Review Novel Petualangan Mata dan Manusia Laut Mengarungi Samudera

 

Review Novel Mata dan Manusia Laut



Judul : Mata dan Manusia Laut

Pengarang : Okky Madasari

Tahun Terbit : Cetakan Ketiga 2023

Jumlah halaman : 231 hlm

Kali ini Mata menemani Mama mengunjungi suatu pulau kecil di ujung Sulawesi bagian Tenggara. Mamanya hendak menulis cerita tentang kisah manusia-manusia ikan di pulau itu. Manusia ikan? Benarkah ada manusia ikan? Ketika saya membaca buku ini, tokoh Bambulo sebagai centre dari cerita setelah Mata mengingatkan saya pada kisah Deni Manusia Ikan di majalah Bobo.

Ternyata julukan manusia ikan untuk orang-orang yang tinggal di Kampung Sama memang sesuai dengan keadaannya. Mereka bisa menyelam lama di dalam laut tanpa memakai alat bantuan apa pun. Sementara manusia pada umumnya harus memanggul tabung oksigen jika ingin menyelam. 

Orang-orang di Kampung Sama tidak memerlukan apa pun agar bisa sampai ke dasar lautan. Hasil penelitian menyebutkan, penduduk Kampung Sama mempunyai limpa yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan manusia pada umumnya. 

Ukuran limpa yang lebih besar tersebut membuat mereka dapat beradaptasi, berevolusi hingga mampu bertahan sangat lama di dalam air. Jauh lebih lama daripada manusia pada umumnya. Mereka seperti bisa bernapas di dalam air. Kemampuan yang membuat orang-orang Kampung Sama seperti mutan. Manusia yang mengalami mutasi gen. Ada yang familiar dengan film X-Men? Semacam itulah mutasi gen :D

Petualangan Mata dan Manusia Laut merupakan seri ketiga novel Petualangan Mata. Seri pertama berjudul Mata di Tanah Melus. Seri kedua judulnya Mata dan Rahasia Pulau Gapi. Semuanya menceritakan kearifan lokal masyarakat di Indonesia Timur. 

Sinopsis Novel  Mata dan Manusia Laut 

Cerita dibuka oleh Bambulo. Seorang anak yang sejak lahir mempunyai kekuatan bernapas di dalam air jauh lebih lama dibandingkan semua orang di Kampung Sama. Usia Bambulo 10 tahun, tapi ia masih duduk di kelas 2 SD. 

Bambulo memang sangat jarang sekolah. Ia dan anak-anak Kampung Sama lain merasa pelajaran di sekolah tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-harinya di laut. Karena itu, tak ada orang-orang Kampung Sama punya ijazah sekolah. Kehidupan mereka adalah laut. Sekolah tidak ada gunanya.

Meskipun demikian, orang-orang Kampung Sama tetap membutuhkan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan mereka, seperti pakaian, beras, sayuran, dan bumbu dapur. Tak hanya itu, rokok dan televisi juga menjadi kebutuhan sebagian masyarakat Kampung Sama.

Bambulo berjumpa Mata secara tidak sengaja saat mengantre di penjual es kelapa. Bambulo membagi es kelapanya untuk Mata. Dua anak ini berkenalan lalu bercerita asal-usul masing-masing. Petualangan dimulai dari pernyataan Bambulo bahwa da mahluk laut bukan mahluk darat.

Mata menentang keras. Ia meyakini semua manusia adalah mahluk darat dari pelajaran IPA di kelas. Perdebatan sengit itu membuat Bambulo mengajak Mata datang ke Kampung Sama. Ia bertekad membuktikan bahwa dirinya dan orang Kampung Sama bukan orang darat.

Setelah melihat-lihat suasana Kampung Sama, Bambulo dan Mata pergi ke Atol. Bambulo biasa pergi ke sana bersama ayahnya juga orang-orang kampungnya. Mereka menjaring ikan di Atol. Biasanya ikan yang mereka dapat sangat banyak. 

Sebagai orang laut, masyarakat Kampung Sama sangat paham menjaga kelestarian biota laut. Mereka juga sangat patuh aturan adat waktu terlarang pergi ke atol saat bulan purnama. 

Okky Madasari







No comments