Kenali Tanda-Tanda Stunting pada Anak, Bunda Wajib Tahu!

Salah satu masalah serius yang masih belum teratasi dengan optimal di Indonesia adalah stunting. Menurut WHO, Indonesia menjadi negara dengan anak stunting terbanyak ke-5 di dunia. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi Supaya kasus stunting tidak semakin banyak, kita perlu kenali tanda-tanda stunting pada anak.

Kenali Tanda-Tanda Stunting pada Anak


kenali tanda-tanda stunting pada anak


Sebagian orang menganggap stunting identik dengan tubuh pendek. Padahal menurut Kemenkes RI, tidak semua anak yang berperawakan pendek mengalami stunting. Balita bisa diketahui stunting setelah dilakukan pengukuran panjang atau tinggi badannya. Hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar pengukuran normal. 

Apabila hasil pengukuran tinggi badannya di bawah standar tinggi badan normal, anak tersebut tergolong stunting. Selain tinggi badan di bawah standar, kenali juga tanda-tanda stunting pada anak sebagai berikut.
  1. Tumbuh kembangnya melambat.
  2. Wajah anak lebih muda dari usianya.
  3. Pertumbuhan gigi terlambat
  4. Sulit fokus dan daya ingatnya saat belajar amat buruk.
  5. Berat badan balita tidak naik malah cenderung turun.
  6. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Supaya kasus stunting tidak bertambah terus, setiap orangtua khususnya dan masyarakat pada umumnya harus memahami cara mencegah stunting pada anak. Sebenarnya pengetahuan ini mudah diakses dari buku KIA.

Para ibu hamil atau ibu balita seharusnya sih kenal buku KIA. Kepanjangannya adalah buku Kesehatan Ibu Anak. Di buku ini, tercantum semua penjelasan detail tentang cara merawat kehamilan, merawat bayi hingga mengurus anak dengan cara yang baik dan benar sesuai ilmu kesehatan dan psikologi.


Pencegahan Stunting


kenali tanda-tanda stunting pada anak


Agar anak tumbuh kembang secara optimal, nutrisi sudah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Nutrisi dan kondisi psikis ibu hamil memegang peranan utama. Apabila ibu tidak sehat secara mental, masa kehamilannya tidak bahagia. 

Ketidakbahagiaan ibu hamil pasti berpengaruh pada asupan nutrisi pada janin. Kondisi itu jika tidak segera diperbaiki, akan menghambat kelancaran ASI. Rantai selanjutnya adalah penerimaan gizi anak tidak optimal.

Hal yang sama pentingnya adalah lingkungan yang sehat. Kesehatan dasar, air, sanitasi, hygienitas, dan peluang beraktivitas yang aman merupakan unsur-unsur dari lingkungan yang sehat. 







No comments