Kocaknya Widyawati di Film Mahasiswi Baru

Hiruk – pikuk upacara penyambutan mahasiswa baru di kampus adalah hal biasa. Yang tidak biasa ketika di tengah barisan, ada mahasiswi baru ber- make up. Kontan saja ia menjadi bulan-bulanan seniornya. 

https://www.siswiyantisugi.com
dok : mncpmovie
Para senior terbelalak ketika ia menjawab usianya, “Lahir tujuh puluh tahun lalu.” Oalah…Oma kuliah lagi to . . 

Cerita berlanjut ke hari – hari pertama kuliah. Bersama Morgan Oey, Umay Shahab, Mikha Tambayong, dan Sonia Alyssa, Oma Lastri yang diperankan Widyawati menjalani hari-hari seru sebagai mahasiswa. Ia sempat ikut tawuran hingga pipinya memar. Melihat wajah ibu mertuanya yang memar, Iszur Muchtar shock, “Ibu kenapa?” 

Saat putrinya, Karina Suwandi, menyesalkan putusan ibunya untuk kuliah lagi, ia pun dibuat terkejut dengan teman – teman kuliah ibunya yang dengan santai memanggil, “Lastri.” Bagaimana dengan Lastri? Ia begitu menikmati hari – harinya sebagai mahasiswi baru. 

Apalagi waktu ia tahu sudah punya gank. “Ini seru sekali,” ujarnya bahagia diikuti ekspresi heboh Morgan Oey yang langsung mengajaknya welfie. Kabarnya, Morgan Oey berusaha keras menghidupkan peran Danny yang hiperaktif dalam film.

Film Mahasiswi Baru garapan Monty Tiwa ini menawarkan cerita unik dari dunia pendidikan. Judulnya sih biasa saja. Yang terbayang pasti romantika kehidupan mahasiswa baru tentang ospek, adaptasi kehidupan kampus, atau kisah-kasih dengan senior atau teman seangkatan. Nah, di film Mahasiswa Baru, temanya beda banget. 

Film ini menceritakan Oma Lastri yang semangat kuliah meski usianya sudah senja. Ia pun tetap antusias bergaul dengan kawan-kawan seusia cucunya. Mulai dari ikut sontek-sontekan saat ujian, kabur dari kelas padahal dosen masih mengajar, sampai keluyuran. Ia, di usia senjanya, merasa hidup lebih hidup saat menjadi mahasiswi baru. 



Oma Lastri berusaha keras menyesuaikan diri dengan gaya kawan-kawan satu gank-nya. Saya takbisa menahan tawa saat ia berseru, “Yoaa Braay!” Pun ketika ia bilang,”Ye kaan!" Meski logatnya berusaha segaul mungkin, nadanya tetep lembut. hahaha.. 

Banyak adegan yang pasti membuat kita ngakak berkali – kali. Bayangkan! Widyawati yang biasanya memerankan sosok ibu atau nenek yang lembut dan anggun, di film ini ia tampil urakan dan amat kocak. 

Selain Widyawati, ada Slamet Rahardjo juga di film ini. Apakah ia juga jadi mahasiswa ? Yuk, temukan jawabannya di film Mahasiswi baru. Film ini tayang mulai 8 Agustus 2019 di bioskop - bioskpi kesayangan kita. 

Selamat terpingkal-pingkal melihat kekocakan Oma Lastri berikut pesan – pesan moral yang tersirat di dalamnya. Selain semangat menuntut ilmu di usia senja, kita pasti akan menemukan pesan-pesan moral yang mencerahkan. 

Sampai ketemu di bioskop! Ajak keluargamu yaa :)

Acer Day 2019 Kembali Menggebrak Kota Bandung



Acer Day 2019 kembali dihelat sebagai ucapan terima kasih kepada loyalitas pelanggannya. Sebagai informasi, Acer Day sudah diselenggarakan sebanyak 2x pada tahun 2017 dan 2018. Apresiasi itu juga bagian dari perayaan anniversary Acer ke - 20 tahun di Indonesia.

Acer Day 2019 mengusung tema #Xtra Fun dan #Xtra Cool di Indonesia. Perayaan ini menjadi momentum spektakuler bagi pelanggan untuk berbelanja produk Acer. Apa saja sih penawarannya sampai disebut spektakuler? 

Acer Point Rewards

Pada Acer Day tahun ini, pelanggan dapat menikmati berbagai penawaran istimewa. Salah satunya untuk pembelian laptop terbaru Acer.

Ada laptop Swift 3 yang ditawarkan mulai dari harga Rp 6 jutaan dengan cashback hingga Rp 500ribu dan gratis satu unit printer Canon PIXMA.  Laptop tipe Swift ini ada beberapa varian, yaitu Swift 3, Swift 5, dan Swift 7.




Laptop tipe Swift ini merupakan lini laptop tipis dari Acer. Ciri khasnya tipis dan stylish. Keren banget pokoknya. Dari tiga jenis laptop Swift, ternyata Swift 7 paling ringan, paling kecil, dan paling tipis di dunia. Wow banget kan?! 

Selain itu, ada juga laptop gaming Nitro 5 yang dibanderol mulai Rp 11 jutaan dengan cashback hingga Rp 1juta dan gratis Nitro gaming mouse. Bikin mupeng ngga siih?

Nah, selain mendapat cashback untuk setiap pembelian produk Acer selama periode Acer Day (18 Juli - 30 September 2019), pelanggan juga berkesempatan mengikuti program pengumpulan points reward untuk memenangkan 2222 hadiah menarik. 

Caranya gimana nih? Gampang kok. Setelah membeli produk Acer pada periode Acer Day, pelanggan bisa melakukan registrasi melalui website www.acerid/acer - day  Kalau sudah registrasi, pelanggan bisa ikut program pengumpulan points reward.  Inget! Ada 2222 hadiah menarik menunggu kitaa..

Wih, banyak amat hadiahnya. Apa aja ya? ada 2 hadiah utama paket wisata ke Korea, 20 laptop tipis Swift 3 Acer Day Edition, 200 predator gaming headset, dan 2000 Nitro backpak. Total hadiahnya 2222.  Jangka waktunya masih panjang nih. Jadi, yuk kumpulkan pointnya dengan membeli produk tipe Acer apa pun. 

New Concept D

Selain Swift yang tipis, ringan, dan stylish, Acer juga menghadirkan lini terbaru yang memenuhi kebutuhan para pekerja kreatif. Concept D series merupakan teknologi terbaru yang dimiliki Acer. Pelanggan bisa mengaksesnya pada netbook, ldesktop, monitor, dan proyektor. 

"Teknologi Concept D series ini memiliki semua yang dibutuhkan kalangan kreatif, seperti kekuatan dan kinerja yang tangguh serta akurasi warna lebih tinggi dengan 100% Adobe RGB color gamnut dan dukungan Delta E < 1,5," jelas Herbert Ang, Presiden Direktur Acer Indonesia.



Oh ya, tingkat kebisingan laptop Concept D ini juga rendah, yaitu 40 desible. Maksudnya bising gimana sih? Karena Concept D ini punya kinerja yang tangguh, saat ia dipaksa bekerja lebih keras, laptopnya tidak akan bersuara seperti laptop lain. 

Acer berkomitmen melakukan inovasi tanpa batas sesuai kebutuhan masyarakat. Acer Day 2019 dan dipamerkannya berbagai laptop dengan beragam penawaran istimewa menunjukkan pengakuan Acer sebagai brand teknologi kepercayaan pelanggan. 

Pengakuan masyarakat itu dibuktikan melalui beberapa penghargaan bergengsi yang diperoleh Acer dalam kurun waktu 12 tahun ini. Penghargaan itu di antara lain Top Brand Award selama 12 tahun berturut - turut dan Indonesia Customer Service Award (ICSA) selama 11 tahun berurutan juga. 

Kerja keras Acer merupakan wujud apresiasi terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Acer Day 2019 ini diharapkan bisa semakin menguatkan relasi dan apresiasi antara Acer dan pelanggannya di Bandung. Apalagi Kota Bandung menempati peringkat teratas penjualan produk Acer di Indonesia. 
Yuk, belanja produk Acer. Kali aja beruntung dapat tiket wisata ke Korea ;)

Pasar Tradisional Ternate dalam Kenangan Saya



Siapa yang nyaman berada di pasar tradisional? Sayaa! Dengan catatan, pasarnya ngga becek-becek banget, ngga bau-bau banget. Hahaha..

Dari sekian pasar yang pernah saya singgahi selama tinggal di beberapa kota di negeri ini, pasar yang masuk dua kriteria - pas beceknya, pas baunya – ada di Pasar Induk Ternate dan Pasar Demangan, Yogyakarta.

Ini sebenarnya cerita pengalaman semasa tinggal di dua kota itu di awal tahun 2000an. Saya tidak tahu kondisi dua pasar itu sekarang. Dugaan saya bisa jadi kondisinya sudah jauh lebih tertata dan pasti lebih bersih. Semoga dugaan saya benar. Kali ini saya akan bercerita tentang Pasar induk Kota Ternate. 

Pasar Kota Ternate

https://www.siswiyantisugi.com
  • dok.gamalama.com

Tahun 2004 – 2008 silam, saya sempat ber-KTP Kota Ternate, Maluku Utara. Seminggu dua kali saya belanja di pasar induknya. Gaya banget nih belanja cuma seuprit, tapi ke pasar induk. Gimana lagi, pasar ini yang paling dekat rumah.

Karena pasar induk, kelebihannya pasti sudah bisa diduga. Saya bisa mengakses berbagai hasil bumi baik yang asli Ternate maupun luar Ternate, seperti pulau-pulau di sekitarnya atau dari provinsi lainnya. Jadi, apa saja sih yang mengesankan dari pasar ini?

1. lokasi di dekat laut


Pedagang berjejer di lokasi yang takjauh dari laut. Mereka menjajakan berbagai sayur dan bumbu serta ikan. Sembari melihat-lihat berbagai sayuran, bumbu dapur, dan ikan asap, saya bisa menikmati keindahan laut.

Bagi saya yang lahir dan besar di kota tanpa pantai, bisa sering lihat laut rasanya istimewa. Apalagi ada pasar di dekat laut, betapa indahnya. Deburan ombak dan hiruk-pikuk pasar sebenarnya bukan perpaduan yang romantis. Namun, saya selalu merasa romantis setiap multitasking memandangi laut sekaligus belanja sayuran. Hehe..

Sebenarnya semua pasar di Kota Ternate berlokasi dekat laut. Pasar Gamalama, Pasar Bastiong, Pasar Dufa-Dufa, semua di tepi laut. Iya lah karena Ternate kan dikelilingi laut. Kebetulan di Ternate musim kemarau dan hujan tidak strict seperti di Jawa. Selama empat tahun di sini, hujan dan panas bergantian secara harmonis. Itu duluu, entah sekarang. Global warming membuat el nino dan el nina datang dan pergi seenaknya.

2. Penyajian barang dagangan yang khas


Pasar induk Ternate cukup luas. Di bagian luar pasar, biasanya banyak pedagang yang membuka lapak-lapak nonpermanent. Terpal kecil digelar lalu mereka menaruh dagangannya dalam jumlah kecil juga. 

Pada kunjungan awal ke pasar, saya heran dengan cara para pedagang menggunakan kaleng susu kental manis atau piring plastic kecil untuk menakar cabe, tomat, bawang merah putih, kacang, dll. Mereka bilang satu kaleng itu dengan nama satu cupa. Ada kaleng besar, ada kaleng kecil. “Satu cupa berapa, Ci?” atau “Berapa ini satu cupa, Mama?”

https://www.siswiyantisugi.com

3. Mengenal budaya masyarakat setempat


Meskipun saya bertetangga dengan orang-orang Ternate, kami biasa menggunakan bahasa Indonesia saat mengobrol. Kadangkala ada sih terselip kata – kata bahasa setempat, tapi jarang sekali. Kosa kata saya bertambah saat saya berinteraksi dengan para pedagang.

Dari interaksi itu pula, saya baru tahu panggilan untuk tukang ojek, sopir angkot, atau abang sayur adalah “Om”. Perempuan yang sudah berumur biasa dipanggil mama. Jika ia belum tua, tapi sudah dewasa, panggilannya “Cici”. Sementara, remaja perempuan dipanggil “cewe”. Nah, kalau berjilbab, para pedagang akan memanggil,”ustadzah.” Bener-bener panggilan berdasarkan penampilan. Hehehe…

Hal lain yang menarik, jalan ke pasar sambil maskeran termasuk pemandangan yang lazim. Etapi, maskerannya ngga kayak topeng seperti yang kita gunakan di rumah. Ini lebih ke bedak dingin yang dioleskan ke wajah. Tetep aja wajah penuh coreng-moreng warna kuning. Katanya sih, masker yang terbuat dari rempah-rempah itu befungsi juga sebagai sunscreen. Mm...baiklah..

Di pasar juga, saya belajar etika tawar-menawar. Kalau di Bandung atau Yogya, kita bisa sadis menawar, tapi jangan coba-coba di sini. Pedagang bisa mengomel panjang lebar. Mending kalau ngomelnya serupa gerutuan. Ini teriak-teriak segala. Tengsin banget kaan?!

Saya pernah menawar tiga buah paria dari Rp 10ribu menjadi Rp 5ribu. Habis deh saya diteriaki pedagang. Saya langsung ngacir, pura-pura ngga denger. Hahaha… Saya pun curhat pada ibu sebelah rumah.

“Lain kali pakai akhiran “kah” kalau menawar, Mama Lintang. Supaya pedagangnya ngga marah,” sarannya.

Baiklah, saya patuhi sarannya. Ternyata efektif sekali sarannya. Di titik ini, saat itu saya belajar bahwa kehalusan budi bahasa bisa meluluhkan hati.hehehe.. Jurus itu saya terapkan selama empat tahun tinggal di kota ini. Pun ketika saya belanja di pasar di Manado, tempat mertua tinggal. Saya pakai resep “kah” saat menawar. Resep itu efektif . hahaha..

4. hasil laut yang selalu segar

Saya bisa membeli ikan, cumi, udang, dan hasil laut lainnya dalam kondisi segar baru turun dari kapal. 

Ikan laut dangkal, sotong, cumi, teri basah, dan udang dijual per loyang, sebutan untuk baskom kecil atau piring seng/plastik yang lebar. Sementara, ikan laut dalam, seperti kakap dan bubara dijual kiloan. 

https://www.siswiyantisugi.com
dok.kieraha.com

Biasanya saya membeli ikan komo, sejenis kembung kecil - kecil. Saya antusias banget kalau musim sotong ( cumi kecil-kecil). Dulu itu satu loyang harganya 5 - 10 ribu. Saya masak cumi saus hitam..sedapnyaa...

Oh ya, favorit saya yang lain adalah cakalang fufu alias tongkol asap. Dulu harganya sekira 8 - 15 ribu tergantung ukurannya. Cakalang asap bisa menjadi menu paling praktis selain gohu ikan. 
***
Mengenang pasar tradisional Kota Ternate membuat saya rindu ingin mengunjungi kota itu. Kabarnya sekarang pasar-pasar tradisional di sana sudah dibenahi menjadi lebih rapi dan bersih. Dulu memang belum rapi dan tidak terlalu bersih. Namun, kondisinya tetap lebih baik ketimbang Pasar Andir dan Ciroyom di Kota Bandung yang saya tinggali.






Ini yang Biasanya Dilakukan Penulis di Toko Buku

dok.grand-indonesia.com

Sebagai pekerja lepas di dunia penulisan, toko buku menjadi lokasi penting yang saya kunjungi secara teratur. Biasanya minimal dua kali dalam sebulan saya singgah ke toko buku. 
Apa saja yang saya cari di toko buku? Banyak. Kadangkala tujuan saya tidak melulu membeli buku. Saat singgah di toko buku, saya bisa cuci mata melihat-lihat berbagai sampul buku baru yang menarik hati. Adakalanya saya melihat-lihat berbagai pernak-pernik cantik yang berderet atau digantung di rak-rak pajangan. Kalau disimpulkan, ada enam alasan saya mengunjungi toko buku.

Enam Alasan Saya Pergi ke Toko Buku


1. membeli buku atau alat tulis

Ini alasan yang membuat saya dan anak - anak sangat bersemangat melangkahkan kaki ke toko buku. Kami sudah membayangkan judul-judul buku dan stationery yang akan kami beli. Alangkah senangnya membaca buku-buku favorit dan belajar menggunakan alat tulis lucu - lucu.

2. survey judul-judu buku terbaru

Sebagai content writer, blogger, dan penulis buku soal, serta penulis buku anak wannabe, saya harus memperbarui informasi judul-judul buku terbaru yang terbit setiap bulan. Untuk apa? Informasi terbaru ini bisa menjadi gambaran tren di dunia perbukuan kita. 

Judul-judul buku terbaru alias new arrival ini acapkali menyuntikkan inspirasi bagi saya. Inspirasi itu bisa berupa ide tema baru yang akan saya tulis atau ide tambahan untuk naskah buku yang sedang saya kerjakan. Bahkan bisa menjadi ide untuk sudut pandang berbeda saat membahas suatu masalah di blog.

3. mengecek judul-judul buku best seller

Judul-judul buku best seller memberi gambaran pada saya tentang minat masyarakat terhadap tema tertentu. Informasi tentang sesuatu yang sedang tren diminati masyarakat, memudahkan saya untuk menentukan tema atau jenis buku apa yang akan saya tulis.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, buku - buku yang senantiasa laris di pasaran adalah Al Quran, buku resep, buku untuk anak-anak, tema parenting, motivasi, dan buku kumpulan soal. Aha! saya makin sumringah nih karena saya penulis buku kumpulan soal. Semoga keberuntungan pun datang untuk buku - buku saya.

4. mengecek stok buku saya

Selain mengecek buku best seller, alasan saya mengunjungi toko buku untuk mengetahui jumlah buku karya saya yang masih tersedia di toko tersebut. Biasanya saya langsung mengecek di katalog online yang bisa diakses dengan bebas oleh pengunjung. Pernah juga saya bertanya langsung ke pramuniaga mengenai pendistribusian buku saya di toko tersebut. Kalau buku saya sudah ada, biasanya saya minta info tempat penyimpanan buku dan garis besar jumlah stok buku yang tersedia.

https://www.siswiyantisugi.com
Salah satu karya saya 

5. rekreasi edukatif

Anak-anak saya amat menyukai saat - saat kami menghabiskan waktu di toko buku. Biasanya mereka berkeliling dulu melihat-lihat berbagai buku yang ada di rak best seller dan new arrival. Kalau ada yang cocok, baik selera maupun dana, salah satu buku itu akan berpindah ke kantong belanja kami.

Kondisinya berbeda jika anak-anak tahu belum ada anggaran untuk belanja buku. Sepanjang waktu di toko buku, mereka membaca-baca buku favoritnya. 

6. menikmati interior ruangan dan pernak-pernik di rak-rak cantik

Toko buku langganan saya menata buku-buku dan pernak-pernik dengan amat cantik. Karena itu, setelah membaca dan mengecek buku-buku di lantai atas, saya mencuci mata dengan melihat-lihat berbagai alat tulis lucu, berikut pernak-pernik lain yang cantik. Rasanya seperti me-recharge energi.

Refreshing tidak selalu harus pergi ke tempat piknik. Jalan-jalan ke toko buku juga bisa jadi alternatif refreshing. Kecintaan pada buku yang ditanamkan sejak dini bisa menumbuhkan tradisi literasi bagi anak-anak dan orang dewasa. 

Karena membaca dan menulis sebenarnya adalah terapi bagi pelakunya. Membaca sebagai kunci membuka jendela dunia. Menuliskannya merupakan langkah mengikat makna yang kita peroleh dari apa pun yang kita baca. Jadi, kapan terakhir kali ke toko buku? :)

Impian dan Harapan Kesibukan Kehidupan


https://www.siswiyantisugi.com


"Hidupkan terus impian dan harapan karena itulah kesibukan kehidupan"

- Kahlil Gibran -


Quotes penyair asal Lebanon ini saya baca semasa duduk di bangku kuliah semester pertama. Quotes yang membuat saya berpikir bahwa hidup adalah kumpulan harapan dan impian yang satu per satu menunggu diwujudkan.

Impian dan Harapan 

Semangat mewujudkan impian dan harapan terasa menggebu di usia dewasa muda hingga usia saya memasuki kepala tiga. Entah karena terlalu sibuk dengan pekerjaan yang monoton entah karena lingkungan sekitar yang sudah nyaman dengan kondisi saat itu, saya sempat merasa impian dan harapan sudah selesai. 

Saat itu saya memang merasa semua yang saya impikan sudah saya raih. Bagi saya, parameter kesuksesan bukan materi, melainkan kepuasan hati. Saya mengecek satu per satu impian yang pernah saya catat dalam hati dan pikiran. Satu per satu impian sudah diwujudkan, menjadi jurnalis, dosen, dan penulis buku. Yah, meskipun kalau dalam parameter pencapaian karier, yang saya raih itu belum apa-apa. Minimal saya sudah pernah menjalani ketiganya. Hati saya sudah bahagia. Saya ucapkan selamat pada diri sendiri. Selamat! Abis ini ngapain? ujar saya dalam hati.


Pertanyaan itu cukup mengagetkan. Waktu itu saya memasuki usia kepala tiga. Saya mengingat-ingat kembali adakah impian yang belum diupayakan untuk diwujudkan? Aha! satu lagi. Saya belum mencoba seleksi beasiswa S-2 ke luar negeri. Saya ingin ke Jerman untuk melanjutkan belajar ilmu filsafat sekaligus berziarah ke makam filsuf favorit saya, Immanuel Kant.

Sayangnya, saya gagal pada tahapan kedua. Seharusnya saat itu, saya mencoba lagi di tahun berikutnya, tetapi kesibukan pekerjaan sebagai guru bimbel membuat saya dengan sangat terpaksa melepas keinginan mengikuti seleksi lagi dan mewujudkan impian mendapat beasiswa kuliah ke Jerman. Saya pun menghibur diri dengan fokus pada menulis buku-buku soal, belajar menulis dongeng, menulis blog, dan mengajar.

Impian dan Harapan di Ambang 40 


Pada awal tahun 2019, kegelisahan kembali menyapa saya. Saat itu saya diserang kejenuhan dengan aktivitas yang saya jalani. Saya mulai berpikir untuk melakukan sesuatu; menciptakan sesuatu. Apa itu? Setelah berdiskusi dengan seorang teman, kami memutuskan berkolaborasi membentuk event organizer yang bergerak di dunia penulisan digital.

Untuk itu, kami harus banyak belajar tentang cara menyelenggarakan berbagai kegiatan. Semasa kuliah memang sering menyelenggarakan kegiatan, tetapi kondisinya kan sudah berbeda. Lagipula, sudah belasan tahun berlalu, pasti banyak hal yang harus saya pelajari  dan asah kembali. Salah duanya adalah kemampuan manajerial dan negosiasi. 

Dua hal itu yang sedang saya pelajari saat ini. Selain membaca buku-buku seputar manajemen dan negosiasi, saya pun mulai tergerak untuk mengikuti workshop dengan tema ini.

Melalui berbagai workshop pula, saya bisa merajut jejaring baru dengan banyak pihak. Saya berharap ilmu-ilmu baru ini bisa menjadi bekal bagi saya dan tim untuk mengembangkan event organizer yang sedang kami rintis. 

Yah, meskipun merintisnya di sela-sela kesibukan sebagai ibu, istri, dan pekerjaan yang lain. Saya yakin kekuatan impian dan harapan bisa menjadi energi amat besar yang mampu mengalahkan kelelahan dan kejenuhan. Bahkan ketika dalam perjalannya, banyak hal tak terduga menjadi alangan dan rintangan. Yang penting terus berusaha, tetap bekerja, dan berdoa tanpa henti.