Review Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Jatuh Cinta Bisa Semelelahkan Itu

Puthut EA  Mojok 2019

Banyak ungkapan tentang cinta. Karena pengalaman cinta sangat personal, kesimpulan tentang cinta sejati tidak pernah sama. Berbagai kesimpulan bertebaran di pikiran setiap orang. Cinta adalah kenangan, begitu bunyi salah satu lirik lagu. Cinta tak harus memiliki, itu ungkapan ketidakberdayaan ketika semesta tak berpihak pada si pecinta.

Bagaimana dengan cinta tak pernah tepat waktu?Berapa banyak yang mengamininya? Mungkin barisan patah hati ada di kelompok ini. Berseberangan dengan mereka yang meyakini cinta datang pada waktunya. Sebenarnya sekilas mungkin berbeda, padahal maknanya menjawab kegusaran dari barisan patah hati.

Novel karya Puthut EA yang sudah masuk cetakan kelima ini membahas tentang cinta yang tak pernah tepat waktu. Adakah yang langsung nyesek begitu baca judulnya? Aku banget, teriak batinnya. Buat kamu yang merasa senasib, teruslah berjalan dengan keyakinan setelah badai pasti ada terang.

 Sinopsis Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Adalah tokoh aku yang tidak disebutkan namanya sejak halaman pertama. Aku digambarkan sebagai laki-laki yang secara fisik sangat mudah menarik perhatian perempuan. Cerita dibuka oleh prolog Aku. Ia merindukan hangatnya sebuah hubungan. Sayangnya ia takut jatuh cinta lagi. Ia tak mau menambah barisan hati yang tersakiti.

Premis novel ini adalah trauma parah akibat kandasnya kisah cinta. Pada seratus halaman pertama, kita akan terus menerka latar belakang trauma. Perempuan-perempuan datang silih berganti. Tak satu pun yang berhasil menetap lama di hati sang tokoh Aku.

Setiap ia merasa jatuh cinta, saat itu pula batinnya berkecamuk mengingat luka lama yang masih sulit sembuh. Ada masa dia menikmati nuansa kasmaran berminggu-minggu lamanya. Ketika gayung bersambut, ia malah kelimpungan. Lanjut atau cukup?

Sebelum selalu merasa ragu untuk mencintai orang baru, sang tokoh Aku pernah menjalin relasi serius dengan seorang perempuan. Lia namanya. Namun, ada satu titik yang membuat ia menyerah melanjutkan relasi mereka. Ia merasa harus menyembuhkan dirinya dari trauma parah akibat perempuan masa lalu.

Setelah bertahun bergantung pada obat antidepresi, sejak mengenal yoga dan meditasi, ia putuskan berhenti mengonsumsi obat-obat itu. Setiap negativitas menyerang, ia mengatur pernapasan, memfokuskan pikiran, dan melakukan yoga. 

Terapi itu berhasil meringankan sakitnya. Pelahan ia mulai bisa mengendalikan diri. Ia pun bisa lebih santai ketika ada trigger yang melemparnya ke ingatan sumber luka. Ketekunannya beryoga dan meditasi berhasil menyembuhkan luka. Ia bahkan sudah lebih tangguh ketika perempuan sumber luka itu menyapanya lagi lewat telepon.

Singkat cerita, tokoh Aku kembali jatuh cinta. Sayangnya ia kehilangan keberanian untuk berkenalan. Dengan mengandalkan teman-temannya, ia tahu nama perempuan itu. Ternyata pemilik kafe sekaligus mahasiswi Kedokteran Gigi. Semangat meraih cinta kembali menggebu. Namun, sekejap surut ketika tahu perempuan itu sudah menikah. Ia pasrah lalu melanjutkan hidup.

Suatu kesempatan tak terduga mempertemukannya dengan si perempuan dalam perjalanan kereta. Mulanya canggung kemudian mengalir. Ternyata, perempuan ini menyimpan hati untuknya. Namun, tokoh Aku kalah cepat. Bunga pujaannya keburu dipetik kumbang lain. Padahal seandainya ia berani berkenalan, niscaya mereka sudah menjadi pasangan. Sayang sekali, cinta rasanya tak pernah tepat waktu untuknya..

Pengakuan menyakitkan itu membuat Aku tak kuasa melanjutkan perjalanan kereta bersama perempuan yang masih mengisi hati meski tak bisa ia miliki. Ia tak kuasa menahan patah hatinya. Masih dinihari, tujuannya masih jauh. Ia turun dari kereta, menyesali kepengecutannya. Cerita berakhir. Menggantung, tapi nyesek.

Simpulan Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu


Puthut EA penulis Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

Novel karya Puthut Ea ini pertama kali dicetak Mei 2005 oleh Penerbit EA Books. Pada cetakan kelima tahun 2019, novel ini dicetak Penerbit Mojok. Puthut EA sang pendiri Mojok secara implisit membagikan filosofi tentang percintaan. Jatuh bangun tokoh Aku mencari cinta sejak bab pertama hingga halaman terakhir menciptakan rasa kasihan, gemas, terpuruk, juga satire yang terselip dalam obrolan-obrolan.

Kelihaian Puthut merangkai alur maju mundur membuat pembaca semakin penasaran. Ada apa dengan tokoh Aku? Kisah cinta seperti apa yang membuatnya menjadi seterpuruk itu? Dengan setting pekerjaan penulis berikut gaya hidupnya membuat penulis membangun kesan tentang Aku yang introvert, penuh luka, tapi cukup mapan secara finansial.

Novel ini bisa menjadi bacaan untuk referensi mengelola patah hati yang terus berkelanjutan. Kisah tokoh Aku yang menurut penulisnya adalah kisah nyata bisa menjadi refleksi juga tips cara mengatasi patah hati. Bahkan Hanung Bramantyo pun terkesan pada ceritanya. Novel ini menjadi skenario film. Syutingnya sudah selesai. Tinggal tunggu premiere lalu kita bisa menontonnya di jaringan bioskop di Tanah Air. 

Mau tahu siapa pemeran tokoh Aku? Si ganteng Refalhady, gaes. Pemeran Mas Bian yang berhasil mencuri hati jutaan perempuan di Indonesia bahkan hingga negeri jiran, Malaysia. Bersama Carissa Peruset, Dewi Irawan, Slamet Rahardjo, dan aktris Malaysia, kita tunggu bagaimana Hanung menerjemahkan novel ini dalam film. Kabarnya sih alurnya dibuat berbeda. Jadi ngga sabar ..

No comments