Perempuan Yang Berharap pada Malam

Setiap kali matahari tak mampu memenuhi harapanku, kutunggu malam datang. Ketika cahaya matahari surup dan senja menjelang, aku berjanji menyelesaikan semua tugas saat bulan menjaga langit.

Saat langit mulai kelam, kunanti indahnya bintang-bintang mempercantik malam. Kutempel daftar rencanaku di setiap dinding agar mudah kulihat. 
Saat langit benar-benar kelam, kuatur waktu sedemikian rupa agar rencana demi rencana terlaksana tanpa kendala.

Sayangnya, aku tak sesigap Bandung Bondowoso mengisi malam hingga semua tugasnya selesai. Sayangnya, aku tak secekatan Sangkuriang membangun perahu hanya dalam semalam. Aku selalu gagal mengisi malam meskipun takada Roro Mendut atau Dayang Sumbi yang bersegera mengelabui ayam jantan agar menutup malam.

Malam pun berlalu dan rencana-rencanaku pupus bersama terbitnya fajar. Namun, aku tetap teguh. Kunanti malam. Kutulis lagi semua rencana dalam hati. Kuyakinkan diri malam akan membantuku.

Sudah seratus kali malam singgah. Taksatu pun rencana berhasil dilakukan. Aku malah makin asyik merajut rencana baru untuk malam-malam selanjutnya. Hendak ke mana setelah ini? Memecut diri sendiri ternyata lebih sulit. 

Mungkin berharap pada malam bukan pilihan tepat. Malam adalah saat beristirahat. Kelamnya langit membantu kita memejamkan mata dengan damai. 

Kisah Sangkuriang dan Bandung Bondowoso hanyalah segelintir kisah tentang kekuasaan atas malam. 

No comments