Ini 5 Cara Mengurangi Sampah Plastik untuk Pemula

Melepaskan diri dari plastik tidak mudah bagi saya. Namun saya tetap berupaya melakukan banyak cara mengurangi sampah plastik. 

Langsung berhasil? tentu tidak. Hohoho...Saya harus membiasakan diri tidak sedikit-sedikit pakai plastik. 

Prosesnya pun bertahap. Adakah yang punya pengalaman sama dengan saya? :D

Baca juga potensi lapangan kerja dari pengelolaan sampah

Mengapa Harus Mengurangi Sampah Plastik?

Kita pasti sudah tahu alasan mengurangi sampah plastik. Limbah ini amat sulit terurai. Akibatnya membebani bumi hingga sulit bernapas karena penuh sampah plastik.

Kelola limbah plastik dari rumah
dok. pixabay.com

Jutaan sampah plastik terapung di permukaan laut menjadi makanan hewan laut. Aroma dan wujud sampah plastik yang terapung berbulan hingga bertahun itu  mengesankan rupa makanan bagi hewan laut. 

Perut mereka akhirnya penuh sampah plastik. Bahkan hiu pun mati karena tersedak sampah plastik. Betapa malangnya..

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan peneliti Australia, hampir semua burung  laut isi perutnya adalah sampah plastik. Duh, ngerii...

5 Cara Mengurangi Sampah Plastik untuk Pemula

1. Biasakan membawa kantong belanja di tas. 

Imbauan tidak bawa kantong/tas sendiri saat berbelanja sudah didengungkan beberapa tahun terakhir. 

Sayangnya, meski ada aturan kantong plastik berbayar, masyarakat tetep aja lupa bawa kantong belanjaan sendiri. 

Akhirnya lagi-lagi belanjaan diwadahi kantong plastik dari minimarket atau supermarket. 

Mungkin karena hanya bayar 200 perak, nominalnya jadi ngga berasa? Apa kalau 5000 perak, orang-orang terpaksa bawa kantong sendiri?

Entahlah, saya kira kalo kesadarannya ngga ada, mau harus bayar berapa pun untuk kantong plastik, bukan masalah. 

Ya gimana lagi, kalau ngga biasa bawa kantong, pasti lupa terus. Coba kalau dibiasakan menjadi barang bawaan wajib, pasti selalu ada di dalam tas. Belanjaan langsung dimasukkan ke kantong belanjaan. 

2. Kuatkan hati ganti sedotan plastikmu dengan sedotan kayu atau stainless.

Sebenernya ini pengalaman saya sendiri. Waktu jajan di salah satu resto waralaba fast food, saya sempet kesulitan harus minum segelas lemon tea dingin banget tanpa sedotan. 

Saya lupa kalau sudah lama resto ini menerapkan kebijakan no strawl alias ngga ngasih sedotan lagi untuk customernya. 

Akhirnya saya kuatkan hati dan gigi yang kadang ngilu kalo minum minuman dingin banget. 

Pasca peristiwa itu, saya selalu siap sedia sedotan stainless di tas. Yah, kalo-kalo saya jajan minuman dingin banget. 

Berhenti menggunakan sedotan plastik berarti kita sudah mengurangi sampah plastik. Please jangan berpikir sedotan plastik itu cuma seuprit. 

Bayangkan, 10 orang berpikir seperti kamu, 100 orang, 1000 orang. Apa jadinya bumi? sedotan plastik merajalela? Bumi menjadi  berat dan tentu tidak nyaman ditinggali.

3. Gunakan kembali kantong plastik yang ada di rumah.

Nah, ini salah satu upaya reuse sederhana yang saya terapkan di rumah. Meski bawa kantong belanjaan sendiri, tetep aja kantong plastik bekas msh banyak di rumah. 

Kantong-kantong plastik ini biasanya saya gunakan lagi untuk bungkus paket, tempat mengelola sampah organik, atau untuk menyimpan barang-barang. 

Dengan catatan, kantong-kantong plastik itu sudah bersih, bebas kuman.

4. Biasakan membawa botol minum dari rumah.

Ini penting banget. Selain bisa seger  mengatasi haus, kita sudah membantu meminimalkan sampah botol-botol mineral di sekitar kita. 

5. Belajar mengolah sampah plastik di rumah menjadi barang baru atau bahan baku pembuatan barang baru lain.

Kemasan minyak goreng bisa kita gunakan lagi menjadi pot tanaman. Bungkus-bungkus jajanan bisa kita gunting-gunting kecil masukkan ke botol mineral ±500 ml. Taraa...jadilah botol eco-brick. 

Itu sedikit contoh yang biasa saya lakukan dalam keseharian. Belum banyak dan masih amat simple. Namanya juga pemula, prosesnya dimulai dari yang simple dulu baru nanti masuk ke tahap lanjutan. 

Yang penting konsisten. Bisa ala biasa, begitu prinsipnya. Salam sehat; salam hijau lingkungan kita :) 

No comments