebih banyak dan mengaplikasikannya dalam pekerjaan saya sekarang.

Hal lain yang membuat saya memutuskan belajar marketing analisis adalah dua pekerjaan baru yang saya terima di akhir tahun 2020. Dua pekerjaan ini menuntut saya untuk lebih kreatif menyusun strategi branding. Di dalam branding itu, saya harus memahami pasar. Tujuannya tentu saja agar bisa menjangkau lebih banyak kalangan untuk mengenal produk yang saya promosikan. Marketing analisis adalah jawaban untuk memperkuat strategi.

2. Trading

Sebenarnya saya sudah tertarik dengan dunia ini sejak lima tahun lalu. Namun, keterbatasan pengetahuan dan kolega yang berkecimpung di dunia ini, membuat saya menyimpan ketertarikan jauh di dalam hati.

 

Trading
dok. Pixabay.com

Yah, meskipun saya sudah membaca buku-bukunya Ellen May, tetep aja sebatas pemahaman teori. Saya belum berani terjun langsung ke dunia yang katanya penuh spekulasi ini.

Adalah suatu hari di pertengahan November tahun lalu. Seorang teman SMP mengomentari postingan Instagram story saya. 

Waktu itu saya memosting grafik pasar saham yang menurut saya menarik. Dia bertanya apakah saya trading juga? 

Pertanyaan itu membuka obrolan panjang dan berujung pada tawaran untuk menjadi partnernya di perusahaan trading yang sedang ia rintis.

Tentu saja saya tidak berpartner menjadi trader, tetapi menjadi ghost writer untuk buku yang sedang ditulisnya. Ini semacam sambil menyelam minum air bagi saya. 

Saya bisa belajar sekaligus praktik dari pengalamannya di dunia trading, baik sebagai praktisi maupun mentor bagi murid-muridnya. 

Saya pun ikut belajar juga tentang teknikal analisis trading forex dan gold. Saya mulai memahami sedikit demi sedikit dan tergerak untuk terjun juga. Modalnya masih dikit aja dulu sebagai newbie. 

Trading bisa menjadi salah satu jalan bebas finansial di masa tua selama saya melakukannya dengan strategi yang benar.

3. Menulis

Meskipun saya menempatkan 'menulis' di bagian akhir, bukan berarti ia mendapat sisa-sisa perhatian. Menulis tetap menjadi passion saya. Karena menulis pula, saya masuk dunia digital marketing yang membawa saya pada begitu banyak pengalaman baru.


Menulis blog
dok.pribadi

Saya tetap menulis blog dengan kembali fokus pada Google adsense. Saya melihat ini bisa menjadi jalan lain kebebasan finansial di masa depan. Menulis buku dan belajar UX Writer agar lebih beradaptasi dengan perubahan zaman.

Bagaimana dengan pengembangan diri saya sebagai individu, istri, ibu, dan anggota masyarakat? Itu akan saya tulis di edisi selanjutnya. Yang pasti dunia terus bergerak. Ia bergerak dari tradisional ke digital. Angka 4.0 akan maju menjadi 5.0, dan seterusnya. 

Kita tak boleh berhenti belajar, berstrategi, beradaptasi, dan tentu saja terus berkolaborasi. Semoga Tuhan merestui rencana-rencana dan memudahkan perjalanannya. Salam.

No comments