Perhatikan! Begini Cara Menyusui Bayi dengan Benar

Semua ibu yang baru saja melahirkan pasti merasakan perjuangan luar biasa menjalani masa belajar cara menyusui bayi dengan benar.  Sebenernya sih bukan ibu baru saja, ibu yang sudah melahirkan sebelumnya lalu lebih dari lima tahun baru melahirkan lagi, biasanya mengalami masa 'repot' menyusui bayi.

Mengapa menyusui bayi tidak mudah? secara teknis, bayi tentu perlu penyesuaian mengenal lingkungan baru. Salah satunya mengenal posisi puting ibu agar bisa ia hisap dengan sempurna. Mengapa harus sempurna? Tentu saja agar bayi bisa cukup makan minum dari ASI.

Jadi, bagaimana sih cara menyusui bayi dengan benar? Yuk, simak caranya berikut ini.

Cara Menyusui Bayi dengan Benar

Menyusui sebenarnya tidak sekadar memberi ASI agar bayi kenyang. Namun, ada ikatan psikologis juga spiritual antara ibu dan bayi. Jalinan emosional yang kuat antara ibu dan bayi akan melekat seumur hidup keduanya. Bahkan bagi saya, bonding itu lebih terasa setelah anak-anak saya lulus ASI di usia dua tahun. Jadi, aktivitas menyusui semacam gerbang bagi ibu dan bayi untuk saling mengenal secara lahir dan batin.

Dalam praktiknya, ibu harus mengetahui cara menyusui bayi secara teknis. Ibu harus bisa mengatur posisi bayi agar bisa mengisap puting dengan benar dan tepat. Berikut ini cara menyusui bayi dengan benar.


cara menyusui bayi dengan benar

1. Posisi Bayi

Pernahkah ibu merasa kesakitan saat bayi mengisap puting? Adakalanya puting menjadi lecet. Bahkan pada sebagian ibu, putingnya berdarah juga. Betapa menyusui amat menyakitkan sehingga sebagian ibu tak kuat menahan sakit lalu menyerahkan pemenuhan nutrisi buah hatinya pada susu formula.

Saya mengalami masa kesakitan ini. Setiap menyusui, rasanya saya sedang menjalankan ujian mengatasi rasa sakit yang luar biasa. Ada yang bilang lidah bayi masih tajam makanya puting ibu sakit saat ia menyusui. Ternyata pendapat itu keliru. Apa sebenarnya yang terjadi? Cara ibu memosisikan dan melekatkan bayi yang harus dibenahi.

  • Posisikan diri ibu senyaman mungkin. Ibu bisa bersandar, menggunakan bantalan, atau memakai bangku kecil untuk menyangga kaki agar kaki tidak bergantung saat menyusui. Tempatkan pula barang-barang yang dibutuhkan sedekat mungkin dengan ibu agar mudah menjangkaunya saat perlu.
  • Ibu memosisikan kepala bayi pada sepertiga atas lengan bawah di sisi payudara yang sama. Bayi berbaring miring menghadap ibu. Perut ibu menempel pada perut bayi. Dada ibu pun menempel pada dada bayi,wajahnya menghadap payudara ibu, serta hidung bayi menghadap puting.
  • Sangga seluruh tubuh bayi dengan baik. Bila bayinya sangat kecil, ibu bisa menyangganya dengan satu lengan. Apabila bayinya besar, ibu bisa menyangga dengan dua lengan. Saya biasanya menggunakan bantal besar yang diletakkan di pangkuan supaya lengan ngga pegel saat menyangga bayi.
  • Ketika satu lengan menyangga bayi, pegang payudara dengan tangan yang lain. Ibu jari di atas aerola atas, sedangkan empat jari lainnya menyangga payudara di bagian bawah. Tujuannya untuk mengangkat payudara dan puting mengarah ke atas.
  • Dekatkan bayi ke ibu. Rangsang bayi agar membuka mulutnya dengan menyentuhkan puting pada bibirnya. Biasanya setelah lebih dari satu minggu, bayi akan refleks membuka mulut ketika sudah didekatkan pada puting.
  • Ciri penting menyusui yang benar adalah puting hingga aerola masuk dalam mulut bayi. Dalam kondisi ini, makin banyak saluran ASI yang masuk dalam mulut bayi. Ujung puting berada pada langit-langit lunak bayi. 
2. Posisi Ibu

  • Berbaring menyamping (side-lying)
Posisi ini membantu ibu beristirahat apalagi setelah persalinan caesar. Berbaring dalam posisi samping juga menjaga hidung bayi tetap di depan puting ibu. Bayi tidak perlu menolehkan lehernya untuk mencapai payudara.
  • Posisi cradle
Lengan bawah bayi berada di samping ibu. Jaga kepala bayi agar tidak terlalu jauh masuk ke dalam siku ibu. Tujuannya agar bayi tetap melekat pada dada ibu.
  • Posisi lengan menyilang (cross arm position)
Posisi ini bermanfaat untuk bayi kecil atau saat ia sedang sakit. Ibu dapat mengontrol kepala dan tubuh bayi. Perhatikan jaga agar kepala bayi tidak dipegang terlalu kuat sehingga bayi sulit bergerak.
  • Posisi di bawah lengan (under arm position)
Ibu bisa memilih posisi ini apabila mempunyai bayi kembar. Tujuannya ibu dapat melihat perlekatan kedua bayinya saat menyusui dengan baik. Pastikan leher bayi tidak tertekuk saat menyusu.

3. Perlekatan Ibu dengan Bayi
Berikut ini beberapa tanda penting yang menunjukkan bayi melekat dengan baik dan benar saat menyusu.
  • Dagu bayi menyentuh payudara ibu
  • Mulut bayi terbuka lebar
  • Aerola bagian bawah lebih banyak masuk ke mulut bayi ketimbang aerola bagian atas
  • Bayi mengisap dengan pelan, berirama, dan tidak ada suara berdecak. Ini yang sangat penting. Ibu tidak merasa nyeri.

4. Frekuensi Menyusui

Semakin sering bayi menyusu semakin banyak produksi ASI. Tak ada patokan berapa lama dan berarapa kali dalam sehari bayi menyusu. Susui bayi dengan payudara bergantian. Tujuannya agar payudara tidak besar sebelah dan puting bisa muncul sempurna. 

Sebagian ibu yang menyusui di salah satu payudara saja biasanya payudara yang sering digunakan menyusui lebih besar ketimbang yang tidak. Jadi, kalau penyebab sulit menyusui karena puting tidak muncul, sebenarnya jalan keluarnya adalah terus mengupayakan menyusui dengan puting tersebut. Tujuannya tentu menstimulus puting agar terus ditarik keluar lewat isapan bayi secara kontinyu.

Ibu harus mengenali tanda-tanda lapar bayi. Ingat ibu, bayi menangis tidak selalu berarti lapar. Apabila kuantitas ASI masih sedikit saat baru melahirkan, tidak perlu khawatir. Sebagian ibu memerlukan sekitar 6 minggu sampai pasokan ASI-nya lancar.

Di rentang 6 minggu itu, ibu dan bayi bisa saling belajar cara menyusui dan menyusu dengan baik. Tenangkan pikiran. Abaikan berbagai opini yang dilontarkan orang-orang sekitar bahkan orang-orang terdekat. Fokus pada bayi dan konsumsi makanan bergizi booster ASI dan mood ibu :)

Bayi yang mendapat ASI cukup akan sering buang air kecil (6-8 kali sehari) dan buang air besar. ASI yang cukup pada bayi dapat dilihat dari pertambahan berat dan tinggi badan sesuai usianya. 

---
Referensi :
1. Satgas ASI IDAI
2. Buku Kesehatan Ibu Anak (KIA)

No comments