Akses Mudah Modal Usaha di Cekaja.com


entrepreneur concept with business elements drawn on blackboard
Menjadi wirausaha adalah cita-cita saya sejak kuliah. Terlebih saat saya membaca buku-buku Robert T. Kiyosaki. Bukunya yang membahas bebas finansial sangat mengena di hati. Saya pun berandai-andai bisa menjadi sosok bebas finansial. Robert T. Kiyosaki menginspirasi impian kehidupan saya di usia tua. Sementara, cara mendapatkan modal untuk merealisasikan impian itu belum terpikir. Saya bahkan belum memikirkan cara mendapat modal usaha di Kota Bandung setelah saya pindah kembali ke kota ini. Saat itu, saya masih terpesona dengan berbagai kisah sukses para pengusaha di dalam dan luar negeri. Kisah-kisah mereka memberi saya gambaran proses perjalanan usaha itu dirintis lalu dikembangkan.

Saya masih ingat ucapan Bob Sadino (alm),”Menjadi pengusaha itu ga perlu banyak teori. Langsung buka usaha aja.”

Langsung buka usaha aja. Pesan itu saya catat dalam hati. Karenanya, sejak usia belia, saya sudah menjual jasa memfotokopikan buku-buku teks pelajaran. Waktu itu, saya belum paham tentang UU Hak Cipta. Jadi, ya santai saja menerima pesanan fotokopi buku-buku. Kebetulan di rumah ada mesin fotokopi. Saya tinggal bawa buku-buku yang akan difotokopi lalu saya serahkan kepada bapak saya. Saya pesan buku-buku itu harus selesai tanggal sekian. Pada tanggal yang sudah diminta, saya ambil buku-bukunya. Saya terima uang dari teman-teman dan menggunakannya untuk apa saja, yang penting tidak melanggar aturan.

Bagaimana dengan modal? Waktu itu, modalnya dari bapak. Tenaganya juga bapak yang mengerjakan. Bagaimana dengan bagi hasil? Bapak tidak pernah meminta uang hasil penjualan fotokopinya. Mungkin bapak pikir hasil penjualan itu untuk tambahan uang saku atau untuk saya tabung. Yaa..sebagian kecil saya tabung, sebagian besar untuk jajan. Duh, masa remaja yang boros. Semoga peribahasa buah jatuh takjauh dari pohonnya tidak dialami anak-anak saya khusus pengalaman ini.hehehe...

Selepas SMA, usaha jasa fotokopi berhenti. Alasan utamanya karena saya melanjutkan kuliah ke luar kota. Di bangku kuliah, saya ganti bidang usaha. Saya berjualan kaos kaki. Kebetulan harga kaos kaki di Bandung di masa itu masih jauh lebih murah dibandingkan di Yogyakarta. Saya pun semangat menjualnya. Saya juga punya reseller, yaitu adik-adik angkatan. Konsumen kami bertambah dari waktu ke waktu. Ibu menemani saya sekaligus membayar semua kaos kaki yang saya beli. Dan seperti bapak, ibu tidak meminta laporan penjualan apalagi bagi hasil. Mungkin yang dipikirkan ibu sama seperti bapak. Saya bisa menggunakan uang hasil penjualan kaos kaki untuk tambahan uang jajan dan tabungan, mengingat di Yogyakarta saya takpunya sanak saudara. Sebenarnya sih hidup saya tidak merana. Ada teman-teman kost dan teman-teman kuliah sebagai saudara saya selama tinggal di kota ini.

Modal dari ibu menjadi modal utama saya berjualan kaos kaki angin-anginan selama dua tahun. Pada tahun ketiga, saya menyadari usaha kaos kaki ini prospektif. Saya pun bertekad mengurus usaha ini dengan sungguh-sungguh. Saat niat itu terpatri, Tuhan memberi saya pelajaran pertama menjadi pedagang. Seorang teman mengajak saya bekerja sama menyediakan kaos kaki sebagai properti untuk sanggar teater yang dikelolanya. Saya selalu menyempatkan diri pulang ke Bandung setiap memesan kaos kaki. Saya mengecek langsung kondisi kaos kaki agar tepat sesuai pesanan. Pemesanan pertama dan kedua lancar jaya. Kami sama-sama untung dan bahagia.

Pada pemesanan ketiga, saya tidak sempat mengeceknya. Kondisi kaos kaki jauh dari warna yang dipesan. Modal saya pun musnah karena teman saya tidak mau membelinya. Inilah bisnis. Saya pun harus memutar otak agar kaos kaki ini terjual demi kembalinya modal. Untunglah ada teman lain yang mau membelinya. Ia menawar dengan harga sangat murah. Yah, daripada tidak menghasilkan sama sekali, saya terima tawarannya. Bener-bener jual rugi.


menghitung modal (pixabay.com)


Selepas kaos kaki yang merugi, setahun saya vakum. Setelah menikah, saya ingin buka usaha kembali. Modalnya tentu tidak minta orangtua lagi. Saya dan suami memutuskan merintis usaha susu kedelai dengan sisa modal kaos kaki. Kami bahu-membahu menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Setahun berjalan, usaha kami menunjukkan perkembangan memuaskan. Terlebih saat kami mempromosikan produk susu kedelai ini di media sosial. Pesanan meningkat sehingga kami membutuhkan tambahan karyawan untuk membantu produksi.

Kami pun memerlukan kendaraan yang bisa digunakan untuk mendistribusikan susu kedelai ke pelanggan-pelanggan yang lokasinya jauh. Meskipun kami sudah bekerja sama dengan salah satu layanan food delivery, sebagian pelanggan tetap kami adalah minimarket dan warung makan. Jadi, kami tetap harus mendistribusikannya sendiri.

Agar lebih efektif, kami membutuhkan tambahan modal berupa kendaraan. Sayangnya, dana yang ada belum cukup untuk membayar uang muka kendaraan. Pelanggan memang bertambah, jangkauan pasar memang makin luas, biaya produksi otomatis meningkat. Namun, dana yang ada sudah diatur untuk pos produksi susu kedelai dan pos-pos lain.

Terbersit lah pikiran mengajukan modal ke bank. Namun, nihilnya pengalaman dan informasi yang simpang siur tentang sulitnya mengajukan pinjaman modal ke bank membuat kami maju mundur. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Di tengah kebingungan itu, saat sedang berselancar di internet, saya menemukan laman yang memberikan informasi cukup memadai seputar pinjaman modal usaha.

Aha! Ini yang saya cari. Kumpulan informasi komplit tentang pinjaman modal usaha. Di https://www.cekaja.com/small-business-banking ada kalkulator penghitungan cicilan berdasarkan bunga, jangka waktu peminjaman, dan jumlah pinjaman yang diajukan. Selain itu, ada informasi berbagai jenis pinjaman yang ditawarkan untuk usaha mikro serta tata cara mengajukan pinjaman. Informasi ini sangat membantu banyak wirausaha.




Inilah Para Pemenang Festival Film Bandung 2018


www.siswiyantisugi.com
Gubernur Jabar dan istri membuka FFB 2018

Ketika pemeran pria terpuji film televisi, Miqdad Addausy, dalam sambutan kemenangannya di podium, mengatakan jalanan rusak yang menjadi latar FTV Lubang Tikus diperbaiki setelah FTV ini tayang, saya berkesimpulan inilah salah satu fungsi film sebagai kontrol sosial. 


Media visual merupakan media paling efektif untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat, temasuk para penguasa. Film dan sinetron adalah salah satunya. Kritik sosial budaya juga politik yang dikemas dalam rangkaian cerita lebih mudah dicerna masyarakat. Mengapa demikian? Karena jalannya cerita beserta para tokoh di dalamnya seringkali menguras emosi pemirsa; menimbulkan simpati bahkan empati. Bagaimana dengan penguasa? Ada kalanya kelompok ini tersentil dengan kritik-kritik yang disampaikan melalui konflik-konflik yang dibangun.

Sentilan bagi penguasa memang tidak semuanya berhasil. Ada juga yang malah berbuah pembredelan. Namun, hal itu tidak menggentarkan para pekerja seni. Demi menciptakan karya terbaik, mereka tetap konsisten bekerja keras demi perubahan lebih baik di negeri ini.

Visi misi itu pula yang membuat Festival Film Bandung tetap eksis. Festival tertua di Indonesia yang memilih gelar terpuji bagi pemenangnya di setiap kategori. Mengapa terpuji? Apakah temanya? Jalan cerita? Konflik yang dibangun? Pesan-pesan yang disampaikan melalui peran-peran para tokoh?  

www.siswiyantisugi.com
persiapan acara

www.siswiyantisugi.com
Duo MC

suasana di kursi undangan
Menurut penyelenggara FFB, kata terpuji berarti sesuatu yang diakui kebaikannya, kemuliaannya. Dengan kata lain, pemberian gelar terpuji terhadap film, sinetron, FTV, dan aktor aktrisnya merupakan penghargaan terhadap hal-hal baik; hal-hal mulia yang disampaikan dalam karya mereka.

Berangkat dari pengertian terpuji yang dijelaskan penyelenggara festival, saya mencoba menemukan sesuatu yang berharga; sesuatu yang baik; sesuatu yang mulia pada film dan serial televisi serta aktor dan aktris yang masuk nominasi FFB dua tahun belakangan ini. Kebetulan baru dua tahun ini saya mencermatinya. Sebagian saya temukan, sebagian masih samar. 

Yang samar itu pasti karena ilmu saya di bidang sinematografi masih cetek. Jadi, kerja keras para juri yang sudah menonton dengan amat cermat ratusan judul film, sinetron, dan FTV tetap saya apresiasi. Bayangkan! Gimana sepetnya mata harus nonton ratusan film, sinetron, dan FTV. Kalau ditotal dari tiga kelompok itu, jumlahnya pasti jadi ribuan. Luar biasa! Saluut!

Nah, berikut ini Para Pemenang Festival Film Bandung 2018 yang saya rangkum dari pelataran Gedung Sate, Sabtu, 24 November 2018. Adakah favoritmu?

Film dan Narafilm Terpuji 2018 
1. Film Terpuji Sultan Agung. Produksi Mooryati Soedibyo Cinema &yuDapur Film
2. Sutradara Terpuji Hanung Bramantyo dalam fim The Gift. Produksi Seven Sundays Film
3. Pemeran Utama Wanita Terpuji Marsha Timothy dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak.    Produksi Cinesurya &Kaninga Pictures
4. Pemeran Utama Pria Terpuji Ario Bayu dalam film Sultan Agung. Produksi Mooryati Soedibyo Cinema &  Dapur Film
5. Pemeran Pembantu Wanita Terpuji Cut Mini dalam film Posesif. Produksi Palari Films
6. Pemeran Pembantu Pria Terpuji Morgan Oey dalam film Koki-Koki Cilik. Produksi MNC Picture
7. Penulis Skenario Terpuji BRA Mooryati Sudibyo, Ifan Ismail, dan Bagas Pudjilaksono dalam film Sutan Agung. Produksi Mooryati Soedibyo Cinema & Dapur Film
8. Penata Editing Terpuji Ryan Purwoko dalam film The Underdog. Produksi Starvision
9. Penata Kamera Terpuji Yunus Pasolang dalam film Kafir. Produksi Starvision
10.Penata Artistik Terpuji Edy Wibowo dalam film Sultan Agung. Produksi Mooryati Soedibyo Cinema& Dapur Film
11.Penata Musik Terpuji Zeke Khaseli dan Yudhi Arfani dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat             Babak. Produksi Cinesurya&Kaninga Picture


Sultan Agung di podium

Marsha Timothy 

Serial Televisi (Sinetron) Terpuji 2018
1. Serial Televisi Terpuji Orang Ketiga. Produksi SinemArt. Stasiun TV SCTV
2. Pemeran Pria Terpuji Eza Gionino dalam serial TV Aku Bukan Ustadz. Produksi MNC Picture. Stasiun       TV RCTI
3. Pemeran Wanita Terpuji Marshanda dalam serial TV Orang Ketiga. Produksi SinemArt. Stasiun TV             SCTV.
4. Sutradara Terpuji Maruli Ara dalam serial TV Orang Ketiga. Produksi SinemArt. Stasiun TV SCTV

www.siswiyantisugi.com
Marshanda membaca puisi karyanya sendiri di podium kemenangan

Selama ini hanya baca namanya di media. Ternyata ini Maruli Ara
























Film Televisi (FTV) dan Narafilm Televisi Terpuji 2018 
1. Film Televisi Terpuji My Trip My Adventure The Movie : The Lost Paradise. Produksi Transinema               Picture. Stasiun Trans TV
2. Pemeran Pria Terpuji Film Televisi Miqdad Addausy dalam FTV Lubang Tikus. Produksi SCTV. Stasiun       SCTV
3. Pemeran Wanita Terpuji Film Televisi Denira Wiguna dalam FTV Sebenarnya Cinta. Produksi Surya Citra     Televisi & Citra Sinema. Stasiun SCTV
4. Sutradara Terpuji Film Televisi Kiky ZKR dalam FTV Lubang Tikus. Produksi Surya Citra Televisi dan         Citra Sinema. Stasiun SCTV
5. Penulis Skenario Terpuji M. Haris Suhud dalam FTV Mengejar Impian. Produksi Surya Citra Televisi &  Citra Sinema. Stasiun SCTV

Penghargaan Khusus FFB 2018 film remaja bermuatan kearifan lokal Yo Wis Ben. Produksi Starvision

Penghargaan Life Achievement diberikan kepada Ade Irawan dan Barry Prima

Adek Irawan lama takmuncul di layar kaca

Barry Prima pernah jadi partner Suzanna
























Di setiap kategori, ada juara umumnya. Itu istilah yang saya buat sendiri melihat pemenang di setiap kategori. Juara umum film dan narafilm terpuji diraih Sultan Agung. Film ini memeroleh empat penghargaan dari sebelas penghargaan yang diberikan. Tujuh penghargaan diraih film yang berbeda-beda.  Sementara juara umum sinetron dipegang Orang Ketiga. Tiga dari empat penghargaan yang diberikan FFB diraih sinetron ini. 

Saya sempat nonton sinetron ini berturut-turut. Ceritanya agak mbulet, tapi pemainnya sebagian besar aktor aktris populer dan pasti enak dilihat. Beberapa dari mereka hadir di acara puncak FFB dan melintas di depan tempat duduk saya. Penginnya sih minta foto, tapi malu. Lebih ganteng dan cantik benerannya sih.hehehe..Nah, stasiun televisi FTV dianugerahkan pada SCTV karena sebagian besar FTV yang menerima penghargaan ditayangkan di SCTV.  













Yang Muda Yang Berdaya dalam Peta Ekonomi Kreatif Indonesia

"Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia!" 
                                                                               -Soekarno-
Keyakinan Soekarno berpuluh tahun lalu itu terjawab hari ini. Berbagai kreativitas anak muda Indonesia mewarnai wajah perekonomiannya. Sebutlah Nadiem Makarim, William Tanuwijaya, Achmad Zaky, dan Ferry Unardi. Empat pemuda perintis bisnis start up yang kini berhasil masuk jajaran 'unicorn', yakni start up dengan valuasi di atas US$1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun.

sumber foto : bbc.com


Industri 4.0 dalam Kegiatan Ekonomi Kreatif

Mereka adalah kreator yang menghasilkan uang dari ide-ide yang dulu dianggap gila oleh banyak orang. "Bagaimana mungkin hanya dengan santai di rumah kita bisa pesan ojek, taksi, makanan, bahkan membeli komputer hanya dengan sentuhan jempol?"
 
Ide-ide gila ini memanfaatkan media sosial sebagai anak dari internet of things dan big data. Dalam media sosial, dunia menjadi desa kecil yang bisa menghubungkan siapa saja dan dari mana saja menjadi saling mengenal dan saling memenuhi kebutuhan. Inilah cara kerja ekonomi kreatif: kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi.
 
Masuknya empat bisnis start up asal Indonesia dalam jajaran unicorn tidak lepas dari dukungan pemerintah memberi keleluasaan bagi anak-anak muda menunjukkan jati dirinya. Di tahun keempat ekonomi Indonesia kreatif, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menandainya sebagai tahunnya anak muda. Karena itu pula, Kominfo mengumpulkan orang-orang muda dalam perhelatan bertajuk Flash Blogging Indonesia Kreatif  pada 23 November 2018, di Hotel Aryaduta, Bandung.

Acara flash blogging ini dihadiri orang-orang muda dari berbagai komunitas, di antaranya adalah blogger dan mahasiswa sekolah desain. Mengapa anak muda? Karena mereka berkontribusi pada kemajuan ekonomi kreatif di negeri ini. Ibu Siti Meiningsih, Direktur Pengelolaan Media Informasi Kominfo memaparkan pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia sebesar  5,76 persen melampaui pertumbuhan sektor listrik, gas, air bersih, dan sektor industri lainnya.

Potensi Ekonomi Kreatif di Indonesia

Potensi ekonomi kreatif datang dari generasi milenial.  Besarnya potensi ini harus bisa dikembangkan sebaik-baiknya oleh orang muda sebagai pelaku ekonomi digital. Lagi-lagi amat banyak alasan mengapa orang muda menjadi tonggak kemajuan pembangunan bangsa.

Andoko Darta, Tenaga Ahli Kominfo, orang muda terbagi dalam lima kelompok :
1. Kelompok peduli yang selalu ingin menolong orang lain.
2. Kelompok kreator yang selalu ingin menciptakan sesuatu
3. Kelompok orang biasa-biasa saja
4. Kelompok pahlawan, mereka yang berjuang untuk kehidupan orang lain
5. Kelompok cendekiawan yang rajin sekolah
6. Kelompok explorer yang mengabdikan hidupnya untuk berjalan-jalan ke banyak tempat

Lima kelompok ini mempunyai andil dalam kemajuan ekonomi kreatif di Indonesia sesuai keahliannya masing-masing. Kelompok peduli bisa menjadi relawan, misalnya pemuda-pemuda yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Sementara itu, kelompok kreator adalah mereka yang mengembangkan ide-idenya dalam bisnis start up yang semakin marak kita jumpai. Selain start up, blogger, penulis buku, dan desainer grafis pun masuk dalam kelompok kreator.

Bagaimana dengan kelompok orang biasa yang umumnya adalah pekerja? Mereka pun berperan penting dalam pertumbuhan dan kemajuan ekonomi kreatif. Merekalah yang membantu jalannya ekonomi kreatif, seperti dari sisi perizinan, produksi, dan sebagainya. Contohnya adalah aparatur sipil negara dan driver ojek online.

Kelompok pahlawan bisa kita jumpai pada mereka yang memperjuangkan sesuatu untuk keberlangsungan kehidupan, baik manusia maupun budaya. Sebutlah bidan yang berdinas di pedalaman atau seniman yang menjaga kelestarian budaya dengan kondisi seadanya.

Nah, kelompok cendekiawan ini perannya penting lho. Dari ilmu yang mereka miliki, mereka bisa mengkaji pola-pola perilaku masyarakat dalam perkembangan ekonomi kreatif. Hasil kajian ini membantu stakeholder untuk memutuskan kebijakan yang tepat dalam sistem ekonomi kreatif di Indonesia.

Kelompok eksplorer sangat berperan dalam memajukan pariwisata di Indonesia. Kelompok explorer inilah yang membantu pesatnya bisnis Traveloka. Kemudahan akses pembelian tiket, penginapan, dan panduan destinasi wisata sangat dibutuhkan kelompok ini.

Fokus pangkal Sukses

Di akhir penjelasannya, Andoko mengajak hadirin merenungkan, "Kamu ingin jadi apa?'

Bapak Andoko yang mengaku masuk kelompok orang biasa ini menekankan agar setiap orang fokus pada kelompok pilihannya. Fokus pangkal kesungguhan. Fokus itu pula yang membawa orang-orang muda sukses di jalannya.

Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia didukung oleh infrastruktur yang optimal. Kemudahan transportasi dan komunikasi, seperti pembangunan jalan, bandara, ruang-ruang publik, dan kemudahan mengakses internet adalah sedikit contoh.

Amat disayangkan jika Indonesia tidak bisa keluar dari kelompok negara middle trap padahal infrastruktur dan kebijakan pemerintah sudah sangat mendukung para pelaku ekonomi kreatif mengembangkan usahanya. Ini tugas kita, orang-orang muda Indonesia membuktikan kita bisa membangun Indonesia menjadi negara sejahtera.

Blog Sebagai Media Eksistensi

elinapms.com

Sekira sebelas tahun lalu, saya membuat blog. Nama blognya saya lupa. Kalau tidak salah, namanya sama dengan nama blog ini. Saya membuatnya di Wordpress. Tujuan utama membuat blog saat itu adalah saya ingin menulis jurnal harian tanpa ada seorang pun membacanya. 

Mengapa demikian? Karena banyak kegelisahan yang singgah, ketidaknyamanan, dan kesedihan yang tidak bisa saya bagi pada siapa pun termasuk pada pasangan. Jadi, saya memutuskan untuk menuliskannya di suatu tempat yang takmungkin dibaca orang-orang yang saya kenal. Setelah membaca sana-sini, muncul gumpalan awan di benak saya,"Ahaa!Nulis di blog aja." 

Pada suatu siang yang terik di Ternate, saya pun membuat blog. Saya mengikuti langkah-langkah yang sudah diberikan di Wordpress. Waktu itu blog memang sama sekali belum populer. Jadi, saya merasa aman dengan semua curahan hati yang saya tulis di blog itu. 

Sayangnya, setelah menulis beberapa kali, saya tidak sempat ke warnet lagi. Kesibukan mengajar di kampus, mengurus anak dan rumah tangga, membantu suami di percetakan kami, serta kesibukan domestik juga publik lain yang menyita waktu saya. Saat ada waktu luang, saya kembali ke warnet. Namun, saya lupa password masuk blog saya. Akhirnya tanpa pikir panjang, saya membuat blog yang baru.

Di tengah perjalanan, saya berpikir ingin menulis hal-hal yang bisa saya bagikan di ranah publik. Seperti biasa, dari hasil baca sana-sini, saya temukan ada platform lain yang bisa saya gunakan, yaitu Kompasiana. Setelah saya telusuri isinya, saya membuat akun www.kompasian.com/panah_bintangku. Tulisan pertama saya membahas tentang pemikiran filsuf Herakleitos, Panta Rhei.

Kompasiana menjadi media tempat saya mencurahkan uneg-uneg saya tentang isu-isu terkini, terutama yang terjadi di sekitar saya. Beberapa kali tulisan saya masuk highlight dan dua tulisan pernah masuk headline. Hati saya berbunga-bunga saat tahu ada tulisan yang masuk highlight. Hati makin berbunga-bunga ketika saya baca ada label headline di tulisan saya. Bunga-bunga ini juga yang membuat saya yakin inilah dunia tempat saya berkarya: menulis. Salah satu tulisan yang masuk headline itu membahas tentang intoleransi umat beragama di Indonesia.

Satu hal paling penting tentang menulis yang saya pelajari dari fluktuasi kualitas tulisan saya di Kompasiana adalah penulisan opini yang baik harus didukung oleh pemahaman tentang masalah yang dibahas. Kalau tidak paham, tulisan kita akan kering. Saya menyimpulkannya demikian setelah membaca tulisan-tulisan saya beserta ingatan tentang proses yang saya lalui saat saya menulis itu. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kekayaan kosa kata akan membuat tulisan kita menjadi lebih enak dibaca. 

Sekian lama menulis di Kompasiana, saya kembali tertarik belajar blogging. Kebetulan waktu itu saya sedang berselancar di Facebook. Nah, mata saya tertumbuk pada Blogger Perempuan yang waktu itu melintas di beranda saya. Saya langsung tertarik untuk singgah. Kebetulan grupnya bersifat terbuka. Saya yang sedang ingin belajar blogging lebih serius merasa mendapat jalan ke arah sana melalui grup ini.

Ternyata, pilihan saya tepat. Belum lama saya bergabung, ada informasi arisan link. Wah, saya langsung daftar deh. Dari grup arisan link ini, saya banyak belajar; sangat banyak belajar. Dari Mbak Wati, saya belajar banyak tentang dunia blogger. Blogger Semarang ini pula yang menginspirasi saya untuk fokus blogging. Obrolan itu terjadi tahun 2016 kalau tidak salah. Saya bertanya banyak hal tentang blog dan menjadi blogger. Mbak Wati menjelaskan dengan sabar dan terbuka. Ia bercerita tentang keputusannya menjadi blogger profesional. Taklupa pula saya bertanya tentang monetize blog. Apakah blog bisa menjadi sumber mata pencaharian?

Oh ya, kami juga pernah bertemu saat sama-sama diundang makan siang bersama Eyang NH. Dini di Toko Oen, Semarang. Setelah acara itu, saya mulai rajin mengontak Mbak Wati. Ia juga yang menyarankan saya untuk membuat blog TLD dan aktif di komunitas blogger. Saya perlu waktu untuk meyakinkan hati bahwa blogging sebagai pilihan yang harus diseriusi. Selama ini saya masih fokus pada rencana fokus menulis buku dan mengirimkan tulisan-tulisan ke media cetak. Diskusi-diskusi saya dengan Mbak Wati memberi perspektif lain tentang blog pribadi yang tidak hanya menjadi tempat curhat.

Dalam proses menimbang, saya membaca banyak blog. Sebagian besar blog yang saya baca isinya memang bukan curhat sih. Sebagian besar malah isinya tentang filsafat, sosial budaya, psikologi, serta travelling. Dari banyak blog yang saya baca itulah, perspektif saya mulai berubah. Selain itu, saya juga mengakui isi blog itu sangat membantu saya mendapatkan informasi yang saya butuhkan, terutama kalau saya hendak bepergian ke suatu tempat baru.

Ilmu dan pengalaman saya masih cetek memang. Namun, saya pikir yang cetek ini mungkin tetap bermanfaat bagi orang lain jika disampaikan. Kita tidak pernah tahu dari jutaan kata yang tertulis ini kata-kata mana yang menjadi inspirasi bagi orang lain. Menggubah ungkapan Descartes, filsuf Rasionalis dari Prancis, 
"Saya menulis maka saya ada."

Paxel Tawarkan Pengalaman Baru Mengirim Barang

pixabay.com

Lebih dari sepuluh tahun menjadi pedagang membuat saya akrab dengan berbagai ekspedisi atau jasa pengiriman barang. Sejak duduk di bangku kuliah, saya sudah terbiasa mengirim barang untuk customer atau membeli barang dari luar kota untuk dijual kembali. Demi menyiasati harga murah, saya pun harus cermat memilih jasa pengiriman barang yang murah dan cepat.

Cermat memilih jasa pengiriman barang terus saya lakukan hingga hari ini. Ketika berbagai jasa pengiriman muncul bak cendawan di musim hujan, saya pun mencoba jasa mereka satu persatu. Pada umumnya sih, ada harga ada kualitas. Mau cepet sampai, pasti ongkos kirimnya mahal. Belum lagi kalau ukuran paket kita besar. Ongkirnya nambah karena tidak hanya menghitung berat, tetapi juga menghitung ukuran paket panjang x lebar x tinggi. Ribet deh pokoknya.

Saya ingat waktu mengirim tas-tas anyaman ke Ternate. Ongkirnya bikin sedih. Penyebabnya bukan karena tas-tas ini berat, tetapi karena tas-tas itu ukurannya besar-besar. Dan yang sering bikin mahal itu ukuran paketnya. Saya sering deg-degan kalau kirim barang ukuran besar. Makin deg-degan kalau petugas sudah mengeluarkan meteran.hehehe..


kerja kurir ekspedisi (rajakirim.co.id)

Seiring berjalannya waktu, beberapa jasa pengiriman barang memberikan pelayanan jemput paket. Syaratnya paket yang dijemput minimal ada sepuluh koli. Ini membantu juga sebenarnya. Bawa sepuluh koli ke agen pengiriman barang seringnya merepotkan. Berat juga ribet. Yang jadi pikiran kalau paket kurang dari sepuluh koli, pas saya sakit atau ada halangan lain, kurir nggak mau ambil.
Kondisi semacam ini acapkali menghambat kelancaran usaha. Pada kasus ini, logistik selalu berkutat untuk menemukan keseimbangan di antara dua hal yang amat sulit untuk disinergikan. Dua hal itu adalah menekan biaya serendah-rendahnya, tetapi tetap menjaga tingkat kualitas jasa dan kepuasan konsumen. Dalam dunia bisnis yang selalu berubah, manajemen logistik yang baik merupakan sebuah keharusan.

Di era serba digital, Paxel berusaha menjawab tantangan itu. Ekspedisi ini mungkin menjadi pioneer yang menggunakan aplikasi dalam melayani customernya. Dengan visi antarkan kebaikan, Paxel berupaya memuaskan hati pelanggannya dalam urusan pengiriman paket. Berkaitan dengan itu, pada hari Jumat, 9 November 2018, bertempat di Lo.Ka.Si, Bandung, pendiri Paxel, Bapak Johari memaparkan asal mula ia berinisiatif mendirikan ekspedisi dengan prinsip pengiriman same day service

www.siswiyantisugi.com
Johari Zein, founder Paxel
Pengiriman same day service sebenarnya sudah ada di ekspedisi lainnya. Lalu apa yang membuat Paxel berbeda? Menurut Intan Saraswati, Chief Happines Operations Paxel, hanya ada satu jenis pengiriman di Paxel, yaitu same day service. Jenis pengiriman same day service cocok banget untuk para pebisnis kuliner, frozen food misalnya. Pengiriman makanan beku dengan jaminan same day service akan memperlancar bisnisnya.

www.siswiyantisugi.com
Intan Saraswati
Jadi, hero sebutan kurir di Paxel memang akan mengirimkan barang hanya dalam jangka waktu sehari. Same day service dan pengoptimalan penggunaan aplikasi sebagai media penghubung antara Paxel dan customernya merupakan salah satu bentuk dari brand tagline mereka, yaitu make first movement.

www.siswiyantisugi.com

Alex Zulkarnaen, Brand Happines Hero Paxel, menjelaskan maksud dari make first movement :

pertama untuk melayani
pertama untuk berkontribusi
pertama untuk memberikan solusi
pertama untuk mengerti kebutuhan masyarakat
  



Jadi, apa yang ditawarkan Paxel dengan brand tagline-nya ini? Paxel berkomitmen melakukan pengiriman paket di hari yang sama. Customer atau pelanggan diberi kewenangan untuk menentukan waktu pengambilan barang dan cara pengemasan paketnya. Bagaimana jika hero datang terlambat mengambil paket atau paketnya telat sampai? ada refund yang otomatis masuk ke saldo akun pelanggan. Bagaimana jika paketnya hilang? Pasti akan ada penggantian sekian kali lipat dari nilai barang. Semua itu merupakan komitmen Paxel untuk mewujudkan harapan pelanggan terhadap pelayanan jasa ekspedisi.

Selepas acara blogger gathering with Paxel, saya menggunakan jasa Paxel untuk kirim barang. Sebelumnya, saya sudah mengunduh aplikasinya di Playstore. Aplikasi Paxel ini juga bisa diunduh di Appstore bagi para pengguna Apple. Usai mengunduh, saldo kita otomatis terisi Rp 100 ribu. Asyik banget nih. Saya juga mendapatkan referral code yang bisa saya bagikan pada teman-teman dan kerabat. Jika mereka menggunakan referral code saya saat mengunduh aplikasi Paxel, saldo saya akan bertambah. Hal itu berlaku juga bagi mereka. Setelah mengunduh aplikasi Paxel, mereka akan menerima referral code yang bisa dibagikan kepada orang lain.

Pengiriman paket pertama saya di Paxel beralamatkan Tangerang. Prosesnya ringkas. Yang penting kita punya kode pos alamat penjemputan barang dan pengantaran barangnya. Di kolom alamat, ada juga kolom keterangan tambahan. Di keterangan tambahan itulah, kita bisa menuliskan detail alamat penjemputan dan pengantaran paketnya.

Penghitungan ongkos kirim berdasarkan ukuran paket. Penghitungan berdasarkan berat paket apabila beratnya lebih dari 10 kg. Ukuran paling kecil ongkirnya Rp 18 ribu untuk wilayah Bandung dan Jabodetabek. Sementara ini, pengiriman baru bisa dilakukan di satu wilayah. Maksudnya, kita baru bisa kirim barang dari Bandung ke Jabodetabek dan sebaliknya. Saya sempat mencoba mengirim paket dari Bandung ke Bantul DIY, ternyata belum bisa. Semoga ke depannya Paxel makin memperluas jangkauan area pengirimannya sehingga makin banyak customer yang bahagia mengirim dan menerima paket menggunakan jasa Paxel.

penghitungan ongkos kirim berdasarkan ukuran paket

Selain di Bandung dan Jabodetabek, Paxel juga hadir di wilayah Semarang dan sekitarnya serta Yogyakarta dan sekitarmya. Paxel menargetkan akan membuka jalur pengiriman paket di luar Jawa pada tahun 2019. Di Kota Bandung sendiri, kantor Paxel ada di jalan Lemah Neundeut. Jangkauan Paxel di Bandung belum sampai ke bagian Bandung Barat. Untuk menyiasati itu, apabila kita berdomisili di wilayah Bandung Barat atau bagian lain di Kota Bandung yang belum masuk jangkauan Paxel, kita bisa memilih titik penjemputan yang bisa diakses hero Paxel. As simple as that ya..

Tidak hanya fokus berbisnis di bidang logistik, Paxel meyakini bahwa kebaikan adalah gerakan yang harus diinformasikan kepada banyak orang. Gerakan antarkan kebaikan ini menginspirasi Paxel untuk melakukan kerja sama dengan berbagai lembaga atau komunitas yang bervisi sama. Rumah Harapan Indonesia adalah salah satu lembaga yang bekerja sama dengan Paxel untuk mengantarkan kebaikan.

www.siswiyantisugi.com
Intan Purba dari Rumah Harapan Indonesia berbagi cerita
Visi Paxel merefleksikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap akan menjadi landasan dalam berpikir dan bersikap pada masyarakat digital. Mengapa demikian? karena kunci utama survive di era industri 4.0 bukan hanya siapa atau apa yang paling cepat, melainkan juga kepedulian terhadap kesejahteraan kemanusiaan.