Akulah Sejarah dan Masa Depan Itu

siswiyantisugi.com 
                                                                             freepik.com

Belasan tahun silam, di kelas Filsafat Sejarah, dosen saya menjelaskan definisi lompatan kuantum dalam Filsafat Sejarah. Setiap detik yang bergeser adalah sejarah. Di titik itu, ketika sejarah tercipta sekian banyaknya, kita menerjemahkan semua yang sudah terjadi dalam masa lampau, masa kini, dan masa depan.

Penjelasan tentang lompatan kuantum dalam Filsafat Sejarah membekas begitu dalam di hati saya. Ketika beliau mengatakan bahwa perjalanan hidup kita adalah kumpulan sejarah, saya merasa sangat tua. hehehe.. Dalam bayangan saya, sejarah identik dengan kerapuhan usia. Ternyata semakin bertambah usia, semakin kaya pemahaman kita tentang perjalanan manusia dari masa ke masa. Sejarah takhanya kotak kenangan yang dibuka sesekali saat rindu, tetapi juga menjadi acuan merencanakan masa depan. Kita menyebutnya prediksi, visi, dan misi. 

Waktu takpernah berhenti. Ia bergerak terus dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, tahun, dan seterusnya. Begitu pula manusia yang hidup dalam perjalanan waktu. Pada setiap detik yang berganti, pada saat itulah manusia menciptakan sejarahnya sendiri. 

Bagi sebagian orang, sejarah mungkin terasa berjarak. Sejarah serupa masa lalu yang tersimpan pada buku - buku tebal di perpustakaan. Ia berdebu karena hanya dijenguk jika perlu. Padahal sejatinya , kita adalah sejarah itu sendiri. Kita adalah bentuk relasi kasih sayang ibu dan ayah. Kita adalah bagian dari silsilah keluarga besar yang demikian panjangnya. Dan kita adalah gambaran tentang masa lalu apa pun perjalanannya. 

Sebagai manusia yang berevolusi dalam perjalanan waktu, kita terus melakukan lompatan kuantum. Kita menciptakan begitu banyak peristiwa di masa lalu. Kita juga menggunakan masa lalu sebagai petunjuk dalam perjalanan kita di masa kini. Sebagian orang mengandalkan perjalanan orang lain untuk menentukan arah. Namun, sebagian yang lain, memilih mengandalkan perjalanannya sendiri sebagai kompasnya. 

Refleksi Sejarah dalam Ilmu Titen 

Pernahkah kamu mendengar istilah ilmu titen? Dalam bahasa Jawa, ilmu titen adalah ilmu memahami peristiwa yang sedang terjadi berdasarkan rangkaian peristiwa masa lalu. Ilmu titen mungkin lekat dengan kebiasaan orang - orang tua dalam memahami pertanda - pertanda kehidupan. Padahal sebenarnya, ilmu titen juga diterapkan dalam aktivitas ilmiah. Sebutlah prakiraan cuaca. Ketika BMKG memprediksi suatu wilayah akan hujan, banjir, atau badai, BMKG melakukan penghitungan secara akurat juga berdasarkan pertanda - pertanda lain yang mempunyai siklus teratur sebelumnya. Awan bergulung, kecepatan angin, dan sebagainya. Ilmu titen pula yang digunakan para petani untuk memutuskan masa tanam padi. Rasi bintang yang muncul di langit bisa menjadi salah satu sumber analisis ilmu titen para petani dan nelayan.

Ilmu titen pun berlaku pada bidang politik, sosial, ekonomi, kesehatan, budaya, dan bahkan spiritualitas. Perubahan pola perilaku masyarakat sebenarnya bisa diprediksi sebelumnya. Apa pun yang terjadi di dunia ini sebenarnya bentuk perulangan dari peristiwa - peristiwa masa lalu. Wujudnya saja berbeda, tetapi substansinya tetap sama. Contoh sederhana adalah prediksi terhadap terjadinya resesi ekonomi di dunia saat ini. Terlepas dari penyebabnya, prediksi tersebut berdasarkan penghitungan kondisi mikro dan makro ekonomi saat ini juga perbandingan terhadap kondisi di masa lampau.

Terlebih pada bidang sosial budaya. Refleksi sejarah amat terasa di kedua bidang tersebut. Perilaku masyarakat, selera musik, fashion, pun pergeseran standar nilai baik dan buruk yang terjadi saat ini taklepas dari peristiwa masa lalu alias sejarah. Bahkan ketika para pemimpin dunia berdiplomasi mencegah perang dingin berkembang tak terkendali menjadi perang senjata, mereka becermin pada peristiwa masa lalu. Tentang penderitaan, ketidakadilan, kerusakan, dan sebagainya.

Penutup

Manusia sebagai pencipta sejarah dan penentu masa depan peradaban kehidupan seharusnya mampu menjaga kewarasannya agar bisa saling menjaga dan merawat kemanusiaan. Setiap orang sebenarnya mempunyai ilmu titen yang berbeda karena pengalaman hidup masing - masing tentu sangat personal. Kemampuan kita mengoptimalkan refleksi ilmu titen ini sebenarnya bisa menyelamatkan kita dari keputusan - keputusan yang salah akibat ketidakpuasan terhadap masa lalu. 

Seperti yang disampaikan Aristoteles pada suatu waktu, "Teruslah berdialog dengan sejarah agar hidup taksalah arah."




21 comments

  1. Sejarah itu seperti peristiwa yang terus berulang dengan pola yang hampir sama. SUbyek dn obyeknya yang kadang berbeda bentuknya. Dan ya, kita adalah sejarah, pelaku sejarah dan ngeblog adalah upaya untuk menjadi pencerita sejarah.

    ReplyDelete
  2. Yup! Ilmu titen sebenarnya lekat juga dengan aktivitas ilmiah. Hanya beda bahasa saja. Secara ilmiah mungkin istilahnya "Tanda-tanda". Hehe

    ReplyDelete
  3. ilmutiten ini mirip dengan ilmu prediksi dalam ekonomi, berdasarkan kebiasaan atau peristiwa lampau yang kemudian bisa dimasukkan dalam rumus jika sudah di ubah dalam angka. Dulu saya pernah ikut penelitian dosen untuk prediksi harga saham. Sungguh menarik sekali

    ReplyDelete
  4. baru mendengar ilmu titen ini walau sepertinya udah sering juga krn lingkungan Jawa juga, krn memahami pola-pola jadi setidaknya memang bs jadi langkah preventif ketika melangkah ke depan ya

    ReplyDelete
  5. Deep learning and deep thinking ini, teh...
    Aku yakin kalau kitalah pelaku sejarah, tapi hanya sebatas itu dan tidak memaknai lebih lagi seperti kontemplasi teteh di tulisan ini.
    Kereen, teh Sugi.

    ReplyDelete
  6. Ilmu titen emang percaya gak percaya tapi emang itu berdasarkan pengalaman generasi sebelumnya yang diwariskan turun-temurun ya mbak. Kdng ada yg ok lah dijaga demi kebaikan, tp ada pula yg sbnrnya udah gk berlaku tergerus zaman hehe #imho

    ReplyDelete
  7. time flies so fast ya Mba... dan menjadi yang termahal karena tidak dapat diulang... maka esok hanyalah angan, karena yang nyata hanya detik ini

    ReplyDelete
  8. Ini bahasannya dalem banget neh, hehehe. Ilmu Titen dari dulu melekat banget emang ya, sama orang Jawa. Kayaknya udah turun temurun.

    ReplyDelete
  9. wah, berat nih bahasannya...Ilmu Titen, tapi benar adanya. Apalagi saat pandemi begini, saat untuk refleksi diri.
    Dan setuju dengan apa yang disampaikan Aristoteles "Teruslah berdialog dengan sejarah agar hidup taksalah arah."

    ReplyDelete
  10. Setiap orang sebenarnya mempunyai ilmu titen yang berbeda karena pengalaman hidup masing - masing tentu sangat personal. Perlu kepekaan banget ya Mba, untuk bisa mengasah ilmu TITEN ini. Makasiii sharing-nya mba

    ReplyDelete
  11. Mbak, aku jadi mau tanya terkait ilmu titen dalam aktivitas BMKG, beberapa kali jika aku mendiskusikannya pada orang tertentu, selalu ditentang, dan aku diminta untuk tidak mempercayai hasil dari aktivitas tersebut.

    Bagaimana menurut pendapat mbak Sugi?

    ReplyDelete
  12. Sejarah peradaban manusia memang menjadi sejarah yang tak lekang oleh waktu dan banyak yang bisa kita petik hikmahnya.

    ReplyDelete
  13. MashaAllah. Luar biasa tulisannya Mbak. Maknanya dalam banget kalau kita mau memahaminya.

    Membicarakan titen saya mendadak ingat karma. Satu hal yang mungkin memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Dari sini kita belajar untuk terus berbuat kebaikan agar kebaikan itu akan kembali kepada kita. What goes around comes around.

    ReplyDelete
  14. Wah, menarik nih ilmu titen. Baru kali ini tau dari tulisanmu. Kalo terkait filsafatnya sih, jangan deh, aku suka pusing memahami hehe

    ReplyDelete
  15. Aku pernah mendengar tentang ilmu Titen, begitu akrab dalam kehidupan masyarakat Jawa dari kearifan lokal yang tumbuh turun-temurun
    Dimana segala hal yang terjadi selalu ada sebab muhasabab nya

    ReplyDelete
  16. Sebagai orang Jawa, saya inget inget lupa tentang ilmu titen.
    Tapi membaca ini :
    lmu titen pula yang digunakan para petani untuk memutuskan masa tanam padi. Rasi bintang yang muncul di langit bisa menjadi salah satu sumber analisis ilmu titen para petani dan nelayan.

    Saya sedih karena sudah terjadi perubahan besar. Tanda tanda berubah atau hilang sehingga nelayan dan petani kehilangan petunjuk

    ReplyDelete
  17. Titen blm pernah denger sih. Tapi kok saya jd kepikiran primbon haha
    Setiap orang tentu punya sejarah, ada yg kelam, sehingga ingin dihapus. Ada juga yg mau diulang, supaya bisa di perbaiki. Tapi semua semu ya, hanya unt dikenang, disimpan dan dipelajari agar bisa kedepan lebih baik hehe

    ReplyDelete
  18. Ilmu titen ini sebenarnya kaya warning dalam diri kita sendiri ya mbak. Macam ada yang mengingatkan gitu. Misal tiba tiba gerah dalam hati yakin nih bentar lagi hujan deras eh bener deh

    ReplyDelete
  19. Teruslah berdialog dengan sejarah, agar hidup tak salah arah. Baca closingnya ini aja udah berasa deep banget. Maknanya dalem~

    ReplyDelete
  20. Sejarah peradaban manusia memang menjadikan sejarah yang tidak akan terlupakan oleh waktu dengan ini kita bisa memetik dari sejarah yang sudah ada

    ReplyDelete
  21. baru tahu istilah ilmu titen ini
    tapi menerapkannya mungkin sudah sering ya setidaknya untuk pribadi
    belajar dari apa2 yg pernah dialami
    yang pernah dilewati dalam hidup

    ReplyDelete