![]() |
dok : realhomes.com |
Work From Home atau Bekerja dari Rumah
sedang gencar digaungkan pemerintah sejak semakin tersebarnya covid 19 ke
banyak wilayah di Tanah Air. Tak hanya di dalam negeri, instruksi bekerja dari
rumah pun diterapkan di banyak negara yang mengalami pandemi covid 19.
Bagi saya yang sejak 2017
akhir memutuskan menjadi freelancer, bekerja dari rumah bukanlah hal baru.
Jadi, sebelum 16 Maret 2020, saya sudah bekerja dari rumah. Namun, tetap saja, kadangkala saya harus bergulat dengan kemalasan. Apakah kamu mengalaminya juga
selama bekerja dari rumah lima hari ini?
Bekerja dari rumah sejatinya menempa
kita untuk lebih disiplin ketimbang saat bekerja di kantor. Mengapa? Karena
saat bekerja di rumah, bosnya adalah diri sendiri. Sebagai bos, kita
berkuasa dong. Kekuasaan itu yang sering melenakan. Alih – alih punya jam kerja
fokus dan teratur, yang ada malah berbagai excuse sehingga pekerjaan
terbengkalai. Etapi itu saya sih, pasti beda dengan teman –teman yang bekerja
dari rumah dan tetap disupervisi setiap hari oleh pimpinannya secara daring.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan agar
lancar bekerja dari rumah? Ini tiga tips dari saya. Tiga aja, biar gampang
praktiknya :D
1. Manajemen kemalasan
Biasanya yang dikelola adalah waktu,
tetapi bagi saya yang termasuk anggota geng rebahan, kemalasanlah yang wajib dikelola.
Ketika kemalasan bisa dikelola, saya akan lebih mudah mengatur waktu.
Yang saya lakukan pertama kali adalah mengenali kapan kemalasan mengunjungi saya. Setelah ditelisik, saya mulai malas ketika kelelahan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau terlalu lama santai.
Yang saya lakukan pertama kali adalah mengenali kapan kemalasan mengunjungi saya. Setelah ditelisik, saya mulai malas ketika kelelahan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau terlalu lama santai.
Dari situ, saya mengatur energi fisik
dan mental saya agar tetap fit saat bekerja. Caranya?
a. Membuat daftar pekerjaan rumah
tangga lalu membaginya dalam kelompok yang dikerjakan setiap enam bulan, setiap
bulan, setiap minggu, dan setiap hari. Karena banyak yang diingat, banyak yang lupa, saya mencatat semua jadwal itu di Google Calendar.
Saya belajar metode ini dari Pinterest.
Hasilnya sangat membantu. Ada pekerjaan rumah yang dikerjakannya cukup seminggu
sekali, di antaranya membersihkan dan mengatur ulang isi lemari es. Ada juga pekerjaan rumah yang bisa dikerjakan dua hari sekali, seperti mengepel lantai
dan mencuci pakaian. Kapan saya memasak? Ngga setiap hari juga sih. Kalau agenda hari itu tidak padat, saya memasak. Ya, intinya sih menyusun skala prioritas.
b. Delegasikan pekerjaan pada anggota
keluarga lain sesuai kemampuan mereka.
Seringkali saya stress sendiri melihat
tumpukan pekerjaan rumah. Rasanya kok nggak selesai – selesai. Habis cuci
piring harus sikat lantai lalu lap dinding dapur, dsb. Ternyata aktivitas itu
menyita tenaga saya. Saat pekerjaan susul – menyusul itu selesai, saya lelah
dan kehilangan mood untuk menyelesaikan naskah buku atau menulis blog. Setelah berdiskusi dengan suami, saya mengajak anggota keluarga lain, yaitu si sulung, ibu, adik saya, dan tentu saja suami berbagi tugas pekerjaan rumah tangga. Sejauh ini semua berjalan lancar. Kalaupun ada anggota keluarga
yang sibuk hingga tidak bisa menyelesaikan tugasnya, hal itu bisa
dikomunikasikan untuk menukar tugasnya atau minta tolong dibantu untuk
sementara waktu.
c. Hentikan kebiasaan menunda
Saya pernah merasa sangat gusar ketika banyak tulisan harus selesai dan pekerjaan rumah menumpuk, balita saya tidak kunjung tidur. Pikiran sama sekali tidak bisa konsentrasi dan hati saya pun gundah gulana. Akibatnya, saya menjadi ibu yang jutek saat itu. Setelah ia tidur, saya mengurai akar masalah. Ternyata masalahnya bukan pada balita yang takkunjung tidur, melainkan saya yang banyak menunda.
2. Olahraga sesuai minat
Saya menyukai jogging dan yoga. Kedua
jenis olahraga ini tidak mengharuskan saya melakukan berbagai gerakan sulit,
seperti aerobik atau zumba, selain ingar –binger musiknya. Setahun terakhir
ini, saya lebih banyak beryoga karena bisa melakukannya langsung di rumah.
![]() |
yoga bersama ayoyogabandung |
Seminggu sekali saya yoga bersama teman – teman di komunitas yoga. Gerakan –
gerakan yoga menjadi terapi yang tepat bagi badan saya yang sering pegal –
pegal. Selain itu, olah pernapasan dalam yoga membuat hati dan pikiran tenang
dan damai. Bagi saya, itu modal menjalani hari dan kehidupan.
3. Tetapkan jumlah jam kerja setiap harinya.
Sebagai freelancer, yang penting
pekerjaan selesai tepat waktu. Saya tidak perlu melaporkan pekerjaan yang saya
lakukan setiap hari pada atasan saya karena saya takpunya atasan. Yang saya
punya adalah klien. Saya menetapkan enam jam kerja setiap harinya. Enam jam
kerja baik di depan laptop, maupun menyelesaikan pekerjaan di ponsel.
Saya menggunakan metode Podomoro dari Pinterest. Di metode ini, ada target waktu untuk setiap pekerjaan. Misalnya, saya menargetkan dua jam menulis di blog. Saya pasang alarm yang akan berdering setelah dua jam selesai.
Dua jam selanjutnya saya fokus menulis naskah buku. Dua jam kemudian saya menyelesaikan pekerjaan yang menggunakan ponse. Mekanisme alarm tetap sama.
Saya menggunakan metode Podomoro dari Pinterest. Di metode ini, ada target waktu untuk setiap pekerjaan. Misalnya, saya menargetkan dua jam menulis di blog. Saya pasang alarm yang akan berdering setelah dua jam selesai.
Dua jam selanjutnya saya fokus menulis naskah buku. Dua jam kemudian saya menyelesaikan pekerjaan yang menggunakan ponse. Mekanisme alarm tetap sama.
Tiga tips sederhana ini adalah cara
saya menyelesaikan berbagai pekerjaan dari rumah. Sebagai istri dan ibu, waktu
24 jam seringkali takpernah cukup. Padahal sebenarnya bukan waktunya yang
pendek, tetapi kita yang tidak cerdik memanfaatkan 24 jam ini semaksimal
mungkin. Karena yang penting itu bekerja cerdas bukan sekadar bekerja
keras.