Semua orang pada umumnya sudah tahu betapa berbahayanya kanker. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel secara tidak terkendali yang memiliki kemampuan untuk menyusup sel - sel sehat di dalam tubuh. Ia telah menjadi penyebab nomor satu kematian di negara - negara maju. Kanker telah menggeser penyakit jantung yang dulunya menjadi penyebab kematian nomor 1 di dunia. Ya ampun, peringkat yang kayak gini sih bikin khawatir.
Informasi ini berdasarkan hasil dua survei global terhadap tren kesehatan yang dilaksanakan selama satu dekade. Bayangkan! Dalam kurun waktu sepuluh tahun, penyakit ini berkembang sangat ganas. Jurnal medis The Lancet (2019) memublikasikan hasil penelitian di negara - negara maju kini membunuh lebih banyak orang ketimbang penyakit jantung.
Bagaimana dengan Indonesia? Kementerian Kesehatan mencatat kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak setelah jantung dan stroke. Prevalensi penderita kanker di Indonesia adalah 1,4% dengan jumlah total 347.792 penderita. Apa itu prevalensi? Prevalensi adalah jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah.
Sebagai warga Jawa Barat, saya pun penasaran gimana kondisi pengidap kanker di provinsi padat penduduk ini? Ternyata, dari catatan Kementerian Kesehatan, masyarakat Jawa Barat yang menderita penyakit kanker bertambah dua kali lipat selama sepuluh tahun terakhir.
Data dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada 2017 menyebut sebanyak 21 dari 100.000 orang di Jawa Barat diprediksi menderita penyakit kanker. Itu data dua tahun lalu. Saya belum punya data tahun 2019 karena 2020 baru berjalan 35 hari.
Kanker Kolorektal
Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) 2018, kaker payudara menjadi kanker yang paling banyak diderita masyarakat Indonesia (16,7%), diikuti kanker serviks (9,3%), kanker paru (8,6%), kolorektal (8,6%), dan hati (5,3%).
Di antara sejumlah kasus kanker itu, kanker kolorektal paling tidak populer di masyarakat. Saya pun baru mendengar namanya saat hadir pada diskusi media Tangani Kanker Kolorektal sejak Dini dengan Dr. Zee Ying Kiat. Ia adalah ahli onkologi medis di Parkway Cancer Centre, SIngapura. Dalam diskusi ini, Dr. Zee menjelaskan apa itu kanker kolorektal, gejala, dan pengobatannya.
Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Kanker ini juga dikenal dengan sebutan kanker kolon atau kanker rektum. Sebutan itu bergantung pada lokasi tumbuhnya kanker.
Gejala kanker kolorektal baru dirasakan pasien ketika kanker sudah berkembang jauh. Pada survei Globocan 2018, di Indonesia, kanker kolorektal adalah kanker nomor dua yang paling banyak diidap oleh pria setelah kanker paru.
Sebagian besar kanker kolorektal bermula dari polip usus atau jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum. Namun, tidak semua polip akan berkembang menjadi kanker kolorektal. Kemungkinan polip berubah menjadi kanker tergantung kepada jenis polip itu sendiri.
Gejala Kanker Kolorektal
Seperti kanker pada umumnya, kanker kolorektal sulit dideteksi pada tahap dini karena gejalanya takbanyak dirasakan. Namun, bukan berarti kita tidak bisa mengenali gejala kanker kolorektal.
Gejala umum yang dirasakan adalah munculnya darah dalam tinja, kebiasaan buang air besar yang berubah - ubah, rasa sakit terus - menerus di perut, kembung atau kram, dan penurunan berat badan secara drastis.
Pada umumnya, kasus kanker kolorektal dijumpai pada pria berusia 50 tahun ke atas. Biasanya kanker kolorektal dimulai sebagai jaringan dengan pertumbuhan jinak yang disebut polip. Polip ini tumbuh pada lapisan dalam usus besar atau rektum. Meskipun polip tidak bersifat kanker, mereka dapat berkembang menjadi kanker dalam jangka waktu yang lama.
Faktanya, sebagian besar kanker kolorektal berkembang dari polip.
Keberadaan polip cukup umum. Setidaknya 1 dari 4 orang di usia 50 tahun memiliki polip. Namun, hanya sebagian kecil polip yang berkembang menjadi kanker. Polip dengan lebar 1 cm mempunyai peluang 1:6 untuk tumbuh menjadi kanker. Waktu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan itu adalah sepuluh tahun.
Pengobatan Kanker Kolorektal
Dr. Zee Yin Kiat, Senior Consultant Medical Ontology Parkway Cancer Centre, mengatakan bahwa keberhasilan pendeteksian dini kanker kolorektal dapat menyelamatkan hidup pasien.
Kanker kolorektal yang terjadi di usus besar atau dubur, menurut Dr. Zee, tidak terjadi dalam waktu semalam. Diperlukan waktu bertahun - tahun untuk berkembang dan karenanya dapat dideteksi dan diobati sejak dini.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar bisa mendeteksi adanya sel kanker dalam tubuh kita? Lakukan screening. Screening awal dilakukan dengan cara mengirim tinja ke laboratorium untuk dicek. Jika terdeteksi ada polip, akan dilakukan kolonoskopi. Tindakan ini melibatkan penggunaan tabung tipis dan fleksibel yang dikenal dengan nama kolonoskop.
Alat ini dimasukkan melalui dubur sehingga memungkinkan dokter memeriksa lapisan dalam usus besar. Kolonoskopi membutuhkan waktu sekitar lima belas menit. Jika ada polip jinak, polip itu dapat dihilangkan selama proses. Apabila ternyata polip ganas yang bersarang dalam usus besar atau dubur, pasien harus menjalani pengobatan.
Bagaimana dengan peluang kesembuhannya? Menurut Dokter Zee, peluang kesembuhan berdasarkan stadium kanker pasien berbeda - beda.
stadium 1 : peluang sembuh 80%
stadium 2 : peluang sembuh 60 % - 80%
stadium 3 : peluang sembuh 30% - ^0%
stadium 4 : dari 100 orang, ada 10 orang yang bisa bertahan hidup selama 5 tahun.
CanHOPE Siap Membantu
Sebagai badan non-profit yang bergerak di bidang layanan konseling dan dukungan terhadap pendukung kanker yang diprakarsai oleh Parkway Cancer Centre, canHOPE hadir di Kota Bandung untuk mendampingi pasien kanker.
![]() |
Risma Yanti, Manajer CanHOPE Bandung |
"Kami memberikan konsultasi gratis untuk pasien kanker dan membantu menyediakan informasi seputar pengobatan kanker di Singapura," jelas Risma Yanti, Manager canHOPE Bandung.
CanHOPE bekerja sama dengan tim medis dan para ahli kesehatan profesional yang menawarkan sumber daya serta informasi yang luas mengenai kanker untuk membantu pasien dan keluarga mereka. Tujuannya tentu saja agar mereka dapa tmengambil keputusan yang tepat selama proses menuju kesembuhan.
Kantor CanHOPE Bandung berlokasi di jalan Dr. Cipto No. 28, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40171. Kantornya buka Senin - Jumat pukul 08.30 WIB - 17.00 WIB.
Gaya Hidup Sehat adalah Kunci
Membaca kisah para penyintas kanker selalu membuat hati trenyuh sekaligus khawatir. Apa yang bisa saya lakukan agar terhindar dari silet killer ini? Ternyata resepnya tidak rumit : gaya hidup sehat dan seimbang.
![]() |
lintasbekasi.com |
Apa saja yang termasuk dalam gaya hidup sehat dan seimbang? Tentu saja makan sayur dan buah, cukup konsumsi serat, olahraga teratur, tidur cukup, dan hindari stress berlebihan. Sederhana bukan? Yang ruwet sebenarnya kemalasan kita untuk disiplin. Eh, kok kita? Saya maksudnya. Semoga kalian tidak yaa :)