Cerita tentang Kebiasaan Menunda, Bagaimana Menghentikannya? Cek Tips Berikut!

Untuk kesekian kalinya, saya merutuki diri sendiri akibat kebiasaan menunda yang sangat akut. Biasanya saya mengerjakan tulisan beberapa jam sebelum batas waktu berakhir. Khusus untuk tugas akhir Danone Digital Akademi 2021, saya bertekad serius, fokus, dan sungguh-sungguh.

Sayangnya tekad itu tenggelam begitu saja. Saya tetap seperti biasanya. Memikirkan alur tulisan di dunia ide. Memikirkannya terus, terus, terus hingga batas waktu posting tulisan semakin dekat. 

Mentor Danone Digital Academy memberi kami waktu selama 3 hari untuk menyusun tulisan berdasarkan materi yang disampaikan selama 3 hari kegiatan Danone Digital Academy (DDA) 2021. Materinya pepak banget. Yang paling rumit SDGS dan konsep ekonomi sirkular. Dua kelas ini menjadi pembuka kelas DDA 2021.

Saya kebetulan berhalangan hadir di kelas saat dua materi rumit itu dipresentasikan. Alhasil, saya mulai menata konsentrasi di materi ketiga hari pertama. Judul materi yang disampaikan narasumbernya Temukan Tema Menarik buat Konten Kamu. Terjemahan kasarnya begitu. 

Menurut saya yang kreativitasnya pas-pasan, materi ketiga ini juga susah. Apalagi waktu harus bikin konten tentang dua materi sebelumnya. 

Meski ngga ikut 100% di dua materi itu, saya tetap tahu pokok-pokok bahasannya. Inilah untungnya rajin baca koran dan nonton berita.huehehe..

Jadilah saya mengusulkan tema peduli lingkungan berawal dari rumah. Meskipun saat itu saya masih tergagap-gagap dengan jalannya acara, saya berusaha keras untuk tune in dengan semua keterbatasan info yang saya terima.

Hasilnya? Apa adanya, seadanya. Waktu Bagas bahas Raisa minum Aqua sehingga sehat dan bugar terus, saya jadi ingat suaminya Raisa yang mungutin sampah di depan minimarket. Konten saya bisa menarik kalo saya pilih angle utamanya si Hamish. 

Storyline-nya Hamish sejak kecil (pasti) dibiasakan buang sampah pada tempatnya. Jadi, setelah dewasa, dia gemes lihat sampah-sampah berserakan. Bawaannya pengin beresin trus buang ke tempat sampah.

Sayangnya ide itu telat datang. Saya sudah ngumpul tugas konten dengan Nadia Sparkes, si gadis kecil pemungut sampah. Meski Nadia ini mendunia, tetep aja di negeri ini Raisa-Hamish paling menarik perhatian. Tul ngga? :D

Tugas-tugas medsos pun isinya infografis. Saya buntu. Bikin apa ya? Lihat hasil kerja temen-temen jadi jiper. Akhirnya setelah telat dua hari, saya bikin infografis dengan rangkaian gambar yang pernah saya bayangkan sebelumnya.

Hasilnya? Menurut seorang teman, saya harus lebih rajin belajar. Beklaaah...Eh, abis itu, ngga ada tugas lagi, saya malah ngga bikin apa-apa. Mager banget, scroll explore IG. Astaghfirullah...Kapan naik kelas kalo begini.

Baca juga gimana caranya bahagia? Syukuri hidupmu dengan merayakan kehidupan 

Kembali ke bahasan tugas akhir. Akhirnya setelah seabreg hambatan, saya menemukan alur secara sayup-sayup. Paragraf pembuka masih gamang. Ini kesannya fiksi, tapi sebenarnya eksposisi. 

Jadilah saya menuliskan kembali pengalaman semasa hamil di tugas akhir. Ditambah satu pengalaman sekilas teman SMP dan pengalaman nyata istri dubes Prancis. Khusus pengalaman nyata istri Dubes Prancis ini saya dapat dari cerita Eyang NH.Dini (alm) saat kami bersua tahun 2016 silam.

Sayangnya karena artikel ditulis mepet deadline, hasilnya pasti tidak maksimal. Memang sih, ada yang bisa nulis keren meski dikejar waktu. Saya ternyata tidak bisa begitu. 

Artikel ini menurut saya tidak greget. Pengantarnya memang menarik karena berupa berupa kisahan. Judulnya Ibu, Jaga Anakmu, Jaga Kesehatan Mentalmu. Namun, tujuan penulisannya tidak lengkap. Saya tidak berhasil menyampaikan pembahasan tentang pentingnya kesehatan mental bagi ibu hamil

Data yang saya tulis masih sangat umum. Infografisnya pun garing abis alias sangat standar. Dengan hasil kerja demikian, saya harus tahu diri tidak boleh muluk-muluk. Jadi juara? Oh, please..Lain kali musti bikin tulisan yang lebih bagus supaya layak berharap jadi juara :D

Sebenernya ini kegagalan yang kesekian, tetapi saya merasa sangat kecewa pada diri sendiri. Jarang-jarang lho saya begini. Biasanya ya sudahlah..Besok diulang lagi. Eh, maksudnya diperbaiki. Kenapa sangat kecewa? Karena ternyata menjadi peserta Danone Digital Academy 2021 sangat prestisius. 

Kami yang 50 blogger dan vlogger ini terpilih dari 1000 orang yang mendaftar. Bagi saya ini kesempatan emas untuk bersungguh-sungguh menulis. 

Bukan hanya ini ajang prestisius, melainkan juga saya paham tema yang saya tulis. Selain itu, tulisan saya dibaca para juri yang mumpuni dengan background masing-masing.

Seleksi macam ini mengingatkan saya pada zaman ikut Tes CPNS 2012 silam. Saya termasuk 100 orang yang lolos seleksi administrasi Tes CPNS Komisi Yudisial RI. Kabarnya peserta yang mendaftar lebih dari 1000.  

Hati saat itu berbunga-bunga. Bunganya layu ketika skor Tes Kemampuan Dasar saya terlempar dari 50 besar. Penyebabnya? Jelas, menunda-nunda mengerjakan latihan soal. Begitulah..

Kebiasaan buruk ini harus diubah, diperbaiki hingga tak melekat lagi. Di usia segini, tentu itu bukan hal mudah. Tapi apa sih yang ngga bisa kalau kita berusaha? 

Demi kualitas hidup yang lebih benar, saya menelusuri bagaimana caranya memanajemen waktu dan konsentrasi? Hasil penelusuran itu saya tulis ulang di sini ya :)

3 Langkah Atasi Kebiasaan Menunda

1. Jauhkan sumber distraksi

Media sosial, media streaming, ngobrol di Whatsapp, dan sumber distraksi lain adalah penyebab menurunnya produktivitas kita. Saya ngalamin banget nih. Ketika sedang menulis, ada notif pesan masuk di WA. Cek WA, balas pesan lanjut cek pesan lain, terus begitu. Tiga puluh menit berlalu tak terasa. Belum lagi kalo pas scroll Instagram, cek Twitter, atau mampir ke marketplace. Tau-tau ide tulisan menguap, waktu abis. Ya udah, writerblock datang. Konyol banget deh..

2. Gunakan teknik podomoro

Saya pertama baca teknik podomoro di Pinterest sekian tahun lalu. Baru bener-bener dipraktikkan akhir-akhir ini. Cara kerja teknik ini adalah mengatur waktu kerja selama 25 menit lalu istirahat 5 menit lanjut kerja lagi 25 menit. Lakukan teknik ini sebanyak 4 sesi. Jadi 25x4 = 100 menit fokus kerja dengan selingan istirahat 5 menit setiap 25 menit. 

Fungsi teknik podomoro untuk memberi sesi-sesi pada pekerjaan kita. Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tahap pekerjaan yang akan kita selesaikan. Lebih oke kalo kita pasang alarm untuk setiap 25 menit. Pas break, strict 5 menit ngga boleh bablas lho yaa :D

3. Formula 4 Kuadran

Formula 4 kuadran ini pernah saya baca di bukunya salah satu anchor Metro TV, Prabu Revolusi. Sekarang dia sudah pindah ke CNN Indonesia. 


cara cerdas atasi kebiasaan menunda

Dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, pasti tidak semuanya bersifat mendesak. Pengelompokan mendesak, tidak mendesak, penting, dan tidak penting bagi setiap orang tentu berbeda. Sebenernya ada standarnya sih suatu keperluan itu disebut mendesak atau bisa didelegasikan. 

Setiap individu seharusnya bisa tegas menentukan prioritas pekerjaan. Ketegasan itu bisa menjadi parameter kedewasaan bersikap juga lho ;)

Contoh kasus, mana yang lebih mendesak antara menjawab telepon teman yg sedang mengalami prahara rumah tangga atau fokus menyelesaikan tulisan dengan DL hari ini? 😁

---

Buat kaum 'tar sok' alias penunda akut seperti saya bisa mencoba tiga langkah ini. Memang sih ngga sesimple teorinya, tapi kalo sungguh-sungguh dikerjain, in sya Allah pasti bisa. 

Distraksi memang mengacaukan fokus. Formula kuadran menjadi solusi mengatasi distraksi. Saya masih di fase merangkak dalam mempraktikkan formula kuadran ini. Yang pasti sih ala bisa karena biasa. Good luck untuk kita semua :)




1 comment

  1. Naah teknik Podomoro itu aku lebih cocok mba. Kayaknya kalo hrs fokus 25 menit saja, istirahat bentar, trus fokus lagi, itu msh LBH bisa diterima, drpd harus fokus trus2an. Malah sering buyar yg ada.

    Selain Podomoro, kalo sedang banyaaaak tugas yg hrs dikerjain, semua aku tulis dlm things to do. Biasanya nih kalo pake list begini, aku lebih cepet juga, Krn fokus Ama list. Mana yg sudah selesai, dicentang deh. Aku pake aplikasi TO DO dari Microsoft. Pale list juga bikin aku LBH fokus dan jadi tau mana yg hrs dikerjain pertama, mana yg bisa dilakuin trakhir.

    ReplyDelete