 |
Logo Rahina Indonesia (kanan) |
Sejak pertama kali
berhijab tahun 1999 silam, saya selalu memilih bahan hijab yang mudah dibentuk. Awalnya karena saya masih newbie banget, saya ingin proses belajar memakai hijab lebih mudah didukung jenis bahannya.
Setelah pilih jenis bahan, panjang kain hijab yang saya punya rata-rata 130 cm. Biasanya tanpa corak, dan agak tebal. Kalau ditanya alasannya kenapa, ya supaya benar-benar menutup aurat. Sementara pilihan tanpa corak, karena baju saya rata-rata bercorak. :D
Seiring berjalannya waktu, pilihan hijab saya pun sedikit banyak berubah seiring perjalanan tren hijab sebagai fashion. Prinsipnya tetap sama, panjang agar tetap menutup aurat. Yang berubah sekarang saya pakai hijab bercorak dengan aneka model hijab. Yang tetap sama tentu pilih hijab yang mudah dibentuk dan menutup aurat sesuai tuntunan.
Pilihan saya beriringan dengan hijab yang kini berfungsi juga sebagai bagian dari upaya mempercantik penampilan. Saya amati beragam gaya pakai hijab,
model, jenis kain, dan warnanya membuat banyak muslimah semakin percaya diri
berhijab.
Ini tentu saja pertanda
bagus. Dari sisi dakwah, semakin banyak muslimah sadar menutup auratnya, in sya
Allah semakin banyak kesejukan terasa dalam keseharian.
Dari sisi perkembangan
mode, tentu saja kabar bagus untuk gaya pakaian islami. Menutup aurat bukan
berarti menjadi kuno, tidak menarik. Malah muslimah akan semakin cantik dan
trendy. Gimana menurutmu?
Dari sekian merk hijab yang saya pakai, beberapa bulan terakhir ini saya berkenalan dengan Rahina. Saya penasaran apakah bahan hijabnya mudah dibentuk juga?
Pertama lihat etalasenya di
Instagram dengan nama akun @rahina.indonesia, saya sudah jatuh hati dengan
aneka hijab yang dipajang di sana.
Saya pun mencoba memakai salah satu serinya, Aruna Basic. Saya pilih warna amber. Ketika dipakai, ternyata bahan hijabnya mudah dibentuk. Saya langsung jatuh cinta dong. Aruna Basic by Rahina Indonesia jadi sering dipakai. Warna amber yang saya pilih dipadupadankan dengan dress hitam dan abu-abu yang saya punya.
Cerita
Inspirasi dari Rahina Indonesia
Ternyata, pucuk dicinta ulam pun tiba. Pada Sabtu, 15 Oktober lalu, saya bersama teman-teman blogger yang tergabung dalam komunitas Indonesia Social Bloggerpreneur berkesempatan hadir dalam webinar yang diselenggarakan Rahina.
Founder Rahina Indonesia, Tina Rahina, tentu saja hadir sebagai tuan rumah. Acara semakin menarik karena ada Dini Fitria, jurnalis sekaligus penulis, sebagai narasumber yang akan membahas copywriting untuk bisnis digital.
Oh ya, ternyata Dini Fitria dan Tina Rahina juga berkolaborasi menghasilkan produk bertema untuk season tertentu yang dipasarkan di Rahina Indonesia. Tentu saja tetap dengan hijab yang mudah dibentuk.
Tina Rahina, founder
Rahina Indonesia, berbagi cerita tentang perjuangannya merintis usaha fashion
muslim ini. Alasan utama ia mendirikan Rahina bermula dari kebutuhan kaum
perempuan yang aktif terhadap fashion
premium dengan desain yang unik.
Selain itu, Tina juga
menjelaskan tujuan Rahina Indonesia adalah untuk memberdayakan perempuan yang
ingin memiliki penghasilan lebih. Caranya dengan mengajak kaum perempuan
menjadi reseller Rahina Indonesia.
Dari cerita yang
mengalir, Tina menyampaikan visi misi Rahina Indonesia, yakni ingin menjadi One
Stop Shopping Hijab Premium Terbaik di tahun 2030. Tina sadar meski masih
banyak waktu menuju 2030, perjuangan harus konstan dilakukan sejak hari ini.
Ketika salah seorang
peserta webinar menanyakan tips memulai bisnis hijab yang dikenal mudah dibentuk ini, Tina membagi tips itu dalam
beberapa point, sebagai berikut.
Tips Bisnis dari Tina Rahina, Owner Rahina Indonesia
1. Niatkan berbisnis dengan serius. Kala hati
lelah, pikiran gundah apakah akan terus atau sudah, kuatkan hati bahwa bisnis
yang dijalani bermanfaat untuk banyak orang.
2. Fokus pada jenis bisnis yang dipilih dan
kategori bisnis yang ditekuni.
3. Riset pasar wajib dilakukan sebelum
memutuskan akan membuat produk.
4. Temukan permasalahan customer melalui
interaksi customer di media sosial.
Belajar
Copywriting dari Dini Fitria
Nama Dini Fitria mungkin sudah tidak asing lagi di dunia jurnalistik juga penulisan. Kiprahnya sebagai
jurnalis dimulai dari posisi production
assistant reporter. Kariernya terus meningkat hingga pernah menjadi
produser. Akhir tahun 2015, Dini resign sebagai jurnalis. Kini ia aktif menjadi
entrepreneur di bidang media.
Sebagai penulis, Dini
sudah menulis empat novel. Islah Cinta, Hijrah Cinta, Muhasabah CInta,
dan Kekasih Semusim adalah
judul-judul novel Dini yang sudah
terbit.
Pada webinar Sabtu lalu,
Dini membagi ilmu copy writing dan story telling kepada kami, para blogger.
Dini memberikan materi mengenai basic copy writing dan story telling. Oh ya, saat presentasi, tampaknya Dini mengenakan hijab yang mudah dibentuk juga.
Teknik
copy writing ini sangat relate dengan blogger yang biasanya menulis konten
marketing berupa tulisan. Demikian juga unsur smooth call to action dalam story
telling umumnya lebih mengena di hati pembaca.
Aspek Penting dalam Story
Telling pada Teknik Copy Writing
1. Opening atau headline dengan unsur
utama “why”
Unsur
pertanyaan “mengapa” menjadi latar belakan suatu kisah ditulis. Mengapa memuat
kegelisahan kita tentang suatu hal.
2. Problem, konflik, dan body text dengan
unsur utama “what”
Setelah
mengajukan kegelisahan, kalau dalam tema hijab, bisa saja kegelisahannya adalah sulitnya menemukan hijab yang nyaman.
Kita membahas intinya masalahnya apa sih? Apa problem yang
ingin dicari jalan keluarnya?
3. Closing atau how to atau call to action
Tawarkan
solusi yang ringkas dan mudah dimengerti di bagian penutup.
4. Sajikan tulisan dalam
paragraf deskriptif agar terasa real bagi pembaca. Dalam paragraf ini, kita
menggambarkan bukan menceritakan. Bahasa kerennya show
don’t tell.
Saya mendeskripsikan pengalaman saya menggunakan Aruna Basic dari Rahina Indonesia. Tentu saya tidak cukup menulis
“hijab ini nyaman banget saya pakai seharian."
Saya harus menggambarkan kondisi hijabnya agar pembaca ikut merasakan atau bisa membayangkan hijab Aruna Basic ini nyaman saya pakai. Begini saya mendeskripsikannya.
Saya
baru saja membeli hijab Rahina. Bahannya voal, warna hijau army, tanpa corak.
Ketika saya kenakan, hijab ini mudah dibentuk sesuai wajah saya. Kainnya adem. Rasanya ada angin sepoi-sepoi menemani aktivitas saya
seharian. Padahal saya harus berdesak-desakan di KRL lanjut rapat di ruangan
tanpa AC.
Paragraf di atas bisa
menjadi contoh paragraf deskriptif yang memiliki unsur show don’t tell. Pembaca
biasanya lebih mudah membayangkan dan tergerak juga untuk mencoba jenis hijab
yang kita pakai. Terutama bahan hijab yang mudah dibentuk seperti produk dari Rahina Indonesia. Demikian :)
Pemaparan Dini Fitria dan
Tina Rahina membuat saya semakin termotivasi untuk semakin mantap berjalan di
digital marketing. Passion yang tak pernah habis bersama ilmu yang terus
di-upgrade sepanjang waktu.