Gagas Small Farming Food Society, Dharma Sucipto Rintis Usaha Jajanan Sehat di Sekolah

 

makanan ultraproses
dok.agroindustri.untag-sby.ac.id

Berapa banyak anak sekolah yang tidak pernah makan sosis dan nugget? Bahkan orangtuanya pun sangat familiar dengan dua makanan ini. Sosis dan nugget memang sangat mudah didapat. Keduanya juga bisa diolah menjadi berbagai jenis menu, baik sebagai menu utama maupun cemilan.

Bahaya Makanan Ultraproses bagi Kesehatan

Sosis sapi atau sosis ayam dianggap sebagai asupan protein hewani. Dulu pun anggapan saya demikian. Sosis adalah protein hewani. Ada daging sapi atau ayam dalam sosis. Ternyata, setelah banyak baca referensi tentang makanan ultraproses, sosis sama sekali bukan protein hewani. Daging sapi atau daging ayam memang ada pada sosis, tapi jumlahnya sangat sedikit.

Jadi, apa saja yang terkandung dalam sosis? Sosis terdiri atas gabungan berbagai bahan. Di dalamnya ada zat pengawet dan zat aditif, seperti garam, gula dan sirup jagung yang termasuk pemanis buatan, asam sitrat, MSG, dan butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT).

Sayangnya, anak-anak Indonesia sangat akrab dengan sosis dan nugget. Para ibu pun banyak yang sengaja menyetok nugget dan sosis dalam jumlah banyak. Alasannya supaya praktis, tnggal goreng saat anak lapar. Padahal seandainya para ibu juga ayah mau meluangkan waktu membaca kandungan sosis dan nugget, pasti duo tersebut akan ditinggalkan.

Sebenarnya makanan ultraproses itu banyak. Kebetulan saja sosis dan nugget termasuk primadona keluarga Indonesia. Selain keduanya, ada roti-rotian, biskuit, mi instan, es krim, aneka jelly, dan sebagainya. Deretan cemilan favorit anak-anak dan dewasa ternyata sebagian besar termasuk ultraproses. FYI, semakin akrab kita dengan makanan ultraproses, kebiasaan ini membahayakan kesehatan kita di masa depan.

Makanan ultraproses memang nikmat di mulut dan mudah diakses. Namun, kebiasaan mengonsumsi makanan ultraproses harus segera dihentikan. Apa pasal? Kita membahayakan kesehatan kita di masa depan karena makanan ultraproses mengakibatkan berbagai penyakit degeneratif. Apa saja penyakit yang mengancam jika kita tetap bandel konsumsi makanan ultraproses? Check it out!

1. Obesitas

Anak-anak yang gemuk memang lucu menggemaskan. Namun, gemesnya itu akan hilang jika sampai usia sekolah, berat badannya tak kunjung turun malah terus naik. Sosis dan nugget merupakan contoh makanan ultraproses dengan kalori tinggi, tetapi kandungan vitamin dan seratnya sangat sedikit.

Obesitas bisa menjadi pintu gerbang berbagai penyakit. Dilansir dari laman halodoc, obesitas mengakibatkan serangan jantung coroner, hipertensi, diabetes mellitus, stroke, dan stroke. Tak hanya itu, orang yang obesitas juga bisa mengalami sumbatan napas ketika sedang tidur.

2. Diabetes

Kandungan sodium nitrat pada sosis dan nugget ternyata menjadi salah satu penyebab diabetes. Kok bisa? Konsumsi nugget dan sosis secara rutin memicu penyempitan pembuluh darah. Selain itu juga berdampak pada meningkatnya kadar gula dalam darah.

3. Tekanan darah tinggi

Kandungan natrium atau garam yang tinggi pada sosis dan nugget bisa menyebabkan tekanan darah tinggi apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama. Jadi, kebayang kan berapa banyak natrium menumpuk dalam tubuh anak-anak kita yang setiap hari mengonsumsi nugget dan sosis.

4. Kanker

Nah, ini yang paling ngeri. Sebenarnya tiga penyakit tadi sudah bikin khawatir banget sih. Kanker apalagi bukan? FYI, nitrat dan nitrit yang biasanya ditambahkan pada frozen food menyebabkan munculnyba zat karsinogen pada sosis dan nugget. Zat karsinogen inilah si penyebab kanker hadir dalam tubuh kita.

Kreasi Jajanan Sehat Dharma Sucipto Gantikan Cemilan Tidak Sehat di Sekolah

dharma sucipto



Kegelisahan terhadap maraknya jajanan tidak sehat di sekolah ternyata juga dialami Dharma Sucipto. Siswa SMA 1 Driyorejo, Gresik, Jawa Timur ini berinisiatif membuat jajanan sehat agar teman-temannya mengurangi konsumsi jajanan tidak sehat di sekolah.

Dari pengamatannya, teman-teman dan orang di luar lingkungan sekolahnya mengonsumsi makanan hanya karena rasa enak makanan tersebut. Mereka tidak memperhatikan dampak negatif untuk tubuh di masa depan.

Tantangan dan hambatan yang dialami Dharma tidak sedikit. Namun, demi visinya membiasakan orang-orang mengonsumsi makanan sehat, Dharma tetap gigih mempromosikan kreasi aneka makanan sehat di sekolah.

Kegigihannya lambat laun berbuah juga. Bisnis yang diawali dari 20 menu makanan dan minuman yang ia dan teman-temannya kreasikan dan dipasarkan di lingkup sekolah, akhirnya bisa merambah ke banyak sekolah lain.

“Kuncinya optimis dan tidak mudah menyerah,“ ujar Dharma. Prinsip tersebut membawa Dharma melebarkan sayap hingga bisa meraup omset signifikan dari bisnis cemilan sehatnya. Selain mengelola bisnis cemilan sehat, Dharma juga tergabung dalam unit ekstrakurikuler Go Green Smandry (GGS) SMA 1 Driyorejo. Bersama teman-temannya Dharma mengolah lahan milih sekolah seluas 10 x 8 m2.

Umbi-umbian atau kacang-kacangan yang sebelumnya sudah ditanam di lahan tersebut kemudian diolah menjadi cemilan sehat. Dalam perjalanan mengelola hasil lahan sekolah, Dharma menamai gerakan yang dimulainya dengan Small Farming Food Society.

No comments