Wajib Tahu! 5 Tanda Kamu Bukan Kelas Menengah

Ciri-ciri Kelas Menengah

Setahun terakhir ini kelas menengah dikupas habis-habisan. The middle class terancam miskin kalau pemerintah tidak mengubah banyak kebijakan finansial. Karenanya, masyarakat kelas menengah juga para pengamat ekonomi mendesak pemerintah untuk lebih peduli kelompok ini. Tujuannya tentu saja demi stabilitas perekonomian negara.

Peran penting kelas menengah menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Dialog Ekonomi 2024 yang dihadiri para Menko Perekonomian pada periode-periode pemerintahan sebelumnya.

"Kelas menengah Indonesia menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi kelompok ini tumbuh sekitar 12% setiap tahun sejak 2002, dan mewakili hampir setengah dari total konsumsi rumah tangga nasional,” ungkap Airlangga Hartarto.

Pada umumnya, tingkat pendidikan bisa menentukan kita ada di kelas sosial yang mana. Bahkan ada yang bilang pendidikan bisa meningkatkan status sosial seseorang. Nah, apakah tingkat pendidikan linier dengan kondisi finansial untuk menentukan kita ada di kelas menengah?

Baca juga Langkah Awal Investasi Saham

Kalau selama ini kamu merasa termasuk kelompok kelas menengah, coba cek dulu 5 tanda berikut. Apakah ada yang sesuai? Kalau lima tanda itu sesuai dengan kondisimu, mohon maaf, kamu bukan kelas menengah. Sabar ya, say..

5 Tanda Kamu Bukan Kelas Menengah

Bisa masuk kelas menengah bagi sebagian orang adalah impian. Sayangnya, meskipun gaya hidup sudah di-upgrade sedemikian rupa, dompet kita bisa punya cerita berbeda.

Misalnya nih, kita semangat banget belanja di mall. Kita yakin punya duit banyak atau cukup untuk jajan dan belanja. Eh, pas akhir bulan, kita baru sadar kalau duit kita sudah habis untuk bayar berbagai tagihan. Saya yakin banyak banget warga Indonesia yang mengalami ini. Struggle di akhir bulan karena dana makin cekak, tapi kebutuhan ngga berkurang banyaknya.

1. Utang Lebih Besar daripada Pemasukan

Biasanya rumah tangga kelas menengah punya cukup uang untuk kebutuhan pokok dan tabungan masa depan, tanpa harus pakai kartu kredit atau pinjaman alias paylater.

Kalau kmu sering pakai kartu kredit atau paylater untuk beli makanan atau bayar tagihan bulanan dan tanpa rencana langsung bayar lunas. Perilaku semacam ini juga menandakan kalau kamu mungkin sedang kepepet banget secara finansial.

Banyak orang berpikir sudah punya rumah atau punya pekerjaan bagus dengan gaji tinggi merupakan tanda ia termasuk kelas menengah. Kalau harta itu dibebani utang yang banyak, kondisi keuangannya sebenarnya tidak sekuat itu. Demikian pandangan Dennis Shirshikov, Profesor Keuangan di City University of New York.

2. Tidak Punya Dana Darurat

Kalau tiba-tiba harus keluar uang sekian juta untuk biaya berobat atau benerin kendaraan di bengkel lalu kebutuhan itu membuat keuanganmu kacau, itu tandanya kamu belum sekuat orang kelas menengah.

Shirshikov menjelaskan banyak orang merasa sudah menjadi bagian dari kelas menengah karena penghasilan atau gaya hidupnya. Mereka melewatkan betapa pentingnya dana darurat untuk keamanan finansial yang sebenarnya.

"Tidak punya tabungang membuat kita rentan pada masalah finansial. Kondisi demikian menjadi tanda yang kuat kalau kamu belum masuk kelas menengah,"ujar Shirshikov.

3. Hidup Pas-Pasan padahal Gaji Lumayan

Percaya nggak kalau banyak orang yang gajinya lumayan, tapi tetap hidup pas-pasan. Salah satu penyebabnya adalah lifestyle creep. Itu sebutan untuk kebiasaan yang suka ngikutin gaya hidup orang lain, padahal sebenernya nggak mampu.

Selain itu, ada juga yang memilih berutang. Pilihan semacam itu membuat kita terjebak dalam lingkaran setan. Kita pakai kartu kredit atau paylater untuk membeli barang yang tidak penting. Selanjutnya kita bayar pakai bunga yang makin lama makin menumpuk.

4. Tidak Punya Asuransi Pensiun

Orang-orang di kelas menengah biasanya ikut asuransi pensiun. Kalau kamu sama sekali nggak punya asuransi pensiun atau hanya iuran sesekali, sebenarnya finansialmu tidaklah seaman seperti yang kamu pikirkan.

Apalagi kalau penghasilan kita tinggi, tapi tidak memprioritaskan keamanan finansial jagka panjang. Itu tanda bahaya," tandas Shirshikov.

Rumah tangga kelas menengah biasanya menyisihkan uang untuk masa depan. Kalau tidak ada tabungan pensiun, itu bisa jadi pertanda kalau kita tidak sesejahtera yang kita pikirkan.

5. Gaji Lumayan tapi Tidak Bisa Menabung

Nominal gaji di atas UMR ternyata tidak selalu menjamin kamu termasuk golongan kelas menengah. Eh gimana maksudnya? Coba kamu cek sebagian besar gaji habis untuk apa?

Kalau sebagian besar gajimu habis untuk biaya hidup sehari-hari, bayar utang, atau gaya hidup yang makin mahal, bisa jadi kamu hidup dari gaji ke gaji.

Shirshikov bilang, "Kalau kamu merasa gaji langsung habis begitu aja tanpa bisa menabung, investasi, atau persiapan pensiun, mungkin kondisi keuangan kamu belum stabil seperti yang biasanya dimiliki oleh kelas menengah," kata Shirshikov.

Hm.. Masalahnya sekarang sebagian besar kelas menengah memang sedang awur-awuran kondisi finansialnya. hidup dari gaji ke gaji masih mending. Ini malah banyak yang hidup dari makan tabungan saking roller coasternya kondisi perekonomian di Indonesia saat ini.

Anyway, setidaknya 5 tanda tersebut bisa jadi parameter kondisi keuangan yang sehat. Gimana kondisi keuangan kalian, gaes? Apakah masih termasuk standar kelompok kelas menengah atau sudah drop out? Waktunya jujur pada diri sendiri. Yuk, cek daleman finansial kita. Salam :)


No comments