Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim dari RW 12 di Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur

image brfsg on freepik

Sepuluh tahun bahkan lima belas tahun lalu, isu perubahan iklim masih serupa sesuatu yang abstrak. Kerusakan yang ditimbulkannya masih dianggap jauh di negeri antah berantah. Kampungku ngga akan kena, itu mungkin anggapan sebagian besar orang Indonesia.

Lambat laun akibat perubahan iklim makin terasa. Suhu yang makin panas, musim kemarau dan hujan yang tak tentu. Bahkan kekeringan yang makin parah melanda berbagai daerah. Ilmu titen para petani banyak meleset. Tanda-tanda kerusakan alam tampak di mana-mana.

Orang-orang yang peka terhadap perubahan ini tentu saja mencari tahu sebab dan jalan keluar untuk mengatasinya. Terlebih ketika kampanye selamatkan bumi semakin masif dilakukan di seluruh penjuru bumi. Berbagai NGO meneriakkan kegentingan kondisi bumi yang makin hari makin memprihatinkan. 

Persoalan perubahan iklim kemudian menjadi fenomena lingkungan yang nyata dan akhirnya diakui sebagai salah satu ancaman terbesar bagi manusia. Saat ini suhu permukaan bumi terus meningkat setiap tahunnya. 

Terkait dengan hal tersebut, program kampung iklim (PROKLIM) menjadi salah satu upaya program nasional berbasis masyarakat untuk mencegah naiknya gas emisi rumah kaca. Selain itu, program kampung iklim merupakan tindakan adaptasi dan mitigasi secara proaktif yang berkontribusi terhadap upaya pembangunan nasional.

Penerapan Program Kampung Iklim (PROKLIM) Jatinegara Jakarta Timur

Salah satu wilayah yang menjadi sasaran penerapan Program Kampung Iklim (PROKLIM) adalah RW 012 Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Tujuan kegiatan ini untuk membangun kampung iklim yang ramah lingkungan, khususnya di wilayah RW 12 Kelurahan Jatinegara. 

Wilayah RW 12 merupakan pemukiman yang sangat padat. Apabila turun hujan, akses jalan rumah warga penuh dengan genangan air dan kurangnya daerah terbuka. Sempitnya lahan karena telah berubah menjadi perumahan. Seturut dengan perumahan 

Kegiatan pengembangan yang dilakukan adalah sosialisasi, praktik dan pendampingan pembuatan kompos dan ecoenzym. Kegiatan lainnya adalah penanaman 200 pohon pada pot-pot yang dibuat dari ban bekas sebagai penerapan dari konsep mitigasi.

Ada 150 jenis varian pohon langka produktif yang ditanam di wilayah RW 12 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur.  Ratusan jenis tanaman tersebut di antaranya pohon sukun, alkesa, buni, bisbul, coklat merah, jeruk kingkit, belimbing wuluh, ciremai dan jamblang serta sempur. Penanaman beragam pohon tersebut merupakan salah satu program Pranaraksa Center yang bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility(CSR) PT. Pamapersada Nusantara (PAMA).

Kolaborasi antara PT. PAMA dan masyarakat RW 12 Kelurahan Jatinegara berperan penting dalam menumbuhkan kemandirian masyarakat dan menjaga nilai-nilai kearifan tradisional. Program ini juga menjadi bagian dari langkah mengadaptasi perubahan iklim sekaligus membangun optimisme terhadap upaya penanganan perubahan iklim dan pengendalian kerusakan lingkungan hidup. 

Setelah program berjalan, hasilnya menunjukkan masyarakat mau terlibat aktif dalam mewujudkan proklim di wilayah RW 12. Hasil konkret yang terlihat adalah masyarakat telah mampu mengolah sampah rumah tangga dengan memilah sampah sesuai jenisnya. Setelah memilah jenisnya, masyarakat mengolah sampah tersebut menjadi kompos.

Kemajuan lain yang menggembirakan masyarakat RW 012, Kelurahan Jatinegara, sudah mulai menghijaukan lingkungan dengan menanam beragam jenis tanaman. Dengan makin hijaunya lingkungan tempat tinggal, udara bersih bukan lagi sekadar angan-angan. 

Mitigasi perubahan iklim diwujudkan dengan mewujudkan pembangunan kampung iklim di Jatinegara.  Pembangunan kampung iklim tidak hanya berdampak pada lingkungan yang asri dan terbebas banjir, tetapi juga membantu pemerintah mewujudkan 20 ribu desa kampung iklim. Semakin banyak desa kampung iklim, makin masif  upaya menurunkan emisi gas rumah kaca. 

No comments