Dari Blogger untuk Indonesia

"Bila ingin menguasai dunia, kuasailah dunia maya." 

Karim Suryadi mencetuskan idiom itu pada acara Flash Blogging  dengan tema 72 Tahun Memperkokoh Kebhinekaan dalam Membangun Negeri. Acara yang dihelat di Holiday Inn, Pasteur, Bandung, 21 Agustus silam.  Melalui kegiatan ini, Kominfo sebagai tuan rumah mengajak para blogger untuk memaksimalkan pengaruhnya di dunia maya. Pengaruh yang bagaimana? Tentu pengaruh yang positif.

dok.pribadi
 Menurut mantan Dekan FPIPS UPI ini, keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia bisa menjadi rumput kering yang mudah terbakar. Mengapa demikian? Karena keragaman yang dipahami sempit bisa menimbulkan kecurigaan atau penghakiman.



Keragaman bisa seputar apa saja. Bisa tentang agama, pilihan politik, suku, status sosial, bahkan pilihan sosok yang diidolakan. Keragaman yang tidak dikelola dengan bijaksana bisa menyulut terbakarnya emosi seseorang atau sebuah kelompok. Jika hal itu tidak tertangani dengan tepat, kebakaran akan meluas ke banyak tempat. Tentu kita tidak ingin negeri ini hangus; hancur lebur bukan?

Berbeda-beda tetapi satu adalah semboyan bangsa kita, bangsa Indonesia. Sayangnya, kebebasan berpendapat di ranah publik membuat orang lupa dengan semboyan itu. Ketika saluran-saluran kemerdekaan bersuara dibuka sembilan belas tahun lalu, setiap orang bisa menyampaikan segala sesuatu yang dipikirkan; yang diduga. Bahkan tanpa cek dan ricek lebih dulu, pemikiran atau dugaan itu bisa dibagikan begit saja di ranah publik ( baca : dunia maya).

Kebebasan berekspresi di ranah publik tidak lepas dari masifnya penggunaan gawai dalam kehidupan masyarakat. Tak ada yang tidak menggunakan gawai dalam kesehariannya. Gawai tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga menjadi sumber informasi. Jika dipersentasekan, masyarakat yang mengakses informasi dari media cetak jumlahnya lebih sedikit ketimbang mereka yang mengakses informasi dari portal berita dan berbaga website yang bertebaran di dunia maya.


Di sinilah peran blogger dibutuhkan. Blogger diharapkan dapat mengajak netizen untuk lebih bijak menyikapi semua peristiwa agar tidak terjebak pada prasangka-prasangka buruk. Meskipun blogger bukan jurnalis, di dunia maya, blogger bisa memengaruhi netizen melalui tulisan-tulisannya. Blogger menulis di media miliknya yang disebut website.  Website itu tidak hanya sebagai tempatnya menyampaikan berbagai ide, tetapi juga sebagai media memengaruhi orang lain.

Karena itu, sangat penting bagi blogger berhati-hati dalam mengelola tulisan-tulisannya. Ia memang bisa tetap subjektif dalam menuliskan pemikiran-pemikirannya. Namun, ia harus ingat bahwa tulisan yang sudah tersebar luas takbisa diperbaiki atau ditarik jika itu menyakiti hati seseorang atau sekelompok orang. Bahkan permintaan maaf sekalipun takbisa menyembuhkan luka akibat torehan kata-kata.


Tablet, Stylus, Secretary, Reading

Agar terhindar dari peribahasa "sesal kemudian tiada berguna, penting bagi blogger untuk memahami empat makna kebebasan :
  1. kelebihan. Dengan tulisan-tulisannya di dunia maya, ia mempunyai kelebihan memengaruhi pengguna internet agar mempunyai perspektif yang sama
  2. peluang. Blogger berpeluang menyampaikan hal-hal baru dan diikuti pengikutnya yang tersebar di berbagai belahan dunia.
  3. tantangan. Blogger ditantang mengelola ide-ide agar selalu baru dan bernas sehingga menarik para pengikut blognya atau mereka yang singgah di blognya.
  4.  karunia. Kebebasan adalah karunia untuk mengekspresikan diri dan membangun eksistensi diri.          
Empat hal tersebut mengatur kebebasan kita sehingga terasa dibatasi. Namun, jika bebas tanpa batas, masihkah bermakna kebebasan itu?

Kebebasan yang dibatasi biasanya menuntut pengalamnya untuk berhati-hati dalam bertindak. Bahkan ada yang sampai pada membatasi kebebasan berpikir. Ketika kebebasan dibatasi hingga ke dunia ide, kondisi semacam itu sangat buruk. Beruntunglah kita, bangsa Indonesia, hidup di negara demokrasi. Ada UUD yang menjamin rakyat tetap aman dan selamat untuk berkumpul, berserikat, dan mengeluarkan pendapat.

Sayangnya, ada saja pihak tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan kebebasan itu. Mereka yang tidak suka melihat orang lain bahagia. Kelompok inilah yang meniupkan berbagai berita bohong dengan sangat meyakinkan, Hasilnya, kita bisa lihat debat-debat kusir di media sosial karena berita-berita bohong itu. Debat kusir kemudian diikuti caci maki yang isinya memerahkan telinga.   

Yah, sebenarnya sih, kebohongan terjadi karena ada pihak yang mau dibohongi. Berita-berita bohong bisa menyebar sangat cepat karena ada kelompok yang membutuhkan untuk menjatuhkan kelompok lain. Betapa mirisnya . . .

Supaya terhindar dari jeratan berita bohong alias hoax, saat menulis, blogger harus disiplin melakukan klarifikasi terhadap semua berita yang dibaca. Setelah itu, bagus kalau kita tulis hasil klarifikasinya di blog kita. Itulah yang disebut literasi media. 

Sekalipun Indonesia sudah 72 tahun merdeka dan sudah 19 tahun menjadi negara demokrasi terbesar ketiga, hanya segelintir masyarakat yang tahu tentang literasi media. :Literasi media adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengomunikasikan isi pesan media dengan benar..

www.budiono.net 

Sebagai blogger, seharusnya kita konsisten mempraktikkan literasi media. Karena blog yang kita jadikan media menulis ini ada di dunia maya. Blog kita bisa diakses siapa saja, bisa dibaca semua isinya meskipun pembaca tidak mengenal kita. Sebagian isi blog kita akan menjadi acuan jawaban, atau pertanyaa tambahan tergantung sejelas apa tulisan kita.

www.pikiran-rakyat.com 
Di titik ini, kita menjalankan fungsi sebagai blogger sekaligus buzzer, Kita bisa mengajak dan mengingatkan masyarakat agar lebih disiplin mengklarifikasi berita-berita yang lalu-lalang di sekitar kita. Inilah yang dimaksud Presiden Jokowi dengan bekerja bersama. Setiap orang bekerja sesuai kapasitasnya demi Indonesia yang lebih baik.

Rutin Menulis Minimalkan Writer’s Block #selfreminder



Awal Agustus ini saya bergabung dengan UC We-media sebagai kontributor pemula. Artikel pertama saya ditayangkan pada tanggal 7 Agustus silam. Gembira hati ini saat mengecek laporan dari adminnya kalau tulisan saya lulus edit dan sudah terbit. 


Setelah itu, saya tidak pernah menulis artikel apa pun lagi. Sebenarnya banyak ide memenuhi benak saya dari waktu ke waktu tanpa henti. Ide-ide ini paling sering muncul di kondisi yang tidak memungkinkan saya menulis. Jika ada tips menulis yang menyarankan segera tulis begitu ide muncul, hal itu tidak berlaku bagi saya. Karena saat ide muncul, saya sedang sibuk memasak, berjalan kaki, buang hajat, menggendong bayi, dan kesempatan lain yang tidak memungkinkan bagi saya untuk mencatat. Jika saran itu mengatakan segera tulis begitu menemukan kertas dan pena, saya sudah ganti fokus.hehehe...


Notes, Paper, Paper Ball, Memo, Office
www.pixabay.com
Sama seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Mengingat begitu sedikit tulisan yang saya hasilkan dalam seminggu, saya bertekad menyelesaikan tiga agenda menulis di rentang waktu 7-12 Agustus 2017. Saya menyusun tiga agenda itu berdasarkan waktu dateline-nya. Tulisan pertama harus selesai hari Sabtu, 12 Agustus pukul 17.00. Sementara, tulisan kedua harus selesai 12 Agustus pukul 23.59. Tulisan ketiga harus dikirimkan tanggal 13 Agustus, tidak ada batasan waktu, yang penting masih tanggal 13 Agustus 2017.


Saat saya menjadwalkan penyelesaian tulisan itu, jarak ke dateline masih cukup lama. Akibatnya, saya pun menunda-nunda. Pemilihan alur dan sudut pandang tulisan sudah saya atur di pikiran. Yah,  sekira 2-5 kalimat. Sayangnya, saya tidak memperhitungkan writer's block yang sering menimpa saya di menit-menit terakhir. Penyebab munculnya writer's block yang saya alami di antaranya :


1. Perubahan alur tulisan

Kadangkala, di tengah penulisan, saya berubah pikiran terhadap alur yang  sebelumnya sudah saya susun. Akibatnya, saya harus mengatur ulang alur penulisan agar tetap runtut, tidak membingungkan pembaca.


2. Kurangnya data yang dibutuhkan

Penulisan artikel untuk dibaca banyak orang mutlak ditulis berdasarkan fakta dan data. Jika tidak, itu namanya pembohongan publik. Seringnya, saya sudah mengetahui dan memahami tema yang sedang saya tulis, tetapi saya kekurangan data secara signifikan sebagai pendukung tulisan saya. Akibatnya, saya tidak jadi menulis tema tersebut.


3.  Kesulitan menyertakan foto-foto

Apa yang membuat tulisan pada blog menjadi enak dibaca dan populer? Biasanya foto-foto dan infografis yang menarik. Nah, seringnya saya takpunya referensi foto yang memadai. Bahkan untuk tulisan tentang keseharian, saya jarang punya foto-foto yang bercerita tentang keseharian saya. Kalau lihat blog  atau Instagram teman-teman yang menyajikan foto-foto keseharian, saya sering berkomentar dalam hati, sempet banget motretnya. hehehe...
Tidak hanya foto, saya juga masih belum bisa menyajikan tulisan dengan infografis menarik seperti yang sering saya lihat di blog teman-teman.



Women Are Always Right


       Kelvin sangat menyayangi Mila. Perjuangannya mendapatkan hati Mila pun sangat sulit. Sebagai junior di kampus, tentu takmudah bagi Kelvin mendekati gadis itu. Selain cantik, ia juga senior Kelvin di kampus. Namun berkat kegigihannya, hati Mila pun luluh menerima cinta sang junior.
Meskipun menganggap love at the first sight sebagai mitos, Kelvin mengalaminya saat jatuh cinta pada Mila. Ia langsung terpesona pada mahluk super manis yang berdiri di depannya.  Saat itu, ia sedang berbaris di masa ospek sebagai mahasiswa baru. Gara-gara tepergok gagal fokus, Kelvin pun kena sanksi dari senior pemandunya.
Kelvin dan  Mila adalah tokoh utama dari film Mars Met Venus produksi MNC Production. Komika Ge Pamungkas berperan sebagai Kelvin. Sementara, Mila diperankan Pamela Bowie, aktris pendatang baru yang juga bermain di beberapa sinetron di televisi. Film berdurasi hampir 120 menit ini berisi flashback perjalanan cinta Kelvin dan Mila yang diceritakan dalam vlog yang dibuat selama lima hari.

foto pribadi

 Film dibuka dengan proses pembuatan vlog. Vlog ini dibuat untuk merayakan hari jadi sekaligus sebagai video prewedding mereka. Pertanyaan pertama di vlog hari pertama adalah “apakah itu cinta?”
Sepasang kekasih ini pun berdebat panjang tentang definisi cinta yang mereka pahami. Adu argumen pun dimenangkan Mila. Kelvin memilih mengalah demi cinta. Ealah . . .
Sosok Kelvin yang sering tak berdaya saat berbeda pendapat dengan pacarnya tampak melekat dalam akting Ge Pamungkas. Gaya bicara Kelvin yang sangat ekspresif pun tidak berbeda jauh dengan gaya bicara Ge Pamungkas di setiap acara standup comedy.
Bagaimana dengan Mila? Sosok cewek jutek, tapi melankolis ini diperankan apik oleh Pamela Bowie. Cara Mila bersikap menegaskan bahwa postulat women always right memang begitulah adanya.
Salah satu contohnya ketika sepasang kekasih ini sedang bercengkrama di suatu kafe. Kelvin melihat seorang wanita berpakaian minimalis melintas di depan meja mereka. Kelvin mencuri-curi pandang kepada wanita itu sembari melirik Mila yang sibuk makan.
Tiba-tiba Mila bertanya,”Seksi mana aku dengan dia?”
            “Seksi kamu dong,sayang,” ujar Kelvin cari aman.

http://www.indonesianfilmcenter.com/images/gallery/galIdFC_02082017_69511_thumb.jpg
foto indonesianfilmcentre.com
                Jawaban Kelvin malah menyebabkan Mila gusar. Ia pun memanggil wanita itu untuk duduk bersama mereka. Tentu saja si Mbak seksi ini menolak halus. Mila tidak menyerah. Ia memaksa Kelvin memotret wanita itu. Kelvin yang tidak menyangka respons Mila akan sereaksioner itu menjadi panik. Ia pun memotret seperti yang diperintahkan Mila. Eh, Mila malah makin gusar karena Kelvin memotret wanita itu. Ternyata perintah memotret itu hanya gertak sambal. Mila pun merajuk. Akhirnya sekuat tenaga Kelvin membujuk kekasihnya agar takmarah lagi. Ah, cewek..repotnya . . .
                Untungnya Kelvin mempunyai empat sahabat serumah yang bisa membantunya memahami rumitnya cewek. Empat sahabat Kevin ini diperankan oleh Cameo Project. Dari empat sahabatnya, Reza yang diperankan Reza Nangin termasuk kawan yang bijaksana. Ia banyak mengenal sifat-sifat wanita. Karena itu. saran-sarannya dinilai Kevin paling masuk akal ketimbang saran-saran ajaib dari tiga kawannya yang lain. Saking bijaksananya, Reza terlihat ganteng dan lebih keren ketimbang Ge lho. Ciyus, hehehe...
Banyak adegan konyol yang disuguhkan film ini. Ada yang kriuk garingnya, seperti dalam scene yang memberi contoh beberapa tipe cewek. Namun ada juga yang ngga terlalu garing, seperti saat sahabat-sahabatnya menyemangati Kevin menghabiskan seporsi gudeg. Lebay sih, tapi menyiratkan betapa sulitnya cowok Padang dipaksa makan gudeg yang rasanya amat manis.
                Namun, Kelvin ternyata bisa marah juga. Ia meninggalkan lokasi karena tersinggung dengan pernyataan Mila bahwa sahabat-sahabatnya tidak penting. Padahal bagi Kelvin yang tidak pernah punya sahabat sebelum ia kuliah, keempat sahabatnya sekarang adalah orang-orang paling penting dalam hidupnya selain Mila.
                Di vlog hari kelima, Mila minta maaf. Sayangnya, ada kata-kata Kelvin yang tidak pas diterima Mila sehingga untuk kesekian kalinya Kelvin harus membujuk Mila dengan semangkuk mie ayam agar memaafkannya.
                Tak ada konflik yang berarti di sepanjang cerita. Alurnya begitu-begitu saja. Konflik baru terasa ketika Mila memutuskan Kelvin karena cowok ini takpernah berani mengenalkan Mila kepada Amaknya di Padang. Kelvin pun kehilangan semangat hidup.
Takingin kehilangan Mila, Kelvin  memperjuangkan cintanya. Ia pulang ke Padang memohon restu pada Amak. Di scene ini, proses pemberian restu dari Amak sama sekali tidak greget; flat. Tapi, takapa. Yang penting penonton bahagia dengan akhir ceritanya ^^
                Film ini bisa ditonton segala usia. Dengan catatan, anak-anak SD yang nonton masih tetap harus didampingi orangtuanya. Film yang ringan untuk dicerna, cocok sebagai hiburan. Eit, meskipun ringan,  ada aktor watak kawakan, Lukman Sardi di film ini. Dia berperan sebagai apa? Tonton saja filmnya supaya tahu. Yang jelas bukan sebagai ayah Kelvin atau Mila. ^^
               
               
                .