Nurirwansyah Putra, Pemuda dari Palembang Penghimpun Relawan Donor Darah On Call

komunitas donor darah on call sumatera selatan
annete klingner from pixabay


Seberapa sering kita bertanya pada diri sendiri, "Sudah melakukan apa untuk kehidupan selain untuk kenyamanan diri sendiri?"

Mungkin ada yang berulang kali mempertanyakan itu pada diri sendiri. Pertanyaan yang menimbulkan kegelisahan kemudian menindaklanjutinya dengan tindakan. Ada yang mewujudkannya dengan menolong orang lain yang dijumpainya setiap hari. Ada pula yang melakukannya dengan berkolaborasi. 

Kegelisahan itu juga dirasakan Nurirwansyah Putra. "Kami tidak tahu bagaimana caranya masuk surga, tetapi dengan berbagi darah setidaknya kami punya cara untuk menyalurkan kebaikan, "ujar Nurirwansyah, pemuda dari Palembang penggagas Komunitas Donor Darah On Call. 

Nurirwansyah Putra Pendiri Komunitas Donor Darah On Call

Semua bermula dari kegeraman Nurirwansyah Putra terhadap praktik percaloan darah di Palembang. Ia pun memprakarsai mendirikan komunitas penderma darah. Pen-trigger pembentukan komunitas donor darah adalah Ilham, bayi berusia 4 bulan penderita hidrosefalus. Bayi malang ini tergolek tak berdaya di RSUP Dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan pada tahun 2012.

Ilham saat itu membutuhkan darah AB agar tetap hidup. Ketika itu Nur, biasa ia disapa sangat ingin bisa menolong bayi ini. Namun, ia tak kuasa karena golongan darahnya B. Agar tetap bisa menolong Ilham, Nur pun menggerakkan teman-temannya mencari donor yang tepat.

Usahanya membuahkan hasil. Mereka menemukan orang bergolongan darah B yang diharapkan bisa menolong Ilham. Sayangnya, darah yang diberikan sang donor tak bisa menyelamatkan nyawa bayi mungil ini. 

Ternyata selain Ilham, banyak pasien yang sulit mendapatkan darah. Kelangkaan stok darah semakin menjadi di masa pandemi COvid-19 karena aktivitas donor darah terganggu.

"Bagaimanapun situasinya, baik masa pandemi atau masa normal, stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) tidak akan pernah sebanding dengan kebutuhan pasien," kata Nur pada Harian Kompas (29/1/2021)

Demi terjaganya stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI), Nur berinisiatif mendirikan komunitas penderma darah. Ia menyebutnya Relawan Sumsel dan Himpunan Darah Apheresis pada tahun 2012. Hingga hari ini, melalui komunitas yang didirikannya, sudah lebih dari 1000 orang mendonorkan darah mereka. Selain itu ada sekitar 153 orang mendonorkan trombositnya.

Trombosit (apheresis) sangat dibutuhkan para penderita kanker darah dan beragam kanker lainnya. Demikian juga di masa pandemi Covid-19. banyak pasien yang memerlukan plasma konvalensen. Anggota Komunitas Donor Darah yang pernah terinfeksi dan dinyatakan sembuh didorong untuk mendonorkan plasma darahnya.

Lawan Praktik Percaloan Darah

Praktik percaloan darah ternyata cukup marak di Palembang. Padahal stok darah di Palembang termasuk minim. Banyak orang yang tega mematok harga Rp 400 ribu untuk satu kantong darah. Para calo ini juga mematok Rp 2,5 juta untuk satu kantong trombosit. 

Para calo akan bekerja apabila melihat orang kebingungan mencari darah. Mereka akan mendekati calon korban lalu menawarkan jasa mereka dengan harga yang sudah ditetapkan. Supaya praktik tersebut tidak terus terjadi, Nur nongkrong di PMI hampir setiap hari. Ia langsung mendekati orang yang tampak kebingungan mendapatkan darah untuk pasien.

"Kami ada donor dan ini gratis," kata Nur.

Mencari donor darah memang tidak mudah. Donor untuk golongan darah AB negatif sangat sulit. Biasanya yang golongan darahnya AB hanya dimiliki orang "balsteran". Aksi melawan percaloan darah itu tentu membuat para calo mengintimidasi Nur. Berbagai ancaman dialami Nur. Ban motornya pun pernah digembosi beberapa kali.

Namun, memang tidak semua niat baik diterima dengan baik. Nur yang mulai aktif mendonorkan darahnya sejak tahun 2012 pernah dituduh sebagai bagian dari kelompok calo darah. Tuduhan yang membuat Nur kecewa, tetapi tidak mengecilkan hatinya untuk terus membantu mereka  yang membutuhkan darah."

Selama kurang lebih sepuluh tahun, Nur telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali. Ia pun mendonorkan trombositnya beberapa kali. Aktivitasnya mendonorkan darah meninggalkan jejak di tangan kanan berupa keloid di bekas tusukan jarum. Tangannnya juga sempat memar karena beberapa tusukan jarum. 

Perjuangan Nurirwansyah demi Masa Depan Indonesia

Kegigihan Nurirwansyah membantu pasien yang membutuhkan darah merupakan gambaran semangat untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Ketulusannya memberantas praktik percaloan darah di Indonesia layak diganjar anugerah Astra Satu Indonesia 2021 tingkat provinsi Sumatera Selatan.

Nur sangat berterima kasih kepada Astra atas penghargaan yang diterimanya. Penghargaan ini membuatnya bisa mengenal relawan inspiratif dari seluruh Indonesia. Nur dan inspirator lainnya mengikuti beberapa kegiatan Astra Indonesia. Mereka juga masuk dalam grup yang berisi pemuda -pemudi terbaik dari seluruh Indonesia.

Bagi Nur, Astra Satu Indonesia merupakan sebuah agenda atau gerakan apresiasi yang dilakukan Astra Indonesia kepada para individu atau kelompoij penggerak yang bermanfaat bagi masyarakat.

No comments