Judul : Al Khwarizmi
Pengarang : Corona Brezina
Tahun terbit : 2013
Jumlah halaman : 120 hlm
Ketika aksi pemboikotan terhadap semua produk yang berafiliasi dengan Israel mulai dikampanyekan, sebagian orang menyindir Instagram dan Facebook pun harus diboikot. Sayangnya mereka mungkin tidak paham bahwa algoritma yang digunakan Mark mengelola sosial media adalah hasil karya Al Khwarizmi, cendekiawan Muslim yang hidup ratusan tahun lampau.
Bagi praktisi aljabar, nama Al Khwarizmi pasti tidak asing. Laki-laki yang kabarnya berasal dari Uzbeckistan ini adalah pencipta Aljabar. Selanjutnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang ditelitinya, ia pun menciptakan algoritma.
Beratus tahun kemudian, Mark Zuckerberg, anak muda Amerika yang kuliah di Harvard mengembangkan algoritma dalam sosial media yang diciptakannya. Facebook pun berkembang sangat pesat. Sosial media ini tidak hanya mengakomodasi orang-orang yang ingin saling menyapa denghan kawan lama, tetapi juga menjadi media marketing yang efektif.
Kehidupan Al Khwarizmi
Pada era Khalifah Al-Ma'mun (813 M -833 M), Al Khwarizmi mendedikasikan dua karya awalnya, Kitab al-Jbr wal-Muqabalah dan Zij. Dua karya tersebut merupakan risalah astronomi. Sebagai informasi, Khalifah Al-Ma'mun menjadi khalifah yang sangat mendukung sains dan pengetahuan.
Bukti support Al-Ma'mun pada sains dan pengetahuan tecermin pada akademi penelitian Bait al-Hikmah yang didirikannya tahun 830 M. Akademi ini menarik banyak pemikir paling cerdas pada abad ke-9 di Arab. Dukungan tanpa batas dari sang khalifah membuat Bait al-Hikmah berkembang pesat menjadi pusat intelektualitas di Baghdad. Selain itu, akademi ini menjadi salah satu pusat terpenting sains dan filsafat di dunia Islam selama berabad-abad.
Khwarizmi bekerja di Bait al-Hikmah hingga akhir hayatnya. Ia mengalami pergantian khalifah selama puluhan tahun. Selama itu pula, tidak ada catatan sejarah tentang keluarga, teman, reaksi atas penerimaan hasil karyanya bahkan perjalanan Al-Khwarizmi pergi ke berbagai tempat bila itu seandainya ia lakukan pun tidak ada.
Semua referensi tentang Al-Khwarizmi murni menulis karya-karyanya secara detail. Benar-benar ilmuwan yang misterius. Sepertinya hidup sang ilmuwan hanya diabdikan untuk perkembangan sains dan ilmu pengetahuan. Apakah Al-Khwarizmi hidup selibat? Wallahualam. Yang harus diingat dalam Islam tidak ada aturan hidup selibat. Seandainya memang AL Khwarizmi tidak menikah, mungkin alasannya bukan karena ingin hidup selibat seperti para pastor Katolik.
Sepertinya asumsi hidup selibat sudah dipatahkan dari kata pengantar yang ditulis Al-Khwarizmi pada karyanya mengenai Aljabar.
Segala puji bagi Allah atas karunianya terhadap orang-orang yang berhak menerimanya lewat perbuatan baik mereka. DIa mengutus Nabi Muhammad SAW dengan tugas sebagai seorang nabi, lama setelah banyak utusan Allah lainnya, ketika keadilan telah diabaikan, ketika jalan kehidupan yang benar dicari-cari. Lewat Nabi Muhammad, Allah menyembuhkan kebutaan dan menuelamatkan dari keruntuhan dan membesarkan apa yang sebelumnya keci, dan mengumpulkan apa yang sebelumnya tercerai-berai. Mahasuci Allah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Tiada tuhan selain Allah dan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.
No comments