Sore tadi saya membaca Instagram Story Happy Salma. Ia adalah aktris sekaligus produser seni pertunjukkan. Di IG Story-nya dia memosting tulisan "perempuan-perempuan yang merayakan kehidupan."
Meskipun frasa 'merayakan kehidupan' sering saya baca di tulisan mereka yang menyukai sastra, saya masih agak kesulitan mencerna contoh-contoh konkretnya.
Bisa saja frasa ini bermakna karet alias tergantung pada si penulisnya. Maknanya bisa macam-macam. Demikian juga cara merealisasikannya.
![]() |
pixabay.com |
Namun, sebagai penganut strukturalisme, saya tetap membutuhkan penjabaran standar tentang apa itu 'merayakan kehidupan'? Agar tak berbelit di pikiran, saya mencoba menafsirkannya sendiri lalu menjabarkan contoh konkretnya
Meskipun saya menyukai sastra; menyukai keindahan kata dalam licentia poetica, saya berpihak pada kejelasan makna dalam diksi yang saya pilih. Mentor saya di dunia penulisan pernah berkata,"Tetap gunakan logikamu sekalipun kau menulis puisi."
baca juga Kesibukan Kehidupan
Kembali ke makna 'merayakan kehidupan', saya mencoba menjabarkannya secara lebih spesifik. Merayakan kehidupan bermakna kiasan; konotatif. Bagaimana kita menerjemahkannya secara lugas? Berikut ini penafsiran saya.
Lima Tanda Kita Merayakan Kehidupan
1. mempunyai visi
Menurut KBBI, visi/vi·si/ n 1 kemampuan untuk melihat pada inti persoalan; 2 pandangan atau wawasan ke depan.
Dari penjelasan berdasarkan definisi KBBI tersebut, semoga sudah terbayang sekaligus memahami visi masing-masing dalam menjalani hidup.
Namun, tetap harus diingat agar realistis menyikapi passion. Ketika kita memutuskan untuk melakukan sesuatu sesuai passion, cek lebih dulu kekuatanmu, baik secara finansial maupun dukungan nonmateri lain dari orang-orang terdekatmu.
Menghidupkan harapan dan keinginan merupakan kesibukan kehidupan, kata Kahlil Gibran. Itu benar adanya. Tanpa harapan, kita bisa kehilangan semangat. Perjalanan menjadi tak bergairah. Letih lesu, lemas, kurang darah.
Pepatah bilang,” Kegagalan adalah guru yang tertunda". Jadi, ketika kita mengalami kegagalan, sepahit apa pun, kita tetap harus bangkit dan fokus pada pekerjaan agar tidak mendzalimi siapa pun.
Pada prinsipnya saat gagal jangan pernah menyalahkan diri sendiri juga orang lain. Fokuslah pada proses. Ketika kita belajar tentang proses, konsep ini memberikan manfaat positif pada usaha yang sudah kita lakukan.
Untuk itu, penting banget kita selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan apa pun. Tujuannya tentu saja bukan hanya pada harapan hasil maksimal, melainkan juga kepuasan batin meski pencapaiannya meleset atau tidak sesuai target.
5. menoleransi keragaman
Toleransi membuat kita lebih mudah memahami dan mengerti. Dengan toleransi, kita terhindar dari tindakan men-judge mereka yang berbeda pandangan dengan kita.
Toleransi juga membuat kita bisa menghargai perbedaan tanpa mengkritik atau merasa rendah diri. Bukankah hidup lebih damai dengan toleransi?
----
Jadi, sudah punya kelimanya dalam batinmu? Jika sudah, selamat merayakan kehidupan, mensyukuri setiap kesempatan dan pilihan yang kita lakukan.
Jika baru mulai mengenalinya, selamat menelusuri ruang-ruang spiritual dalam dirimu. Sukses yaa ...