Geluti Profesi Green Jobs, Kelola Limbah Plastik dari Hulu ke Hilir

profesi green job
dok. trubus.id

Pada suatu sore, sepulang bekerja, saya melihat ibu saya mengawasi lima remaja karang taruna yang sibuk menggunting kecil-kecil bungkus makanan, minuman, deterjen, pewangi, dan sejenisnya. Setelah habis digunting, potongan-potongan kecil itu dimasukan ke dalam botol mineral. 

Potongan-potongan kecil itu harus masuk dengan padat di dalam botol mineral. Jadi, tidak sekadar memasukkan asal penuh, tetapi juga harus padat penuh. Hasilnya botol mineral pun bervolume. Saat diangkat, botol terasa berat. 

Dalam waktu sekira dua jam, tumpukan kemasan bekas itu pun berpindah semua ke botol mineral. Dari sekira puluhan kilo gram kemasan bekas makanan, minuman, deterjen, dan sebagainnya, dihasilkan guntingan-guntingan kecil yang cukup untuk mengisi lima puluh botol mineral.

Agenda selanjutnya botol-botol mineral ini dibawa ke kantor kelurahan. Ada Ibu PKK yang bertugas menerima botol-botol mineral ini. Setelah botol-botol mineral diterima, Ibu PKK atau petugas terkait menjualnya ke salah satu kantor cabang market place di Bandung. 

Saya tidak tahu berapa harga botol-botol mineral isi guntingan kemasan itu dibeli salah satu label market place tersebut. Yang pasti sih botol-botol dari masyarakat dibeli seharga Rp5000/ botol. Tadi ada lima puluh botol. Tinggal dikalikan saja Rp 5000x50 = Rp 250.000,00. Setiap orang mendapat Rp 50.000 untuk kerja selama dua jam. 

Beberapa hari kemudian saya baru tahu kalau kemasan plastik yang digunting lalu dimasukkan dalam botol mineral itu namanya ecobrick.

Profesi Green Job

Aktivitas yang dilakukan remaja karang taruna ini merupakan alternatif pengelolaan limbah plastik di lingkungan kita. Seperti yang kita tahu, limbah plastik sangat sulit terurai. Karenanya, limbah plastik masih menjadi momok bagi masa depan lingkungan hidup. 

Kita perlu banyak alternatif kelola limbah plastik. Makin banyak cara mengelola limbah plastik, makin banyak peluang kita menyelamatkan lingkungan. Laut yang penuh limbah plastik lambat laun akan kembali bersih dan bebas plastik. Itu harapan kita semua.

Mengelola limbah termasuk dalam profesi green jobs. Istilah ini mungkin masih asing terdengar. Mengacu pada namanya, green jobs merupakan pekerjaan yang berkecimpung di ranah tata kelola lingkungan hidup. 

Profesi green jobs harus ramah dan bersahabat dengan lingkungan hidup. Pekerjaan yang dilakukan harus melindungi lingkungan, berkelanjutan, menghasilkan secara finansial, dan  melibatkan masyarakat. 

profesi green jobs
slideserver.com

Ketika banyak profesi mulai tereliminasi kecerdasan artifisial di era digital, kita bisa menciptakan profesi-profesi baru di ranah green jobs. Profesi green jobs tidak selalu padat karya seperti  aktivitas yang saya ceritakan di awal tulisan.

Namun demikian, turun langsung ke lapangan membersihkan lingkungan tentu menjadi nilai tersendiri. Bukankah lingkungan bersih seharusnya berasal dari kesadaran dan keaktifan kita dalam menjaganya? Tentu banyak yang masih ingat video viral Hamish Daud memunguti botol mineral di pelataran minimarket.

Kepedulian Hamish adalah kepedulian kita. Ketika sampah plastik bertebaran, seharusnya menjadi tanggung jawab kita membereskannya. Tanggung jawab setiap orang untuk menjaga Indonesia bersih. Bersih pangkal sehat. Bersih sebagian dari iman. Aneka slogan yang kadang hanya dibaca lalu lupa.

Bonus demografi Indonesia seharusnya bisa dioptimalkan dengan cara awal membangun kesadaran tentang penting dan perlunya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Plastik sebagai produk pembungkus yang sulit dilepaskan dari gaya hidup masyarakat negeri ini.

Segala macam regulasi diluncurkan untuk meminimalisasi penggunaan plastik di masyarakat. Namun, praktiknya di lapangan sulit berhasil seratus persen. Apa yang bisa dilakukan untuk menyikapi kondisi ini? Hanya satu : kreativitas. Kita harus terus menerus memperbarui kreativitas mengelola limbah plastik dari hulu ke hilir.

Kreativitas pengelolaan plastik inilah yang kemudian menciptakan aneka profesi green jobs. Profesi apa saja yang bisa diciptakan dari kreativitas pengelolaan limbah plastik?

1. koperasi bank sampah

Sekilas profesi ini tampak sepele. Mengurusi sampah, memilah sampah, lalu mem-packingnya menjadi lebih terorganisasi. Jangan salah, profesi pengelola bank sampah yang baru merintis memang belum bisa lihat hasilnya dalam hitungan bulan. Hasil gemilang bisa kita raih setelah menjalankan usaha kurang lebih selama satu tahun.

profesi green jobs
dok.validnews

Bank sampah sejatinya adalah kelanjutan dari pengelolaan sampah dari rumah. Ketika sampah plastik atau anorganik dipisahkan tempat pembuangannya dengan sampah organik dan limbah berbahaya, sampah plastik tetap bernilai tinggi meski ia sudah menjadi sampah.

Yang wajib diingat, pengelola bank sampah berbeda dengan koordinator pemulung. Pengelola bank sampah menerima setoran sampah plastik yang sudah dibersihkan atau minimal sudah dirapikan. Pengelola mengecek, mencatat lalu merapikannya. 

Dalam kepengurusan pengelola sampah juga ada pembagian tugas. Ada penerima setoran limbah plastik. Ia bertugas mengecek lalu menimbangnya. Petugas lain yang dibutuhkan tentu saja bagian keuangan untuk membayar limbah plastik yang dijual warga.

Bagian lain yang penting adalah petugas humas sekaligus marketing. Petugas ini menghubungkan bank sampah dengan intansi terkait yang membutuhkan limbah plastik untuk dikelola kembali menjadi suatu produk baru, aspal misalnya.

Petugas pengangkutan menjadi tombak yang amat penting. Bagian ini mengangkut sampah yang sudah siap diolah kembali ke berbagai pihak. Sampah akan diantar ke industri rumah tangga bahkan industri besar yang akan mengelola sampah ini menjadi produk baru. 

Bank sampah selanjutnya bisa dikelola dalam bentuk koperasi. Tujuannya tentu saja agar berbadan hukum dan bisa lebih menyejahterakan anggotanya. 

Dalam koperasi, ada sistem monitoring pengelolaan sampah. Selain itu, koperasi bank sampah bisa membangun kemitraan strategis dengan banyak pihak, seperti UMKM untuk pengelolaan limbah plastik di hilir. 

2. perajin ecobrick


orang-orang ini menata ecobrick menjadi dinding rumah (dok.ecobrick.org)

Profesi green jobs lain yang bisa digeluti adalah menjadi perajin ecobrik. Ini adalah bentuk konkret dari sektor pengolahan limbah dan daur ulang. Sumber dayanya melimpah ruah. Setiap hari pasti kita menggunakan kemasan plastik. Entah itu makanan entah itu minuman atau juga kemasan deterjen, pewangi, bumbu, dan sebagainya.

Kita bisa mengumpulkan kemasan plastik bekas lalu mengguntingnya kecil-kecil. Setelah itu, memasukkannya ke dalam botol mineral. Padatkan dengan kayu atau benda lain agar botol padat dan berat. 

Selain sebagai perajin, kita juga bisa menjadi pengepul ecobrick. Seperti yang dilakukan Ibu PKK di kecamatan tempat saya tinggal. Setelah ecobrick terkumpul sesuai target, ecobrick dikirim ke Shopee untuk pengelolaan lebih lanjut. 

Jumlah ecobrick yang terkumpul dari sebelas RW di kelurahan kami pernah mencapai satu truk. Luar biasa! Satu truk! Itu kalo satu botol dibeli seharga 5000/botol dikalikan puluhan ribu botol. Hasilnya? Bikin hati berbunga-bunga dan sampah plastik bukan lagi kendala.

Ecobrick ini pemanfaatannya macam-macam. Ada yang memanfaatkannya sebagai kursi. Tentunya setelah dipoles, diatur sedemikian rupa. Pemanfaatan ecobrick yang lebih massif sebenarnya bisa dilakukna jika ada kolaborasi antara para seniman desain interior dan para perajin ecobrick. 

3. waste management start up

Pada umumnya, pengetahuan mengelola limbah plastik tidak muncul  tiba-tiba. Biasanya ada pelatihan dari komunitas lingkungan hidup yang bekerja sama dengan instansi terkait. Limbah plastik dari hari ke hari semakin banyak maka dibutuhkan pengetahuan untuk mengelolanya. Profesi ini sebenarnya berangkat dari pengalaman, tidak selalu harus punya latar belakang akademis lingkungan hidup. 

Kalau di lingkungan saya, para penyuluh cara kelola limbah plastik adalah ibu-ibu PKK. Mereka mendapat materi tata kelola limbah plastik biasanya dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota.

Materi workshop bisa diberikan oleh berbagai pakar di bidangnya masing-masing dengan mengadaptasi ilmunya untuk pengelolaan limbah plastik. Saya membayangkan ini akan sangat keren. Kecanggihan teknologi dan kreativitas berpadu di dalamnya menghasilkan produk baru. 

Start up yang fokus pada manajemen limbah plastik bisa memberikan workshop, teknologi praktis, dan marketing untuk kelanjutan pemasaran dan penjualan produk hasil kelola limbah plastik.
---
Pada akhirnya profesi green jobs di sektor kelola limbah plastik berawal dari kreativitas menciptakan produk baru dari beragam sampah plastik di sekitar kita. Bank sampah dan ecobrick adalah sedikit contoh dari kreativitas manusia dalam upayanya menjaga bumi agar tetap lestari dan ramah untuk ditinggali. Salam :)


No comments