Beberapa hari sebelum pemerintah mengumumkan agar masyarakat tetap di rumah demi menghambat penularan Covid 19, putri sulung saya sudah mengeluhkan sakit telinga. Katanya telinganya sakit sampai ia berdiri pun limbung. Waktu itu, karena masih sibuk, saya belum sempat membawa putri saya ke dokter THT. Kebetulan dokter THT yang akan kami tuju jaraknya jauh dari rumah. Jadi, harus benar – benar mengosongkan waktu agar bisa fokus dan tidak terburu- buru.
Namun, Covid 19 telanjur datang dan saya baru akan ke dokter ketika kampanye stayaiakan di mana- mana. Sebenernya bukan karena ada kampanye tu sih, tetapi lebih pada pertimbangan kondisi di luar rumah saat itu memang sedang sangat tidak kondusif untuk bepergian. Alhasil, saya pun membujuk putri saya gara bersabar menghadapi rasa sakitnya. Saya beri ia paracetamol untuk mengurangi rasa nyeri.
Alhamdulillah sakitnya berangsur hilang dan ia bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Takada keluhan ketidakseimbangan saat bangkit dari tidur. Saya pun memintanya memakai tutup kepala hingga ke bagian telinga agar tidak terkena air saat mandi. Bagaimana bila keramas? Prosesi keramas sengaja berbeda dengan mandi agar air yang disiram tidak kena telinga juga. Gimana lagi, saat pergi ke luar rumah begitu menakutkan, yang bisa dilakukan saat ini mencegah sakit berlanjut dan mencegah muncul sakit yang baru.
Ketika putri sulung saya sudah mulai tak mengeluh sakit telinga lagi, giliran saya yang mengeluhkan kondisi gigi. Sebenernya sih keluhan gigi ngilu ini sudah terasa sebelum pandemi datang. Namun, saya belum terganggu saat itu. Nah, sebulan terakhir ini, saya mulai tidak nyaman dengna gigi yan ngilu. Ini ngilunya ngga cuma saat makan atau minum es. Gigi ngilu ini terasa juga saat saya makan makanan asin atau saat gigi terkena angin. Kebayang nggak? Pas buka mulut, pas ada angin lewat, gigi langsung ngilu..Ada yang pernah ngalamin kondisi ini?
Lagi – lagi saya tidak berani untuk konsultasi ke dokter gigi. Terlebih ketika saya membaca imbauan dari Ikatan Dokter Gigi Indonesia tentang sebaiknya tidak ke dokter gigi kalau kondisi gigi tidak mendesak untuk diatasi, seperti operasi. Terlebih ketika saya membaca berita beberapa dokter gigi berguguran akibat tertukar Covid 19 dari pasien mereka.
Saya bergidik ngeri. Tampaknya memang harus sabar tanpa batas menunggu waktu bebas konsul ke dokter gigi. Saya pun mengatasinya dengan menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif. Kondisi gigi seebetulnya tetep ga jauh beda sih. Apalagi kalau berkumur. Subhanallah..ngilunya terasa di ujung – ujung mulut saya.
Saya kembali terpikir untuk konsultasi ke dokter gigi. Saya pun ingin putri saya konsultasi dengan dokter THT tentang kondisi telinganya. Saya mencoba mencari jalan lain, seperti konsultasi daring. Waktu sedang mencari informasi, mata saya tertumbuk pada logo halodoc. Saya pun mencari informasi lebih lanjut tentang halodoc. Oh, ternyata halodoc ini aplikasi yang bisa membantu kita berkonsultasi kesehatan dan sakit secara daring.
Saya jadi sangat bersemangat. Ini semacam pucuk dicinta ulam pun tiba. Pas lagi perlu, eh muncul dia. Saya pun mempelajari cara kerja halodoc. Berandanya memberikan informasi pengantar yang membantu pengunjung mengetahui secara umum layanan di halodoc.
Saa pun memilih layanan poliklinik gigi untuk berkonsultasi gigi yang gilu. Sementara untuk putri saya, saya pilihkan konsultasi dengan dokter THT. Meskipun telinganya sudah tidak nyeri lagi, ia tetap harus memahami penyebab sakit telinganya beberapa waktu lalu.
Yang saya suka dari layanan halodoc ini adalah ada info tarif konsultasi tiap dokter berikut latar pendidikan serta pengalaman para dokter tersebut. Jadi, ketika sepupu saya yang tinggal di Sidoarjo bercerita sedang mencari dokter spesialis kandungan perempuan di Sidoarjo, tempat tinggalnya, saya langsung menyarankan ia mencarinya di halodoc saja.
Dia pun mengecek aplikasi layanan konsultasi kesehatan di halodoc. Dia menemukan layanan rumah sakit Mitra Keluarga Waru. Kebetulan jarak dari rumah sakit tersebut ke rumahnya cukup dekat, sekira 2 km. Sepupu saya langsung mencari informasi tentang layanan yang dibutuhkannya pada Poliklinik Kandungan dan Kebidanan. Ia kemudian membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis kandungan perempuan yang praktik di sana.
Namun, Covid 19 telanjur datang dan saya baru akan ke dokter ketika kampanye stayaiakan di mana- mana. Sebenernya bukan karena ada kampanye tu sih, tetapi lebih pada pertimbangan kondisi di luar rumah saat itu memang sedang sangat tidak kondusif untuk bepergian. Alhasil, saya pun membujuk putri saya gara bersabar menghadapi rasa sakitnya. Saya beri ia paracetamol untuk mengurangi rasa nyeri.
Alhamdulillah sakitnya berangsur hilang dan ia bisa beraktivitas seperti biasa lagi. Takada keluhan ketidakseimbangan saat bangkit dari tidur. Saya pun memintanya memakai tutup kepala hingga ke bagian telinga agar tidak terkena air saat mandi. Bagaimana bila keramas? Prosesi keramas sengaja berbeda dengan mandi agar air yang disiram tidak kena telinga juga. Gimana lagi, saat pergi ke luar rumah begitu menakutkan, yang bisa dilakukan saat ini mencegah sakit berlanjut dan mencegah muncul sakit yang baru.
Ketika putri sulung saya sudah mulai tak mengeluh sakit telinga lagi, giliran saya yang mengeluhkan kondisi gigi. Sebenernya sih keluhan gigi ngilu ini sudah terasa sebelum pandemi datang. Namun, saya belum terganggu saat itu. Nah, sebulan terakhir ini, saya mulai tidak nyaman dengna gigi yan ngilu. Ini ngilunya ngga cuma saat makan atau minum es. Gigi ngilu ini terasa juga saat saya makan makanan asin atau saat gigi terkena angin. Kebayang nggak? Pas buka mulut, pas ada angin lewat, gigi langsung ngilu..Ada yang pernah ngalamin kondisi ini?
Lagi – lagi saya tidak berani untuk konsultasi ke dokter gigi. Terlebih ketika saya membaca imbauan dari Ikatan Dokter Gigi Indonesia tentang sebaiknya tidak ke dokter gigi kalau kondisi gigi tidak mendesak untuk diatasi, seperti operasi. Terlebih ketika saya membaca berita beberapa dokter gigi berguguran akibat tertukar Covid 19 dari pasien mereka.
Saya bergidik ngeri. Tampaknya memang harus sabar tanpa batas menunggu waktu bebas konsul ke dokter gigi. Saya pun mengatasinya dengan menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif. Kondisi gigi seebetulnya tetep ga jauh beda sih. Apalagi kalau berkumur. Subhanallah..ngilunya terasa di ujung – ujung mulut saya.
Saya kembali terpikir untuk konsultasi ke dokter gigi. Saya pun ingin putri saya konsultasi dengan dokter THT tentang kondisi telinganya. Saya mencoba mencari jalan lain, seperti konsultasi daring. Waktu sedang mencari informasi, mata saya tertumbuk pada logo halodoc. Saya pun mencari informasi lebih lanjut tentang halodoc. Oh, ternyata halodoc ini aplikasi yang bisa membantu kita berkonsultasi kesehatan dan sakit secara daring.
Saya jadi sangat bersemangat. Ini semacam pucuk dicinta ulam pun tiba. Pas lagi perlu, eh muncul dia. Saya pun mempelajari cara kerja halodoc. Berandanya memberikan informasi pengantar yang membantu pengunjung mengetahui secara umum layanan di halodoc.
Saa pun memilih layanan poliklinik gigi untuk berkonsultasi gigi yang gilu. Sementara untuk putri saya, saya pilihkan konsultasi dengan dokter THT. Meskipun telinganya sudah tidak nyeri lagi, ia tetap harus memahami penyebab sakit telinganya beberapa waktu lalu.
Yang saya suka dari layanan halodoc ini adalah ada info tarif konsultasi tiap dokter berikut latar pendidikan serta pengalaman para dokter tersebut. Jadi, ketika sepupu saya yang tinggal di Sidoarjo bercerita sedang mencari dokter spesialis kandungan perempuan di Sidoarjo, tempat tinggalnya, saya langsung menyarankan ia mencarinya di halodoc saja.
Dia pun mengecek aplikasi layanan konsultasi kesehatan di halodoc. Dia menemukan layanan rumah sakit Mitra Keluarga Waru. Kebetulan jarak dari rumah sakit tersebut ke rumahnya cukup dekat, sekira 2 km. Sepupu saya langsung mencari informasi tentang layanan yang dibutuhkannya pada Poliklinik Kandungan dan Kebidanan. Ia kemudian membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis kandungan perempuan yang praktik di sana.
![]() |
| Rumah Sakit MItra Keluarga Waru (dok.mitrakeluarga.com) |
"Wah, makasih banget lho sarannya, Mbak. Pakai aplikasi halodoc, aku bisa konsultasi dengan dokter kandungan perempuan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru. Pilihan dokter kandungan perempuannya pun tidak hanya satu. Fasilitasnya juga lengkap "cerita sepupu saya riang.
Ya iyalah. Sebagai aplikasi konsultasi kesehatan, halodoc menyediakan
fasilitas komplet bagi penggunanya untuk mengakses berbagai informasi
seputar kesehatan dan pelayanan medis. Mulai dari cari rumah sakit, cari
dokter, beli obat, sampai layanan konsultasi daring ada di halodoc.
Sekarang kita malah bisa melakukan tes rapid melalui halodoc. Etapi
tesnya tetep di rumah kita bukan daring lho ya. Prosedur pendaftaran
tesnya saja yang daring. Sesuai dengan tagline-nya, "sehat lebih mudah",
halodoc membuktikan itu melalui pelayanannya yang komplet dan optimal.
Fasilitas Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru
Rumah sakit Mitra Keluarga berkomitmen untuk melayani kesehatan masyarakat sebagai
keluarga dengan layanan dan pengobatan yang memungkinkan masyarakat untuk hidup seutuhnya, penuh dengan cinta dan kebahagiaan.
Untuk mewujudkan visi tersebut, rumah sakit Mitra Keluarga Waru menyediakan fasilitas lengkap dengan layanan unggulan.
1. Pelayanan umum
- instalasi gawat darurat 24 jam (IGD)
- pelayanan ambulan
- pelayanan spesialistik dan pelayanan gigi
2. Pelayanan khusus
- intensive care unit (ICU)
- intermediate care
- neonatal intensive care unit (NICU)
- kamar bedah
- kamar bersalin
- hemodialisa
- rehabilitasi medik
3. Pemeriksaan kesehatan
- individu
- perusahaan
4. Poliklinik
- poliklinik umum
- poliklinik spesialis
- poliklinik subspesialis melayani berbagai operasi bedah
5. Penunjang Medis
- laboratorium klinik
- diagnostik
- fasilitas MCU
- rehabilitasi medik
6. ruang perawatan
- anak
- khusus
- umum - anak
- kebidanan
- umum





